08 - Butuh Piknik

349 77 30
                                    

Anya masih mengurung dirinya di dalam kamar. Tak berniat melakukan apapun setelah pulang dari tempat kerjanya.

Anya masih makan, mandi, dan berangkat kerja seperti biasanya. Namun sikapnya berubah menjadi lebih pendiam dan sering melamun.

Hidup tapi mati. Mungkin istilah itu dapat menjelaskan bagaimana keadaan Anya saat ini.

Menghela napas berat untuk kesekian kalinya hari ini, Anya berbaring di ranjangnya sambil memandangi foto-foto dirinya dan Mas Jingga pada layar ponselnya.

Hubungan kami baik-baik saja. Sangat baik sampai pembahasan tentang pernikahan merusak hubungan kami secara perlahan.

Setetes air mata kembali mengalir dari pelupuk mata Anya. Sekeras apapun ia memikirkan dimana letak kesalahannya, Anya tak menemukan jawabannya.

Kenapa Mas Jingga tega meninggalkannya begitu saja tanpa ada kata perpisahan diantara mereka?

Memangnya Anya melakukan kesalahan apa? Anya tidak melakukan sebuah perselingkuhan ataupun mendiamkan Mas Jingga. Justru lelaki itu yang melakukannya pada Anya. Selama sepekan lelaki itu mengabaikan semua pesan chatnya.

Mas sudah pulang kerja? Anya baru pulang ini. Hari ini capek banget, banyak nasabah baru. Kerjaan Mas hari ini gimana? Baik-baik saja? Kalau sudah tidak sibuk, segera kabari Anya ya.

Anya membaca ulang pesan terakhir yang ia kirim pada Mas Jingga empat hari yang lalu. Tepat di hari saat Gigi memberitahunya bahwa kekasihnya itu akan menikah dengan perempuan bernama Sora yang ternyata adalah rekan kerja Gigi.

Anya memilih menghapus pesan chatnya dengan Mas Jingga. Pelan ia mengusap jejak air mata di kedua pipinya. Sudah cukup menangisi lelaki itu selama empat hari tiga malam. Mau ditangisi sampai air mata berubah menjadi darah pun, tak akan mengubah keadaan.

Mas Jingga akan tetap menikah dengan perempuan bernama Sora itu, yah kecuali Anya tak tau malu datang ke sana dan merusak pernikahan mereka. Sayangnya, Anya ini tipe wanita yang menjaga harga dirinya dengan baik. Say no to datang ke nikahan mantan!

Teringat perkataan Jaya, bahwa princess mana boleh sedih dan tak boleh menunduk, nanti mahkotanya jatuh. Anya tau itu hanya kalimat penghibur, dan sialnya ia menyukainya. Anya ini memang princess diantara para jantan sahabatnya, tak ada salahnya kalau ia suka dipanggil princess ataupun kanjeng ratu oleh mereka.

Anya melirik ke arah nakas di samping ranjangnya, meja kecil itu terlihat penuh akibat para sahabatnya yang terus mengiriminya berbagai hadiah, mulai dari bouquet bunga, parsel buah, baju bermerek dan hadiah lainnya.

Beranjak dari ranjang, Anya duduk di lantai dekat nakas dan mulai membuka satu-persatu surat yang terselip diantara barang-barang itu.

Hi Anya, kanjeng ratu yang selalu ceria dan juga galak.

Ini buah strawberry kesukaan lo, tolong dimakan. Oh iya, lo suka bikin smoothies kan ya? Nah dibikin itu aja biar mood lo membaik. Gue harap hari ini perasaan lo sudah jauh lebih baik ya.

Dari cowok tampan sejagat raya, Jaya.

Anya tersenyum membaca surat dari Jaya yang terselip di keranjang buah berisi strawberry merah yang terlihat sangat menggoda. Well, alasan Anya tertarik untuk membaca surat ini karena warna merah menyala dari strawberry itu sangat menggodanya.

Mengambil satu buah strawberry dari keranjang dan memakannya, Anya melanjutkan kegiatan unboxing-nya. Kali ini bouquet bunga tulip putih yang menarik perhatiannya. Kalau dilihat dari wujudnya yang mahal ini, Anya menduga bahwa ini dari Rafi.

✔️ Hi, Anya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang