🍃 29 - Gara-gara Kue

519 105 35
                                    

29 - Gara-gara Kue


 
 

Keluar dari ruang kerjanya, Aresh berjalan cepat ke arah parkiran. Tadinya ia hendak menjemput Resya dari sekolah, tapi urung saat ingat kalau gadis itu akan belajar lebih dulu di perpustakaan. Jadi ia putuskan untuk langsung pulang ke rumah dan memasakan makanan enak sebagai permintaan maaf untuk gadis itu. Namun, lagi-lagi niatannya gagal saat gadis lain tiba-tiba memanggil namanya.

"Aresh!"

Di belakangnya ada Kanaya yang juga bersiap pulang.

"Mau pulang ya?" tanya gadis itu basa-basi.

"Iya."

"Aku nebeng pulang, ya?"

Aresh menatapnya datar, terlalu hapal dengan niatan modus gadis di depannya. "Kamu gak bawa mobil?"

"Enggak."

"Tadi berangkat sama siapa?"

Merasa Aresh mulai perhatian padanya, Kanaya tak bisa menahan senyuman di bibirnya. "Naik taksi."

"Ya udah, sekarang juga pulangnya naik taksi." Lalu Aresh beranjak lebih dulu.

"Ih kok gitu," gerutu Kanaya kesal tapi tetap menyusul Aresh keluar. "Resh, kamu kok gak pernah mau sih tiap aku minta tolong dianter pulang?"

Aresh menghentikan langkah, menghembuskan nafas perlahan agar tidak berkata kasar yang malah akan menyakiti rekan kerjanya ini.

"Kamu beneran mau tahu kenapa saya selalu nolak buat ngantar kamu pulang?"

Kanaya mengangguk.

"Karena saya sedang menjaga hati seseorang. Saya gak mau dia salah paham karena saya mengantar perempuan lain pulang."

Kanaya langsung bungkam. Matanya mengerjap kaget, tak menyangka Aresh akan membicarakan tentang wanita lain di depannya. "Ap-apa yang kamu maksud seseorang itu ... wanita yang tempo hari menemui kamu ke kantor?"

Kali ini Aresh yang diam. Wanita yang tempo hari menemuinya di kantor? Zui?

Apakah benar seseorang yang ia jaga hatinya itu adalah Zui? Makanya ia merasa bersalah saat harus mengantar Kanaya pulang? Jika iya, kenapa ia tidak merasa demikian saat dirinya mengantar jemput Resya sekolah? Bukankah ia juga harus merasa bersalah saat berdekatan dengan gadis selain Zui?

Tapi kenapa ... kenapa dirinya malah merasa senang saat bersama dengan Resya?

***

Jam hampir menunjukan pukul 7 malam saat Resya memasuki rumah besar itu. Tadinya ia cukup yakin kalau Aresh belum pulang dari kantor, tapi melihat mobil putihnya terparkir di halaman membuat Resya gugup seketika. Apa lagi tadi dirinya pulang diantar Jeno.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam," jawab Aresh dari dalam. "Baru pulang?"

"I-iya, Om. Baru beres belajarnya tadi."

"Sama siapa?" tanya Aresh datar.

Resya menelan ludah gugup. "Sama temen."

"Jeno maksud kamu?"

Yaiyalah, temenku cuman dia! "Iya, Om."

"Pulang diantar dia juga?"

"Om, aku ke kamar dulu ya, gerah pengen mandi!" seru Resya mengalihkan pembicaraan.

Aresh hanya bisa menghela pelan lalu mengangguk. "Jangan lupa nanti turun, saya udah masakin makan malam buat kamu."

"Om udah pulang dari tadi emang?"

WGM - (Bukan) Nikah Kontrak -ft. AreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang