Detak jantung

318 23 4
                                    

Selamat membaca....😘😘😘

Lida POV

Hari  ini  aku dari dokter kandunga di temani ibu, hatiku benar-benar galau antara sedih dan bahagia. aku menatap layar monitar saat melakukan USG, kulihat anakku yang sebesar biji jagung dan mendengar suara detak  jantungnya, air mataku menetes begitu saja, begitu juga dengan ibu yang juga ikut menangis namun dari sorot matanya begitu bahagia.

Ibu menggengam jemariku seolah memberi semangat kepadaku. Di saat seperti ini, aku begitu merindukan sosok Arman, dia yang menggengam tanganku, dan menatapku dengan tatapan cinta. Tapi aku tak ingin larut dengan eforia kehamilanku, karena aku yakin kerinduanku terhadap Arman karena hormon kehamilanku yang selayaknya wanita normal ingin bersama suaminya.

"Bayinya sehat ya bu, untuk usia tiga minggu, berat ukurannya juga sudah sesuai." Kata dokter dengan masih menatap layar monitor.

"Alhamdulillah..." Suaraku dan ibu bersamaan

"Maaf bu, suaminya tidak ikut mengantarkan bu???" Tanya dokter perempuan itu lagi.

"Suaminya ada di luar negri dok, jadi saya ibunya yang menemaninya." Kali ini ibu yang menjawab.

"Ibu punya riwayat keguguran sebelumnya ya?, Jadi tolong kehamilan ini diperhatikan dengan baik ya bu, untuk makanannya, jangan banyak aktifitas dulu, dan jangan banyak fikiran dulu ya bu, ini saya buatkan resep untuk vitamin , dan penguat kandungan, ini ada buku panduan kehamilan ya bu, silahkan di baca, dan apabila kontrol harap di bawa."

"Ya dok, terimakasih, kami permisi dulu." Kamipun pamit kemudian menuju apotik

Saat di apotik ibu memegang lembut perutku, dan dia tersenyum bahagia.

"Baik-baik di perut bundamu ya nak, jangan rewel kasihan bunda." Ibu berbisik pada calon cucunya yang ada di perutku. Aku tersenyum bahagia, meski tidak ada ayahnya bersama kami namun aku yakin anakku kelaka tidak akan kekurangan kasih sayang.

"Pasti eyang... Adhek anak pinter..." Aku menjawab dengan menirukan suara anak kecil, kamudia kami tertawa bersama, ternyata hamil itu sangat membahagikan.

"Da... Jangan sampai anakmu lahir dan Arman belum tau tentang kehamilanmu, ibu berharap kalian rujuk kembali, ibu akan meminta bapak untuk menunda, syukur membatalkan mendaftarkan perceraian kalian."
Ibu menggenggam tanganku.

Aku tertunduk, "ijinkan Lida sholat istoqoroh dulu bu, memohon petunjuk".

Sepertinya jalan satu-satunya adalah curhat kepada sang Maha membolak balikkan hati manusia.

Malam ini, aku tidur di kamar Arman aku memakai baju miliknya, aku begitu rindu dan ingin sekali di peluk olehnya, aku melihat foto-foto kami di hp ku yang belum sempat aku hapus, kemudian berulang kali menulis dan menghapus pesan kepada Arman, bapak dan Ibu sepakat yang memberi tahu kehamilanku ke Arman adalah aku sendiri.

Tapi bagaimana aku harus bilang, sedangkan kami sudah berpisah, kami melakukan hanya sekali, anakku yang dulu hanya sekali Arman percaya kalau dia anaknya, tapi saat ini kami melakukan sekali setelah itu kami berpisah, akankah dia percaya kalau ini anaknya.

Dan kekhawatiran lainnya adalah di diriku, apakah aku jatuh cinta kepada mantan suamiku, atau hanya aku yang sedang nyidam ingin bersama suamiku.

Aku khawatir hatiku belum yakin bersamanya dan berakhir seperti dulu, saling menyakiti. Dan keluarga besar ikut khawatir.

Ting
Suara notivikasi dari HP ku ada pesan masuk dari Arman.

Hubby
Belum tidur???

Me
Belum, kamu sedang apa??

