Berisi konten dewasa, bagi yang tidak nyaman boleh di skip.
"Nyaa, ini mau dilanjut apa gimana?" tanya Alva memecah keheningan diantara mereka.
Alva rasanya bisa gila kalau seandainya Anya jawab udahan. Dia sudah mau on banget ini.
Anya mengangguk, "Ayok!" ujarnya sambil menarik lengan Alva. "Mau lo apa gue yang dominan?"
"Lo bisa?" Baru kali Alva dapat pertanyaan seperti itu. Biasanya wanita yang tidur bersamanya akan dengan senang hati menyerahkan tubuh mereka tanpa mengajukan pertanyaan siapa yang akan menjadi dominan dalam permainan panas mereka.
"Enggak tau, gak pernah nyoba soalnya." jawab Anya dengan nada ragu.
Alva tertawa kecil, lalu menarik hidung Anya dengan gemas. "Kalau ragu, gak usah Nyaa."
Anya menggeleng, lalu mendorong bahu Alva cukup kuat hingga pemuda itu berbaring. Setelahnya Anya duduk di atas perut pemuda itu. Asli, Anya ini beda dari kebanyakan perempuan, dan itu bikin Alva tertarik sama dia. Mulai dari sikapnya yang apa adanya, serta sikap beraninya seperti saat ini. Dimana Alva bisa menemukan perempuan seperti Anya ini?
Bibir Anya bungkam, namun kedua matanya sibuk memperhatikan bahu Alva yang terlihat lebar dan kuat, semua bagian tubuh pemuda itu berupa otot bergelombang diatas kulitnya yang tan. Tubuh Alva ini bisa dikategorikan kurus, namun berisi karena otot-otot tubuhnya tercetak walaupun tidak terlalu kekar. Jujur, Anya suka ukuran tubuh pria seperti milik Alva. Tubuh milik sahabat-sahabatnya yang bagus hanyalah Jaya, tinggi dan berisi.
Tangan Anya menyentuh dada Alva, lalu mengusapnya pelan bergerak turun menuju perut rata pemuda itu. Walaupun kurus, tapi otot perut milik Alva lumayan juga.
"Puas dengan yang terpampang di depan lo, Lavanya?" tegur Alva lengkap dengan seringaiannya yang begitu tampan.
Anya kembali menaruh atensinya pada wajah Alva. "Badan lo bagus."
"Hn. Lalu?"
Anya tak menjawab ucapan Alva, memilih untuk menunduk, menyapukan lidahnya ke leher Alva, kemudian turun ke dada pemuda itu. Tangannya mengusap dada Alva dengan gerakan sensual.
Tanpa sadar tubuh Alva menegang merasakan tangan lembut dan sensasi hangat yang tersalur dari telapak tangan Anya. Gila, Anya paham banget gimana caranya memberikan sensasi pada pria hingga terbakar gairah.
Anya beranjak, dengan sapuan lidahnya yang semakin turun menuju perut Alva dan mengikuti garis dibawah pusar lalu turun sambil membuka pengait celana pemuda itu lalu melepasnya.
Sial. Alva baru pertama ini merasakan sensasi menggila dimanjakan oleh wanita. Alva menendang celananya agar terlepas dan tak mengganggu kegiatan mereka. Anya sendiri terdiam menelan ludah melihat tubuh Alva secara keseluruhan, lengkap dengan aset berharganya yang terpampang nyata di depannya.
"Kaget?" tanya Alva yang menyadarkan Anya.
Perempuan itu menggeleng pelan, lalu menyentuh milik Alva dengan tangan lembutnya. Anya mulai menyentuh, mengocok, dan memijit pelan kejantanan Alva dalam genggamannya. Alva sendiri memejamkan mata dan menggeram rendah atas tindakan Anya.
"Mau masuk mulut?"
"Lo ... hhh... bisa?"
Anya mengangguk, "Gak jago tapi," jawabnya ragu.
"Lakuin."
Anya memasukan lalu mengeluarkan kejantanan Alva ke dalam mulutnya, lidahnya bermain di pinggiran benda itu, membuat Alva menggeram rendah bersama makian yang keluar dari bibirnya. Tangan pemuda itu tanpa sadar terulur ke kepala Anya, membantunya naik turun untuk menuntaskan hasratnya yang semakin memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Romance[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...