Ketika Zyakiel melangkah menuju Zahera, Rayanfa tidak bergerak dari tempatnya. Hanya memandangi sosok Zyakiel yang menjauh darinya, juga menatap Zahera yang menjadi tempat tujuan Zyakiel. Kemudian Rayanfa menghadap ke arah panggung, seolah tidak ingin lagi melihat kedua pasangan itu.
Kehadiran Rayanfa bagaikan hantu yang tanpa kabar dan terasa tidak nyata. Meskipun siapapun akan setuju bahwa tujuan Rayanfa yang tinggal di Bandung pergi ke Jakarta adalah untuk menemui Zahera. Karena Rayanfa merindukan Zahera dan belum bisa melupakan Zahera.
Lalu bagaimana dengan Zahera?
Zahera sudah selesai dengan Rayanfa. Saat ini, hatinya serta fokusnya hanya kepada Zyakiel. Hanya Zyakiel yang menjadi pemenang atas dirinya.
"Kak." Zyakiel meraih tangan Zahera, menggenggamnya.
Zahera melirik Rayanfa yang berdiri di belakang punggung Zyakiel, jauh di sana. "Kamu janjian sama Kak Rayan?"
"Nggak. Saya tadinya lagi nonton konser. Penyanyinya ngecover lagu kesukaan kamu, Kak. Penjaga hati. Makanya saya nonton, soalnya keinget sama kamu. Terus tiba-tiba aja Bang Rayan nyamperin saya."
"Kalian ngobrol?" tanya Zahera, Zyakiel mengangguk sebagai jawaban. "Ngobrolin apa?"
"Hmm.... ya cuma ngobrol biasa aja." Zyakiel menjadikan senyumannya sebagai pengganti dari jawaban yang tidak bisa ia katakan.
"Kak Rayan ngapain ya ke Jakarta? Kadang dia emang sering ke Jakarta gitu. Kalau lagi main ke Jakarta pasti ketemu sama aku dan kita ngobrol basa-basi."
"Emangnya kenapa kalau Bang Rayan ke Jakarta? Nggak boleh?"
"Bukannya nggak boleh. Ya... ya nggak papa sih."
Zyakiel tersenyum. "Mungkin Bang Rayan cuma kangen."
"Sama?"
"Sama kamu, Kak. Perempuan yang sangat membekas di hidup Bang Rayan dan bahkan mantan terindah."
"Kamu berpikiran kayak gitu?"
Zyakiel menganggukkan kepala. "Siapapun yang liat pasti tau." Dia menyelipkan helaian rambut Zahera di belakang telinga. "Lagi pula perempuan kayak kamu emang susah buat dilupain, Kak."
Zahera tertawa pelan. "Bagus. Biar kamu nggak lupain aku."
"Saya emang nggak ada niat buat lupain Kak Nala."
"Good boy." Dengan senyuman centil, Zahera menarik tangan Zyakiel. Membawa Zyakiel kembali bergabung dengan teman-temannya yang lain.
Di depan kafe tempat mereka biasa nongkrong. Yang semula hanya ada Malviro dan Ricale, kini ramai dengan yang lain. Malviro dan Sagatara yang sudah hadir dan sedang saling mengobrol. Nirail yang datang bersama Renata. Nirail yang sengaja menatap Orion terang-terangan. Dan dengan jelas pula Orion berusaha tidak menatap Nirail.
"Abis dari mana, dik?" tanya Malviro, mendongak menatap Zyakiel yang baru kembali bersama Zahera.
"Saya abis nonton konser." Zyakiel duduk di samping Malviro.
Zahera tidak duduk di kursi kosong samping Zyakiel. Melainkan duduk di pangkuan Zyakiel langsung. Yang dimana tindakannya tersebut tidak hanya membuat Zyakiel terkejut, tetapi juga protes keras dari yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Girlfriend To Brondong
Novela Juvenil*new version Salah Kode! Niat hati ingin clubbing untuk menghilangkan patah hati setelah tau mantan pacarnya sudah memiliki kekasih baru, Zahera Syanala justru terbangun di kamar asing pada pagi hari. Usut punya usut, ternyata pemiliki kamar asing...