Hubby
Disini pagi, aku baru selesai subuhan, semalam aku mimpi kamu, aku melihat ada bulan berada di pangkuanmu.

Me
Ah itu hanya bunga Metidur.
Kamu sehat??

Hubby
Ya mungkin cuman bunga tidur.
Alhamdulillah aku sehat, kamu gimana kabarnya? Sehat??

Me
Alhamdulillah aku sehat. Kamu jangan lupa makan ya, jaga kesehatan di sana jauh dari keluarga.

Hubby
Alhamdulillah mbak aku disini punya keluarga baru, yang menganggapku seperti keluarganya,
namanya bang Shaul,
dia punya satu anak perempuan usianya sekitar dua puluhan dan dua anak kembar seusia Arfan,
dan tahun depan kalau aku pulang ke Indonesia anaknya akan ikut bareng ke aku ke Indonesia,
dia ingin sekolah di Jogja dekat dengan kakeknya yang asli orang Jogja.

Arman mengirimkan foto bersama keluarga bang Shaul saat lebaran, dan aku melihat foto gadis yang sangat cantik berdiri dekat Arman

Me
Oh... Ya sukur lah kalau sudah punya saudara baru disana.
Udah dulu ya aku mau tidur.

Aku meratapi nasibku di saat aku memiliki kerinduan yang mendalam kepada Arman, mungkin memang kami tidak berjodoh, tapi bagaimana dengan nasib anakku, dia juga butuh pengakuan dari ayahnya.

Tapi aku juga tidak bisa egois merusak kebahagian Arman. Ya Allah apakah sesakit ini  perasaan yang Arman rasakan kala itu, cintanya bertepuk sebelah tangan dan ku abaikan, demi cinta masalaluku.

***

Di sebuah padang rumput yang sangat luas tak berujung, aku melihat Arman menggandeng seorang anak perempuan, dia begitu  sangat manis, mirip seperti Arman.

"Bunda....." Gadis itu memanggilku dan menarik tanganku ke arah Arman, dan kami berjalan bertiga melewati padang rumput.

"Lida.... Bangun nak... Sudah siang, bumil gak boleh bagun kesiangan". Ibu membangunkan ku di kamar Arman

"Ya Allah.... Ternyata mimpi....." Aku mengusap wajahku, seumur-umur baru kali ini ibu membangunkanku di kamar, biasanya aku akan bangun sebelum subuh.

"Lida... Rambut kamu?? Ternyata kamu highlight?? Duh... Ketahuan, ibu tau dech kalau rambutku aku highlight.

"Hihihi.... Cantik kan bu???" Aku meringis sambil turun dari tempat tidur, naasnya lagi ibu melihatku memakai kemeja Arman, hanya kemeja tanpa bawahan, terlihat kebesaran di tubuhku

"MasyaAllah, Lida... Kenapa kamu pakai baju Arman??". Aku pingin nagis rasanya, aku begitu ingin di peluk Arman, tapi dia tidak ada, adanya bajunya, ini pun sudah pernah di pakai, ada sisa aroma Arman membuat aku begitu nyaman.

"Bu.... Lida, pingin di peluk Arman." Ibu memelukku dengan sayang, mungkin tadi Ibu lupa kalau aku lagi hamil dan entah anakku ini pinginnya aneh-aneh, absurd banget kaya bapaknya.

"Maaf ya, ibu lupa, kalau anak ibu lagi nyidam pingin di peluk ayahnya dhedek." Aku tertunduk malu.

"Da... Sepertinya kamu segera ambil keputusan untuk masa depanmu."

Aku mengambil Hp ku di nakas dan memperlihatkan chatku dengan Arman ke Ibu.

"Da lihat Ibu, Arman sudah pernah memperjuangkan cintanya dan kamu yang menutup hatimu untuk Arman, sekarang apa yang akan kau lakukan Da? Membiarkan Arman pulang membawa wanita Arab dan di jadikan adik iparmu???" Dengan cepat aku menggeleng

"Kalau kau tidak ingin memperjuangkan cintamu untuk Arman, minimal pikirkan anakmu dia berhak memiliki orang tua yang utuh." Benar kata Ibu, anakku butuh ayahnya, aku gak boleh egois.


Bersambung

Jangan lupa vote ya...😘🙏

KAKAKU = ISTRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang