Jalan Terbaik

290 23 0
                                    

Anggep aja dalam novel ini tidak ada pandemi dan gak ada corona, jaman bahagia gemah ripah loh jinawi, semua baik-baik saja di manapun berada...

Selamat Membaca....
🍃🌱🌲🌳🌴🌵🍀

Kami pulang ke Seroja, ibu dan Atun berbicara seperlunya kepadaku, Atun kembali tidur di kamarnya, sepertinya perbuatanku kemarin selain menyisakan sakit fisik juga sakit psikisnya, ibu memintaku untuk sementara tidur di kamarku dulu.

Seluruh keluargaku memberikan hukuman bertubi-tubi padaku, aku bahkan tidak memiliki kesempatan berbicara dengan Atun, saat masih di RS ibu selalu tidur di kamar rawat Atun untuk menemaninya , sedang aku hanya tidur di luar kamar Atun, aku benar-benar ingin menebus kesalahanku, apakah dengan melepaskan Atun dengan pak Ilham semua akan kembali normal.

Sudah sebulan aku nganggur dan tak memiliki semangat dalam menjalani hidup, Atun sudah selesai masa cutinya dan kembali mengajar di sekolah, dia terlihat seperti orang asing bagiku. Hubungan kami tidak selayaknya pasangan suami istri. Bahkan karena lelahnya otakku dengan tertimbun rasa bersalah aku telah melewatkan hari wisudaku.

Aku menghubungi tempat kerjaku yang lama yang ada di Jombang, Alhamdulillah pintu di sana masih terbuka lebar untukku, besok senin aku di minta datang ke Jombang, dan sepertinya ini yang terbaik, pergi menjauh dari orang yang telah kusakiti.

"Man, bapak ingin bicara sama kamu sebentar saja bisa??" Bapak di luar kamarku yang sedikit terbuk, kemudian masuk dan duduk di kursi belajarku.

"Njih pak, ada apa??" Aku bangkit dari tidurku, dan duduk menhadap bapak

"Man, bisakah hubunganmu dan Lida di perbaiki??"

Aku tertunduk, aku tak tau bagaimana memperbaiki hubungan kami, karena Atun menghindariku terus.

"Arman tidak tau pak, Atun menghindariku terus, bahkan ketika hanya kami berdua dia selalu mengurung diri di kamar." Aku tidak ingin menyalahkan Atun, aku menyadari kesalahanku tak termaafkan.

"Bapak tadi menemui Lida di sekolah, "

Flashback bapak & Atun

Tadi bapak menemui Lida di sekolahnya,
"Da... Bapak mau ngomong sebentar bisa??"

"Iya pak, kenapa gak di rumah saja, bapak repot-repot ke sekolah Lida.?"

"Bapak kurang nyaman kalau berbicara di rumah, bisa kita ke warung depan, kebetulan bapak belum makan siang."

"Ya pak, mari"

Diwarung sambil nunggu makan siang di sajikan.

"Da, maaf bapak ingin bertanya hubunganmu sama Arman, sampai kapan kamu akan mendiamkan Arman??" Lida tertunduk

"Maaf pak, Lida belum siap menghadapi Arman. Lida masih trauma pak."

"Da.. kamu tidak ingin melihat ketulusan Arman, kamu tidak ingin melihat cinta Arman untukmu??

"Lida... Kamu jangan lupa, kamu seorang istri, kamu pasti tau, arti berbakti kepada suami, siap orang yang harus di patuhi seorang istri selain Allah???"

"Suami..." Jawab Lida tertunduk.

"Kamu bukan anak kecil, kamu tau maksud bapak, belajarlah menerima takdirmu. Berdamailah dengan perasaanmu. Bapak tau Arman tak ada apa-apanya dibanding dengan pak Ilham, tapi cobalah kamu cari kelebihan Arman dari  pak Ilham, ingat Da di keluarga kita tidak ada istilah perceraian."

"Pak, Lida mau bilang ke bapak, selama ini Arman memeperlakukan Lida dengan baik, dia sangat sabar dengan Lida, hubungan Lida dengan mas Ilham sudah tiga tahun pak, aku hanya minta Arman bisa memberi waktu pada Lida untuk menghapus mas Ilham, namun akhir-akhir ini mas Ilham semakin mengejar Lida dan bahkan meminta Lida meninggalkan Arman."

KAKAKU = ISTRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang