Selamat membaca....
💖💖💖💖💖💖💖Arman POV
Alhamdulillah, aku di beri amanah oleh bosku untuk mengurus kedatangan jamaah umroh dari Indonesia, aku mempersiapkan ijin, hotel, transportasi, dan aku menjadi tour guide juga ketika jamaah sudah ada di Madinah. Pekerjaan yang aku idamkan dari bangku sekolah sekarang sudah aku miliki, ragam kesibukan dan bertemu banyak orang baru membuatku mampu mengalihkan pikiranku tentang mbak Lida... Yah aku kembali memanggilnya mbak Lida, karena dia bukan lagi istriku, bukan lagi jawjatun ku dia kembali menjadi kakaku.
Seminggu ini aku di Madinah, dua minggu sebelumnya ada pembekalan di Surabaya dan menyiapkan visa keberangkatan ke Madinah. Hari ini hari Lebaran, aku sangat merindukan keluargaku di Semarang, di Madinah para pekerja migran banyak yang merasakan hal yang sama denganku, merindukan sanak dan keluarganya di tanah air, hanya bisa mengobati kangen lewat hp.
Tadi aku sempat Vcall dengan bapak, ibu, Arfan dan juga Mbak Lida, aku melihat mbak Lida lebih berisi dari pada saat terakhir aku meninggalkannya, mungkin dia sudah lebih bahagia terbebas dariku.
Aku mengirim chat pribadi ke mbak Lida, ku jalin kembali hubungan kakak beradik dengan mbak Lida, aku kira sekarang ini dia kembali dengan pak Ilham, ternyata pak ilham sudah menikah dengan wanita lain. Meski demikian aku tidak berani berharap lebih dengan mbak Lida. Tidak ada alasan untuk kami bersama, anakpun sudah tiada, rasa cinta pun hanya aku yang punya.
"Man, ayo kita kerumah Bang Shaul, beliau mengundang kita kerumahnya, kita berlebaran di sana". Kata seorang tour guide asal Medan yang bernama Raja, dia sudah lama di Madinah, bisa di bilang Raja seniorku di tour guide, dia mengajakku ke rumah Bang Shaul, dia adalah warga negara Singapura keturunan Arab dan India, istrinya adalah orang asli Singapura namun kakek dari ibunya orang Jogja, keluarga bang Shaul sangat menghormati tamu, apalagi tamunya dari Melayu, pasti dia akan memberikan penghormatan yang luar biasa, mereka sangat fasih berbahasa melayu. Kami di jamu dengan makanan khas timur tengah yang tentunya menggugah selera makanku.
Bang Shaul memiliki satu anak gadis yang bernama Hanna dan dua anak laki-laki kembar, bernama Hasan dan Husain katanya biar seperti cucu Nabi. Istri Bang Shaul bernama kak Rosida yang akrab di panggil kak Ros wajahnya khas orang melayu, dia sangat baik, bahkan kami di beri hadiah pakaian lebaran, dan juga mempersilahkan untuk tinggal di rumahnya yang sangat megah, ya jelas megah bang Shaul memiliki usaha pelelangan bangkai kapal. Bahkan aku pernah ingin di ajari berbisnis seperti dia, biar bisa memiliki bisnis sendiri dan tak jauh dari keluarga.
Di rumah Bang Shaul aku seperti berada di rumah sendiri bersama keluarga.
"Arman, kamu sudah menikah???" Tanya Kak Ros.
"Pernah kak, tapi sudah divorce sebulan yang lalu.
"Ohhh... Aku turut prihatin ya Man, semoga kamu bisa mendapat hikmah dari perceraianmu, dan mendapat gantinya segera" aku tertunduk dan tersenyum
"Aamiin..." Jawabku.
"Kalian di Madinah berapa lama??" Tanya bang Shaul
"Saya tiga tahun bang, kalau Arman hanya setahun, sebenarnya Arman juga 3 th, tapi dia minta setahun ke bos dan di setujui." Jawab Raja seniorku, bang Raja bernama lengakap Ahmad Matua Raja Nasution.
Aku di Madinah hanya setahun dua tahunnya aku berada di Surabaya, sebenarnya aku diminta tiga tahun di Madinah, namun entahlah aku merasa ingin segera pulang, ada sesuatu hal yang menungguku.
POV END
***
Di tanah air, tepatnya di kota Semarang, di sebuah rumah dua lantai di jalan Seroja, seorang wanita tertidur lemas di kamarnya, ibu dan bapaknya terlihat khawatir karena kondisi putri mereka yang sakit, sehingga mereka gagal mudik ke Pekalongan.
"Da... Kita ke dokter yuk... Mungkin asam lambungmu naik, dari tadi kamu nyium masakan langsung muntah, ibu takut kamu kehabisan cairan." Ibunya sibuk mengerokki Lida putrinya.
"Besok ya Bu, ini kan hari Raya, mana ada dokter yang buka??"
"Pokoknya kalau nanti masih muntah terus, kita ke IGD RS ya..." Bujuk ibunya.
"Bu... Lida pengen tidur di kamar Arman. Boleh??". Pinta Lida, dan ibu tersenyum menuruti putrinya untuk pindah kamar di kamar putranya.
"Bu, parfum Arman ada yang di tinggal gak ya??" Tanya Lida sembari clingak clinguk di meja Arman.
"Memang kenapa Da?? Kamu kangen Arman??" Tanya ibu dengan senyum penuh selidik
"Enggak bu, sepertinya kalau mencium parfum Arman, mualku akan berkurang." Lida menemukan botol parfum yabg masih ada isinya sedikit, di menghirup dalam-dalam parfum milik Arman yang tinggal seper empat.
Ibunya memicingkan mata menatap heran putrinya yang persis dia saat mengandung Arman dulu. Ibunya langsung menutup mulutnya yang melongo.
"Da, ibu boleh tanya??"
"Iya bu, apa??" Jawab Lida masih sibuk dengan botol parfum Arman
"Sebelum kamu di talak Arman, pernahkah kalian melakukan hubungan suami istri??" Ibunya sangat berhati-hati bertanya pada putrinya tadi.
"Malam sebelum Arman menalak Lida kami melakukkannya bu...." Lida tercengang dan mendadak bayangan pergumulan mereka teringat di benak Lida, saat itu masa subur karena Lida baru selesai nifas.
"Bu, temani Lida beli testpect." Mata Lida berkaca-kaca membayangkan dia hamil tanpa suami, dia akan menjadi sigle parents, akankah Arman mau mengakui bayi dalam kandungannya??
***
Bu Mariam terlihat gelisah berada di depan toilet kamar putranya, di dalam toilet Lida sedang menggunakan testpect yang barusan di belikan oleh ibunya.
"Da.... Sudah belum...???" Ibunya yang gelisah di luar toilet mendekatkan telinganya di pintu toilet.
Selang beberapa saat Lida keluar dengan pandangan kosong dan air mata yang bercucuran. Kemudian menyerahkan hasil testpect tersebut ke ibunya.
Ibunya menangis dan memeluk putrinya, kenapa dia mendapat amanah lagi di saat sudah di talak oleh suaminya.
"Da... Jangan di sesali ya... Ini amanah dari Allah, biar Arman ibu suruh pulang ya??" Ibu mencoba menenangkan hati putrinya.
"Jangan katakan sama Arman bu, dia baru saja bekerja, kasihan kalau dia harus kembali lagi kesini, dan Lida belum tau dengan perasaan Lida sendiri. " Lida masih menangis di pelukan ibunya.
"Tapi Arman berhak tau Da, kalau dia akan menjadi seorang ayah."
"Tapi tidak dalam waktu dekat ini bu, beri Lida waktu ya bu."
Bersambung.....
Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAKU = ISTRIKU
General Fiction(End) Aku Arman, Muhammad Arman Hassani, harus terjebak menikah dengan perempuan yang usianya 4 th di atas ku, parahnya lagi, perempuan itu adalah kakak angkatku, karena ketidak sengajaan yang berakibat fatal dalam hidupku, menjungkir balikkan tatan...