[complete ; mature content]
Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih.
Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...
Alva meletakan ponselnya. Kebetulan banget malam ini dia lagi suntuk di kamar tak ada kegiatan. Sudah dua jam dia duduk di sofa sambil memainkan play station seorang diri di dalam kamar. Mau mengganggu Nayara, tapi adiknya itu lagi fokus belajar karena sedang masa ujian. Mau sok jadi workaholic, eh kerjaan kantor sudah beres semua tadi.
Syukur saja waktu itu Alva dan Rafi sudah bertukar kontak, jadi mereka bisa saling berbagi kabar. Diantara temen-temennya Anya, si Rafi ini paling netral. Dia bisa nerima Alva dengan tangan terbuka. Oh, si Jaya juga deh, tapi karena dia pergi liburan berdua sama Anya, jadi Alva akan sedikit waspada padanya.
Kalau si Saga itu auranya sinis mulu ke Alva, dan si July bisa dibilang lumayan care. Walaupun nyatanya pemuda itu lebih suka mendekatkan Anya bersama Saga. Oke si July juga perlu Alva waspadai.
Beranjak dari sofa, Alva membuka lemari empat pintu miliknya. Melihat dari laci atas sampai ke laci bawah, akhirnya pilihan Alva jatuh pada kaos putih polos dan jaket kulit hitam. Jangan salah, walaupun tampilannya terlihat biasa saja, tapi jaket kulit miliknya ini seharga satu buah motor.
Setelah mengganti pakaian dan memakai parfum, Alva merapikan rambutnya lalu cus pergi keluar kamar sambil membawa kunci mobil, ponsel dan dompet.
Malam ladies seperti ini, Senopati akan berubah menjadi lautan manusia yang didominasi oleh kaum hawa.
Baru melangkah masuk saja, Alva sudah dapat sambutan dari beberapa wanita yang mengerlingkan mata ke arahnya. Oh, risiko orang tampan memang sulit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Vaa sini!" Rafi melambaikan tangannya.
Alva mengangguk sambil melangkah mendekati Rafi. Di sofa itu hanya ada mereka berdua dan beberapa botol minuman.
"Si July mana?" tanya Alva basa-basi.
"Biasalah, mau berduaan sama pacarnya. Makannya kita terdampar di senop." jawab Rafi santai.
"Ohh! Pantesan cuma duaan gini."
"Ho-oh, si Anya sama Jaya ke Bali sih. Kacau mereka gak ngajakin kita."