49 - Perkara Rutinitas Pagi
Pagi hari, Aresh harus dibuat panik saat istri kecilnya tiba-tiba berlari ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya yang sayangnya hanya berupa cairan karena sejak tadi malam Resya menolak makan.
"Kamu baik-baik saja? Mana yang sakit? Kita ke dokter ya?" tanyanya khawatir namun Resya segera menggeleng.
"Gak usah, Om. Aku gak papa."
"Gak papa gimana, kamu muntah muntah gini."
"Aku cuman masuk angin kayanya gara-gara kehujanan kemarin."
Tentu Aresh kaget. "Kehujanan? Kok bisa?"
"Kemarin sore aku beli gula ke minimarket terus pulangnya hujan."
"Kenapa gak beli payung?"
"Aku lupa bawa uang lebih."
Aresh hanya bisa menghela nafas kasar karena sikap ceroboh Resya.
"Masih mual?" tanyanya. Resya mengangguk dan masih bertumpu pada westafel. Di sampingnya, Aresh berinisiatif memijit tengkuknya agar rasa mualnya cepat hilang.
Setelah beberapa kali memuntahkan air dari perutnya, Resya kembali ke kamar dengan bantuan Aresh yang memapahnya karena tubuhnya mendadak terasa lemas.
"Lain kali jangan keluar sore-sore tanpa bawa payung ya? Kalau ada bahan masakan yang habis kamu bisa berhenti dulu masaknya terus telpon saya, biar saya yang beliin sekalian pulang."
Resya hanya mengangguk dengan wajah memelas. "Maaf, aku ngerepotin ya?"
Helaan nafas kasar Aresh hembuskan ke udara. "Kamu gak ngerepotin sama sekali, saya cuman khawatir sama kamu."
"Om ..."
"Kenapa? Perlu sesuatu?"
"Om pake baju dulu ih, gak dingin apa telanjang gitu!" gerutunya seraya memalingkan wajah. Sedangkan Aresh menunduk melihat penampilannya yang hanya memakai celana pendek selutut tanpa atasan.
Lelaki itu terkekeh pelan. "Bukannya suka ya lihat perut saya?"
"Om Aresh ih!"
Dengan tawa kecilnya yang belum reda. Aresh segera mengambil kaos dari lemari. Tadi dirinya terlalu panik saat Resya tiba-tiba bangun dan lari ke kamar mandi, mana sempat memikirkan pakaian. Untung saja kemarin ia tidur memakai celana, tidak telanjang bulat seperti minggu sebelumnya.
"Om ..."
"Hm?"
"Kayanya aku gak bisa nyiapin sarapan buat om deh, badanku lemes soalnya."
"Gak papa, kamu diam aja di sini, saya bisa bikin sarapan sendiri nanti." Aresh kembali mendekat menyentuh kening Resya takut-takut gadis itu demam karena kehujanan kemarin. Tapi suhunya terasa normal di telapak Aresh.
"Pusing gak?" tanyanya.
Resya mengangguk pelan. "Sedikit."
"Saya bikinin bubur dulu, nanti kamu makan terus minum obat ya?" Resya kembali mengangguk, membiarkan Aresh keluar dari kamar.
Setelah beberapa menit berlalu, pintu kamar kembali terbuka menampilkan Aresh yang masuk dengan nampan berisi mangkuk bubur dan sebotol air putih juga segelas susu coklat hangat.
"Minum dulu susunya." Ia membantu Resya bangun dan meneguk susu coklatnya. Aresh mengambil mangkok bubur bersiap menyuapi Resya namun gadis itu menolak.
"Ini udah siang, mending om siap-siap sana nanti kesiangan berangkat kerjanya."
"Saya cuti aja deh hari ini, biar bisa merawat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. Aresh
Teen FictionSelamat datang di We Got Married series! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...