Meskipun cerita ini sudah tamat, tapi vote dan komen kalian masih dibutuhkan dan akan membuat penulis semangat membuat karya baru.Jadi jangan sungkan untuk memberi vote dan spam komen di setiap chapternya ya !
Awufyu hehe ...
Prolog
Jeya meneguk pelan minumnya. Jujur ia merasa gerogi setiap kali berhadapan dengan orang tua Renjun, padahal ini bukan pertama kalinya ia main ke rumah sang pacar.
"Jeya sekarang udah tingkat akhir, ya?" tanya mamanya Renjun basa-basi. Jeya segera mengangguk.
"Iya, Tante."
"Udah siap buat nikah dong?"
Eh?
Jeya mengerjap.
Nikah? Sebenarnya ia siap-siap saja, toh ia dan Renjun sudah sama-sama dewasa, mereka juga sudah pacaran lebih dari dua tahun. Jeya rasa itu waktu yang cukup untuk mengenal karakter masing-masing. Hanya saja ... ia dan Renjun belum memikirkan masalah itu. Apa lagi, Renjun baru wisuda beberapa bulan yang lalu, Jeya rasa pacarnya itu sedang sibuk-sibuknya di perusahaan, makanya mereka tidak pernah membahas perihal menikah.
"Ah, itu, Renjun belum ada ngomongin soal nikah sama Jeya, Tan---"
"Harusnya kamu ajak ngomong dong, emangnya kamu gak mau berkomitmen? Oh iya, tiga kakakmu juga belum nikah 'kan?"
Jeya bungkam. Ia hampir melupakan tiga kakaknya. Jeya mengumbar senyum meski terasa kaku. "Ah, iya mereka belum ada ngomongin rencana nikah, sih," cicitnya pelan.
"---harus nunggu mereka nikah dulu dong? Masa kamu mau langkahin tiga kakakmu?" Pertanyaan retoris itu membuat Jeya hanya mampu mengangguk pelan.
"Tante sih berharap Renjun bisa nikah tahun ini, soalnya papanya Renjun sering sakit-sakitan khawatir gak bisa lihat Renjun di pelaminan katanya. Kami juga udah pengen gendong cucu." Wendy--mamanya Renjun menyeruput tehnya perlahan. Lalu meletakan kembali cangkir ke atas meja.
"Ah, itu---"
"Kalaupun gak sama kamu, gak masalah."
"Hah?" Ayen mengerjap kaget.
"Tante bisa nyari cewek lain buat Renjun. Jadi, kalau kamu gak bisa ngejalanin ke arah yang serius sama dia, kamu bisa putusin anak tante."
Bagai tersambar petir di siang bolong, Jeya hanya bisa membeku dengan mata membelalak. Apa ini sebuah penolakan dari mamanya Renjun?
Hey! Jeya sangat ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan Renjun. Tidak mungkin ia memutuskan pemuda itu begitu saja.
Jeya tersenyum manis membalas tatapan Wendy. "Saya akan pastikan tiga kakak saya menikah sebelum sidang nanti. Saya siap datang ke wisudaan dengan status sebagai istri Renjun. Tante tenang aja."
Jeya tak tahu apakah keputusannya ini tepat atau tidak, ia bahkan belum membicarakan semua ini dengan ketiga kakaknya. Tapi apa boleh buat, ia tidak mau berpisah dengan Renjun. Tidak mau pokoknya!
___________________
To be continued ...Selamat datang di We Got Married series!
WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu.
Tapi bagaimana jika adik bungsu kesayangan mereka tiba-tiba mau menikah, sedangkan kakek tidak memperbolehkan si bungsu menikah sebelum mereka bertiga menikah.
LoveStay
Dira
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. Aresh
Ficção AdolescenteSelamat datang di We Got Married series! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...