Dulu Alva tidak percaya kalimat 'dunia ini sempit, luasnya hanya seperti daun kelor'.
Orang bodoh mana yang mau mempercayai kalimat itu? Jelas-jelas dunia ini luas, ada tanah, langit dan laut yang luasnya minta ampun. Bahkan nih, lautan pun baru sekian persen yang bisa diteliti oleh para peneliti. Bagaimana bisa manusia mengibaratkan dunia yang luas ini hanya seluas daun kelor?
Dan malam ini Alva masuk ke dalam kumpulan orang bodoh yang mempercayai kalimat klise itu.
Mengingat semua pertemuan antara dirinya dan Anya, membuat Alva berpikir bahwa ia dan perempuan ini memang ditakdirkan. Mulai dari pertemuan pertama mereka di danau, lanjut sebagai rekan kerja, hingga pertemuan mereka di Jogja ini. Kebetulan macam apa, jika bukan takdir yang membawa mereka untuk selalu bertemu?
Lalu, ternyata Anya adalah perempuan yang telah menolong adiknya saat berbelanja celana dalam untuknya. Apa semuanya hanya kebetulan yang tak beralasan? Sudah jelas semua ini diatur oleh Tuhan. Itu artinya mereka memang ditakdirkan bersama 'kan? Oke ini hanya pemikiran Alva.
Duduk berdua di tepi jalan Malioboro, Anya dan Alva ditemani cup coffee. Mereka sedang menunggu bunda dan adik Alva yang asik mengambil foto di sepanjang jalanan. Dimanapun tempat yang mereka lewati, kedua wanita berbeda usia itu sibuk mengabadikan gambar. Alva terlalu malas untuk mengikuti keduanya, lebih baik ia duduk manis disini bersama Anya.
Setelah menikmati mie ayam tadi, Nayara mengajak Anya untuk ikut mereka mengelilingi Jogja bersama. Ternyata rencana liburan mereka sama, yaitu libur di hari mepet. Mendengar cerita Anya yang hanya pergi berlibur sendiri, membuat Nayara bersemangat mengajak perempuan itu untuk bergabung bersama. Alva tentu menyetujuinya, lagi pula Anya mudah berbaur dengan bunda dan adiknya, jadi tak ada alasan baginya untuk menolak rencana adiknya.
"Gila, Jogja makin malem makin rame ya?" gumam Anya sambil menatap manusia yang berlalu-lalang di depan mereka.
"Hn." Alva mengangguk membenarkan.
"Gue masih gak percaya bisa ketemu lo di sini, padahal Jogja luas."
"Gue juga. Bisa-bisanya kita ketemu terus. Eh Nyaa..."
"Ya?"
"Lo tau istilah, kalau tiga kali bertemu terus tanpa sengaja itu artinya ..."
"Jodoh?"
Alva mengangguk. "Kita tuh udah ketemu tiga kali tanpa sengaja, sadar gak?"
Anya mengerutkan dahinya, mencoba mengingat semua pertemuan antara dirinya dan Alva.
"Oh iya ya? Pertama pas di danau itu?"
"Iya haha ... bisa-bisanya kita ketemu terus."
Anya tersenyum tipis, lalu kembali menaruh atensinya pada orang-orang yang berlalu-lalang di jalan.
"Gue lebih kaget lagi, ternyata lo itu perempuan yang nolongin Ara di indomaret."
"Gue juga kaget ternyata Nayara itu adek lo."
"Kebetulan macam apa yang terjadi diantara kita?"
"Entahlah."
"Eh tapi, kok lo liburan sendiri? Sahabat-sahabat lo kenapa gak nemenin?"
Anya tersenyum, lalu menunduk sambil memilin tali topi hoodie-nya. "Ini liburan dari mereka, hadiah."
"Hadiah? Lo ulang tahun?"
Anya menggeleng.
"Terus?"
"Hadiah biar gue bisa menikmati hidup lagi. Hhhhhh ..... gue habis putus."
![](https://img.wattpad.com/cover/272616296-288-k33207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Romance[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...