Hari ini Anya akan berangkat ke Jogja. Setelah kemarin dirinya sibuk berkemas, yang ujung-ujungnya Anya hanya akan membawa lima lembar baju karena tempat kerjanya tak memberi izin ataupun cuti.
Terpaksa Anya hanya bisa menikmati liburan singkatnya di akhir pekan, terhitung sejak hari ini dan hari Minggu dirinya sudah harus pulang kembali.
Liburan macam apa ini? Anya seperti hanya numpang buang angin saja di Jogja.
Mengabaikan rasa kesalnya. Anya harus menikmati waktu liburnya ini dengan baik. Anya merasa sayang jika tiket yang sudah dibelikan oleh sahabat-sahabatnya tidak ia gunakan. Padahal tadi terbesit niat dihatinya untuk melelang tiket itu karena ia tak mendapat izin cuti dari bosnya.
Membawa sebuah tas ransel, Anya berjalan menyusuri jalan setapak di depan komplek rumahnya. Sial sekali, taksi online yang dipesannya tak bisa masuk ke dalam komplek rumahnya, hal itu memaksa Anya harus berjalan kaki dari rumahnya yang berada di komplek E ke portal depan.
Merasa haus karena berjalan sejauh itu, Anya masuk ke dalam indomaret yang berada di dekat portal masuk kompleknya.
Melihat-lihat isi kulkas, Anya berpikir minuman jenis apa yang dapat melepas dahaganya siang ini.
Good mood?
Apa minuman itu benar-benar akan membuat moodnya membaik?
Tidak ada salahnya kan untuk mencoba.
Anya mengambil botol minuman itu dari lemari pendingin, lalu berjalan menuju kasir. Di sana ada seorang gadis muda yang terlihat kebingungan ketika ditanya oleh penjaga kasir.
"Iya, ukurannya berapa Mbak?"
"Duh, saya juga gak tau Kak. Gimana dong?" Gadis muda itu menggaruk pelipisnya dengan ekspresi bingung.
"Memangnya mau beliin buat siapa?"
"Buat Abang saya Kak."
"Permisih," Anya menyela omongan gadis itu dan penjaga kasir.
"Lagi nyari celana dalam ya?" tanya Anya yang paham atas omongan kedua manusia di depannya. Pasalnya di meja kasir terdapat benerapa kotak celana dalam dengan berbagai ukuran.
"I—iya Kak," jawab gadis muda itu sambil menunduk malu.
Anya tersenyum lalu merangkul bahu gadis muda itu dengan ramah. "Abang kamu tingginya semana?" tanyanya.
"Um, aku cuma seketiaknya aja."
"Wah tinggi juga ya Abangmu."
"Ya gitu Kak,"
"Badannya berisi atau kurus?"
"Ditengah-tengah Kak. Abang itu tinggi jadi keliatan kurus banget, tapi badannya masih punya sedikit otot."
"Sepertinya Abangmu cocok jadi model ya?"
"Aku juga berharap begitu, dia lumayan ganteng. Tapi sayang, dia gila kerja dengan tumpukan kertas."
"Wah, Abangmu pengusaha?"
"Ya gitu deh Kak."
"Kalau gitu, mungkin ukurannya ini." Anya mengambil satu kotak celana dalam dan menyerahkannya pada gadis itu.
"Karena orang yang bekerja di perusahaan akan lebih banyak duduk, baiknya pakai celana berbahan katun yang menyerap keringat. Mungkin ukuran ini cukup untuk tubuh Abangmu. Kebetulan ciri-ciri tubuh Abangmu itu mirip ciri-ciri tubuh Adikku, dan dia memakai ukuran ini."
"Oh ya? Kalau gitu aku ambil ini. Terima kasih ya Kak."
"Sama-sama cantik."
"Kakak cuma beli minuman itu? Boleh aku bayarin sebagai tanda terima kasih?"
![](https://img.wattpad.com/cover/272616296-288-k33207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Любовные романы[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...