"Diminum dulu tehnya." Ibunya Anya menyodorkan segelas teh dengan uap yang masih mengepul.
Alva tersenyum, menerima gelas itu sambil mengucapkan terima kasih.
"Hujannya deres, Nak Alva ganti baju dulu. Pakai saja bajunya Jean ya. Nak Alva bisa sakit kalau pakai baju basah begitu."
"Oh iyaaa Bu. Makasih hehe..."
"Jangan sungkan-sungkan. Biasa temen-temennya Anya sering main ke sini juga." Ibu tersenyum kalem.
Alva mengangguk, lalu meneguk pelan teh yang baru saja dihidangkan untuknya.
"Ibu tinggal dulu ya? Mau siapin makan malam, Nak Alva ikut makan malam aja disini."
Belum sempat Alva menjawab, Ibu sudah berlalu pergi menuju dapur. Ya namanya rezeki, tidak baik jika ditolak. Kebetulan Alva juga merasa lapar setelah seharian berkutat dengan tumpukan berkas.
Anya keluar dari pintu bercat putih, Alva yakin pasti itu kamarnya Anya. Penampilan wanita itu terlihat lebih segar, mengenakan kaus putih oversize dengan celana pendek di atas lutut. Rambutnya di cepol asal-asalan dengan wajahnya yang terlihat natural tanpa riasan. Asli, Anya cantik banget.
Alva sampai lupa cara berkedip, bahkan bibirnya tanpa sadar menganga.
"Mingkem." tegur Anya sambil duduk di sofa menemani Alva. "Ganti baju sana. Masih inget kamarnya Jeje 'kan?"
Alva mengangguk.
"Kalau lo mau mandi, pake aja handuknya Jeje juga."
"Ya."
Alva buru-buru beranjak menuju kamar Jean. Entah mengapa berada di dekat Anya terasa tidak baik bagi kesehatan jantungnya.
Selesai dengan kegiatan mandinya, Alva menyusul ke ruang makan. Di sana sudah ada Anya, Ibunya dan Jean.
Kapan pemuda itu pulang?
"Sini buruan!" panggil Anya sambil melambaikan tangannya.
Alva mengangguk, berjalan mendekat dan mengambil duduk di samping Jean. Acara makan malam dadakan itu pun dimulai. Ibunya Anya memperlakukan Alva dengan baik, mengambilkan nasi dan menawarkan lauk-pauk hasil masakannya.
Alva merasa nyaman berada di keluarga Anya. Rasanya seperti berada di rumah sendiri. Nyaman dan menenangkan.
Ah, lagi-lagi perasaan tenang ini berasal dari Anya.
Alih-alih pulang, selesai makan malam Alva malah ditahan oleh Anya. Wanita itu meminta ditemani untuk menonton film horror keluaran terbaru di netflix.
Ingin menolak, tapi hari ini Anya dan keluarganya sudah sangat baik padanya. Dengan anggukan pasrah, Alva akhirnya menyetujui permintaannya Anya.
Keduanya duduk di sofa ruang tengah yang berhadapan langsung dengan layar televisi. Lampu sengaja dimatikan dan volume televisi dibesarkan agar terasa seperti di bioskop. Bahkan Anya sampai membeli berondong jagung dari aplikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Romance[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...