Orion tersedak hingga mengeluarkan cola-cola dari dalam bibirnya, lalu setelah itu ia terbatuk-batuk. Di sampingnya, Malviro melebarkan bola mata dengan bibir terbuka, dan di samping Malviro Ricale tersenyum puas. Sedangkan Sagatara hanya tersenyum tipis, itu pun masih terlihat berwajah datar.
Berbeda dari reaksi keempat cowok itu, Zyakiel justru mengalihkan perhatian dengan memainkan bola plastik.
Reaksi para cowok itu karena mereka melihat para cewek-cewek mengenakan pakaian pantai yang cukup seksi. Renata yang memakai monokini, semacam bikini, tetapi menyambung dan ada sela di bagian belakang dan samping pinggang. Nirail yang mengenakan tanktop crop memperlihatkan perut dan rok celana pendek di atas paha. Zahera mengenakan baju renang seperti dress yang membelah dada dan dress tersebut terbilang pendek karena di atas lutut, juga setengah terbelah di bagian sampingnya. Hanya Syakia yang mengenakan baju renang cukup tertutup. Bagaimana pun Syakia masih di bawah umur, oleh karenanya Zahera memastikan supaya tidak terlalu terbuka.
"Cewek gue cantik banget," ujar Sagatara, tidak melepaskan pandangan dari Renata yang berjalan ke arahnya di pinggir pantai.
"Cantik, Nira," gumam Orion, tersenyum tipis dengan kepala sedikit miring.
Malviro berada di tengah mereka, kebetulan juga ia mendengar perkataan kedua temannya tersebut. Kepala Malviro menoleh kiri kanan hanya supaya bisa melihat ekspresi kedua temannya itu. Ekspresi kagum yang sama. Membuat Malviro merasa mual.
"Nira cantik, ya?" Dibandingkan Sagatara, Malviro memilih Orion sebagai target sindirannya.
"Banget, tapi gue nggak suka kalau dia pakai pakaian gitu di depan umum," jawab Orion spontan, ia terus memperhatikan Nirail yang kini sedang tersenyum sembari mengobrol.
Malviro menyipitkan bola matanya. Ada perasaan kesal mendengar perkataan Orion itu. Kesal karena Orion sama sekali tidak peka dengan perasaan Nirail. Kesal karena pilihan Orion yang membuat Nirail terluka, dan hal itu tidak disadari oleh Orion. "Jangan liat orang lain di Nira, Ris. Sama aja lo brengsek," sindir Malviro setelah menghela napas.
Orion tersentak oleh sindiran Malviro. Dengan pupil membesar, ia menoleh menatap Malviro.
Mendapati dirinya ditatap, Malviro balik menatap Orion. "Lo teman gue, tapi Nira juga teman gue. Gue nggak mau lo nyakitin Nira. Dan gue harap lo nggak terus kabur buat menunda-nunda."
Raut ekspresi Orion berubah murung, bola matanya menyorot ke bawah menghindari tatapan Malviro. "Gue nggak mau mulai duluan, tapi kalau Nira yang mulai gue nggak bakal melarikan diri."
"Kalau Nira minta jawaban, lo bakal kasih jawaban apa?"
Keheningan menyambut mereka. Seketika seolah seluruh dunia ikut membeku dalam keraguan Orion. Matahari yang hendak tenggelam tertahan hingga menyebarkan warna orens yang sangat indah untuk dipandang. Hamparan ombak silih bergerak dengan tempo teratur, mendekat lalu menjauh yang disertai bunyi hantamannya pada daratan. Sampai keempat cewek itu sudah bergabung bersama mereka dan terlibat obrolan dengan Sagatara pun, Orion tak kunjung memberikan jawabannya. Mungkin memang tidak pernah ada jawaban yang ia persiapkan untuk pertanyaan Malviro.
Malviro melepaskan Orion dari pertanyaannya, memilih ikut bergabung dalam obrolan dengan keempat cewek dan Sagatara, meninggalkan Orion yang diam mematung di tempatnya.
"Gila, Kiel, cewek lo hot banget!" Ricale menyenggol lengan Zyakiel dan berbisik pelan di telinga temannya itu.
Zyakiel yang semula sibuk bermain bola jadi tanpa sadar memperhatikan sosok Zahera yang sedang sibuk membenarkan kunciran Syakia sembari mengobrol dengan yang lainnya. Gadis itu mengenakan baju yang menurut Zyakiel cukup terbuka, rambut panjangnya dikuncir satu tinggi hingga leher dan tulang selangkanya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Girlfriend To Brondong
Teen Fiction*new version Salah Kode! Niat hati ingin clubbing untuk menghilangkan patah hati setelah tau mantan pacarnya sudah memiliki kekasih baru, Zahera Syanala justru terbangun di kamar asing pada pagi hari. Usut punya usut, ternyata pemiliki kamar asing...