20 - Mata-mata
Pagi ini Resya awali dengan keadaan canggung luar biasa. Bagaimana tidak, ia sadar betul semalam dirinya tertidur di mobil tapi saat terbangun tahu-tahu sudah berada di kamarnya. Siapa lagi yang mungkin membawanya masuk jika bukan Aresh? Dan kemungkinan besar Aresh menggendongnya hingga masuk kamar, tidak mungkin lelaki itu menyeretnya karena Resya tidak merasakan sakit ataupun luka di tubuhnya.
Oke, sepertinya ini sedikit berlebihan. Memangnya apa yang spesial dari sekedar digendong suami hingga kamar?
Astaga tapi ini semua terlalu ambigu bagi Resya. Apa lagi kemarin dirinya tertidur, jangan-jangan semalam ia memeluk Aresh lagi?!
"Astaga! Enggak, gak mungkin. Tapi kenapa aku gak inget apa-apa sih?! Resya kenapa kamu ngebo banget kalau tidur!" rutuknya seraya memukul-mukul bantal yang tengah ia pegang.
Tok tok tok!
Suara ketukan di pintu membuat tubuh Resya mematung.
"Resya? Sudah bangun?" Disusul suara berat Aresh yang membuat bulu kuduknya mendadak meremang.
"U-udah, Om!" Gadis itu segera merapikan rambut juga seragamnya lalu segera membuka pintu.
Meski merasa canggung, ia tetap memaksakan senyum ceria seperti biasa.
"Bagus deh, kamu udah siap ternyata," ujar Aresh saat melihat Resya yang sudah memakai seragamnya.
"Kenapa emang, Om?"
"Saya ada urusan pagi ini jadi harus berangkat cepat. Ayo sarapan dulu biar saya antar kamu sekolah---"
"Gak usah, Om!" Resya menolak cepat. "Om berangkat duluan aja, aku bisa naik bus kok."
"Naik bus atau minta dijemput temenmu?"
"Hng?" Gadis itu menggumam bingung.
"Ayo sarapan saya lapar!" Aresh berlalu begitu saja membiarkan Resya tertegun mencerna kembali ucapannya.
"Berangkat sama temen siapa? Jeno?" monolognya bingung. Lalu mengerjap dengan wajah merona saat memikirkan sesuatu. "Ih, si om beneran ngelarang aku berangkat sama cowok lain ternyata." Senyum malu-malu itu tak bisa ia tahan membuat wajahnya kian memanas.
Dengan perasaan yang mendadak tak karuan, ia mengambil tas sekolahnya lalu segera menyusul Aresh ke meja makan.
***
"Nanti saya kabarin bisa jemput atau enggak, soalnya hari ini saya bakal sibuk banget," ujar Aresh memberitahu, Resya hanya diam mendengarkan.
"Kamu gak turun?" Aresh bertanya saat gadis di sampingnya tak kunjung turun padahal mobil sudah berhenti di depan sekolahnya sejak lima menit lalu.
"Om?" Resya memanggil tiba-tiba membuat Aresh kembali menoleh.
"Om kenapa ngelarang aku pergi bareng Jeno?"
Ada jeda sejenak sebelum helaan nafas berat terdengar. Bisa Resya lihat raut jengkel yang tengah coba Aresh sembunyikan.
"Saya ngelarang kamu juga demi kebaikan kamu, demi kebaikan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. Aresh
Ficção AdolescenteSelamat datang di We Got Married series! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...