🍃 6 - Perbedaan

654 133 20
                                    

6 - Perbedaan
 

Berbeda dengan Aresh dan Resya yang menghabiskan waktu berdua untuk saling mengenal satu sama lain, trio Derren justru tengah berkumpul di kamar Arkha, seperti biasa.

"Aku ngerasa bersalah sama mereka." Jeya yang sedari tadi menunduk, buka suara. "Mas Aresh harus nikah sama cewek yang usianya jauh lebih muda dari dia. Terus Resya? Dia bahkan belum lulus SMA, tapi harus segera nikah."

Arkha yang mendengarnya hanya diam. Otaknya mulai bekerja ekstra. Setelah pernikahan Aresh, jelas giliran dirinya yang harus membawa calon istri, sedangkan ia tidak punya. Sama seperti Aresh, Arkha juga tidak punya pacar. Waktunya selama ini hanya ia gunakan untuk bekerja. Di mana ia harus mencari calon istri?

"Bang Arkha mikirin apa?" tanya Jeya saat melihat abangnya terlihat berpikir keras. Yang ditanya segera menoleh lantas tersenyum tipis.

"Cuman masalah kerjaan, Je."

"Hari libur masih aja mikirin kerja." Ardan mencibir, membuat Arkha menatapnya tajam namun tak dihiraukan sama sekali.

"Aku bingung, apa nanti kita tetep harus manggil dia mbak?" tanya Ardan, yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arkha.

"Dia bahkan lebih muda dari Jeya lho, Bang."

"Mau usia dia berapapun, kalau dia nikah sama mas Aresh, ya kita tetep harus manggil dia mbak," sahut Arkha.

"Bakal canggung banget kayanya," timpal Jeya. Ardan mengangguk.

"Semoga calon istri bang Arkha nanti seumuran ya, biar aku gak bingung mau panggil mbak atau nama doang."

Arkha hanya menatapnya malas seolah berkata. Aku punya pacar aja enggak! Kamu gak usah banyak maunya, Ardan!

________________

Hari senin, sesuai ucapan Aresh kemarin, pemuda itu menjemput Resya ke sekolahnya. Bodohnya, Aresh belum menyimpan nomor Resya di handphonenya.

["Hallo?"]

"Tar, tolong kirimin saya nomornya Resya."

["Lho, emang kamu gak punya?"]

"Saya gak akan minta ke kamu kalau saya punya nomornya."

Di sebrang sana Tara berdecak kagum namun lebih terdengar seperti sebuah ledekan di telinga Aresh. ["Calon suami macam apa yang gak punya nomor telpon calon istri sendiri? Kamu benar-benar luar biasa ya, Resh."]

"Saya gak minta kamu buat komentar, saya cuman minta kamu kirimin nomor dia sekarang. Saya udah di depan sekolahnya, tapi gak ngelihat dia sama sekali."

["Iya, bentar aku kirimin."]

Panggilan terputus. Aresh mengetuk-ngetuk jarinya di atas kemudi sembari menunggu Tara mengirimkan kontak Resya. Namun kegiatannya terhenti saat melihat orang yang ia cari baru saja keluar dari gerbang sekolah bersama seorang pemuda sembari tertawa.

Sedikitnya, Aresh merasa risih dengan pemandangan itu. Lalu berbagai pertanyaan mulai memenuhi kepala.

Apakah itu pacarnya Resya? Kalau iya, kenapa gadis itu tetap mau membantunya, harusnya ia menolak saja tawaran Tara untuk menikah dengannya.

Handphone di tangannya bergetar menampilkan notifikasi pesan masuk dari nomor Tara, tanpa membuang waktu, Aresh segera membukanya lalu mendial nomor Resya yang tertera di sana.

["Hallo?"]

"Saya di sebrang toko buah samping sekolah kamu."

["Ini siapa?"] Sepertinya Resya belum mengenali suaranya dan itu membuat Aresh sedikit kesal.

WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. AreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang