Ini masih di hari yang sama dengan chapter tujuan. Berisi konten dewasa, bagi yang tidak nyaman boleh di skip.
Saga pamit pulang duluan sepuluh menit yang lalu, menyisakan Alva duduk sendiri di sofa dan Rafi yang sibuk menjamah sana dan sini.
Alva tertawa pelan mengingat ucapan Saga.
Tujuan ya?
Bunda pernah bertanya padanya, apa lagi yang ia cari saat semua sudah berada di genggamannya? Wanita? Itu hal mudah. Tapi menemukan wanita yang tepat, itu persoalan sulit.
Anya juga pernah bertanya padanya, apa ia memiliki tujuan hidup. Saat itu Alva menjawab tanpa ragu bahwa tujuan hidupnya hanyalah membuat sang bunda dan adiknya bahagia. Semuanya sudah tercapai, kehidupannya sudah stabil dan memiliki tabungan. Lalu apa lagi yang ia cari?
Alva menatap sekeliling, dilihatnya beberapa wanita mengerlingkan mata padanya.
Wanita ya? Apa gue butuh mereka lebih dari sekedar pemuas nafsu?
Alva mengerjap kaget saat seorang wanita tiba-tiba duduk di pangkuannya.
"Sendirian?" tanya wanita itu dengan suara serak.
Alva tersenyum, lalu mengangguk.
"Mau ke room? Gue butuh partner," kata wanita itu sambil menarik tangan Alva.
Alva hanya menampilkan senyum manisnya dan mengikuti si wanita itu yang menariknya ke lantai dua, tempat penyewaan kamar.
"Alya, nama gue Alya."
"Ohh, gue Alva."
Alya tertawa pelan mendengar jawaban Alva.
"Apa yang lucu?"
"Nama kita kayak nama anak kembar."
"Anak kembar gak boleh berhubungan badan, incest."
Alya menggeleng. "Halah, omongan orang tua zaman dulu itu. Sekarang banyak kok yang nikah sama saudara sendiri."
Alva mengangguk membenarkan, itu fakta, lihat saja di berita.
"Lo mabuk gak?" tanya Alva sambil mengikuti Alya masuk ke dalam kamar yang sudah dipesan wanita itu.
"Gak terlalu, tapi pening sih."
"Bakal pingsan gak?"
"Enggak, kenapa?"
"Gue gak suka main sama orang pingsan."
Alya tertawa lalu mendorong Alva berbaring di ranjang.
"Oh, calm down babyyy..." bisik Alva sambil menyisihkan rambut Alya yang tergerai ke belakang telinga wanita itu.
Alya mengusap wajah Alva lalu memajukan wajahnya dan mencium bibir pemuda di bawahnya ini.
Alva dengan senang hati menyambut ciuman Alya. Ia yakin wanita ini adalah pemain pro. Alva membiarkan Alya memimpin permainan panas mereka. Alya membuka jaket kulit Alva dan melemparnya ke lantai, lalu menarik paksa kaus putih Alva hingga pemuda itu topless di hadapannya.
Alya beranjak turun, menanggalkan semua pakaiannya, lalu kembali menindih tubuh Alva.
Alva tersenyum, membiarkan si wanita kembali menciumnya dengan tangan yang berusaha membuka kaitan celananya. Alva ingin tau sampai dimana wanita ini bisa membuatnya bergairah untuk bercinta.
Alya beranjak bangun dan menarik paksa celana jeans Alva terlepas. Selesai dengan tugasnya, Alya berniat kembali menindih Alva sebelum akhirnya pemuda itu beranjak bangun dan mengambil celananya di lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Romance[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...