🍃 24 - Mongmongi

562 105 16
                                    

24 - Mongmongi

 

Pekikan senang terdengar dari pintu depan membuat Aresh yang hendak memasuki kamar mandi menghentikan langkah, ia putar badan hingga berbalik lalu mengambil kaos asal dan memakainya. Keluar kamar, ia melangkah melewati ruang tengah hingga sampai di ruang tamu.

Di depan sana bisa ia lihat istri mungilnya tengah memeluk seseorang yang sangat ia kenal.

"Hai, Resh! Aku ganggu gak nih?" Tara tersenyum tanpa dosa dengan Resya yang sudah melepas pelukannya.

"Enggak ih, Om! Om Tara gak ngeganggu kok, ayo masuk!"

Resya segera menarik lengan Tara agar masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan Aresh yang masih berdiri di ujung sana.

"Om Aresh ngapain berdiri di sana, katanya mau mandi?" Aresh bahkan belum menjawab pertanyaan Tara tadi tapi Resya sudah melewatinya begitu saja menuju ruang tengah.

Bukankah harusnya tamu itu duduk di ruang tamu? Kenapa harus dibawa ke ruang tengah? Lalu apa gunanya ruangan yang tengah ia pijaki ini diberi nama ruang tamu?

Aresh mulai memikirkan beberapa pertanyaan random di otaknya kini.

Semua gara-gara Resya. Sejak ia mengenal gadis itu ia jadi sering memikirkan hal-hal sepele di otak jeniusnya, dari yang tidak penting sampai yang benar-benar tidak penting.

"Ruang tamu 'kan di sini, Resya?" Akhirnya Aresh buka suara. Tapi istri mungilnya sudah lebih dulu duduk di sofa ruang tengah.

"Om Tara 'kan bukan tamu, dia keluarga kita, Om!" sahut Resya.

"Tuh, Resh denger apa kata istrimu," timpal Tara.

Aresh menghela nafas pelan lalu berjalan menghampiri mereka. "Kamu ngapain sih ke sini?"

Tolong ingatkan Aresh untuk mengontrol suaranya agar terdengar biasa karena kini suaranya lebih terdengar seperti orang kesal.

"Aku kangen keponakanku, udah lama gak ketemu," jawab Tara santai.

"Perasaan tadi gak ada bilang mau ke sini sama sekali."

"Ya 'kan kangennya dadakan, kebetulan barusan ada urusan di sekitar sini juga."

"Om, katanya om mau mandi 'kan?" Suara Resya menginterupsi keduanya. Aresh mengangguk lalu segera pamit untuk mandi sementara Resya segera ke dapur untuk membuatkan minum.

Beberapa menit kemudian gadis itu kembali dengan minuman di tangan. "Maaf ya, Om bikinnya lama, barusan sekalian lihatin bahan masakan buat nanti masak."

"Kamu mau masak?"

"Bukan aku, tapi om Aresh katanya mau masak, bentar ya aku ambil cemilan dulu biar enak ngobrolnya."

Tara hanya mengangguk membiarkan keponakan kecilnya berlalu menuju dapur. Setelah kepergian nyonya rumah, Tara mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan dan ia harus dibuat kagum karena ruangan ini masih sama persis seperti terakhir kali dirinya berkunjung beberapa bulan lalu.

"Kamu bentar lagi ujian ya, Dek?" tanya Tara setelah menyeruput kopinya. Selain karena rindu, ia juga ingin tahu kabar sekolah Resya makanya sengaja mampir sepulang kerja untuk menengok keponakannya yang sudah bersuami ini.

"Iya, Om." Resya meletakan toples kue di meja lalu duduk di samping Tara.

"Rencana mau lanjut kuliah apa promil dulu nih?"

Gadis itu terkejut dengan pertanyaan Tara sementara si pelaku malah tertawa melihat wajah terkejutnya.

Masih dengan tawa yang belum reda, Tara kembali berucap. "Om bercanda, kenapa kamu kaget gitu?"

WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. AreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang