Yeonjun turun dari mobil putih itu lalu menghampiri Soobin yang juga baru keluar dari sisi sebelah. Soobin nampak meringis kecil, dan Yeonjun yang melihat itu ikut-ikutan meringis. Apakah ia benar-benar keterlaluan semalam?
“Kau bisa jalan? Perlu kugendong?”
“Tak perlu, aku bisa jalan sendiri.”
“Tapi kau nampak kepayahan. Sakit kah?”
“Agak perih sedikit.”
Meskipun Soobin bersikeras mengatakan kalau ia bisa berjalan sendiri, Yeonjun tetap merasa tak enak. Dia yang menyebabkan Soobin seperti ini, maka dari itu dengan segenap ke-gentle-annya tanpa aba-aba ia gendong saja tubuh bongsor itu ala bridal.
“YEONJUN, APA-APAAN KAU? TURUNKAN AKU!!!”
“Sssttt.. Diamlah, mana kunci rumahmu?”
“Aku bilang turunkan aku! Ini terlihat aneh, astaga! Tubuhku bahkan lebih besar darimu.”
“Tubuhmu boleh saja lebih besar dariku. Tapi otot-ototku jauh lebih menonjol ketimbang punyamu.”
Soobin langsung bungkam, dan sialnya potongan adegan porno yang dibintangi oleh Yeonjun dan dirinya semalam melintas lagi di dalam kepalanya. Bagaimana kedua lengan itu mengungkungnya, lalu memeluknya dari belakang dan menjamah semuanya dari atas sampai bawah.
Nikmat, serius. Nggghhh..
Soobin menggelengkan kepalanya, pipinya merona tanpa bisa ditahan. Yeonjun yang menyadari hal itu malah ikut-ikutan berpikiran kotor, apalagi jarak keduanya kini sangatlah dekat, dan bibir ranum Soobin sangat menggoda iman di sana.
“Ekhem! M-mana kunci rumahmu?”
“O-oh, iya ini ada.”
Setelah Soobin mengeluarkan kunci rumahnya, tanpa babibu lagi Yeonjun langsung membawanya masuk ke dalam. Soobin mengeratkan pelukannya pada leher Yeonjun, matanya tak berkedip menatap pahatan wajah kawannya itu dari jarak sedekat ini. Berteman dekat hampir empat tahun dan baru kali ini Soobin sadar kalau Yeonjun itu tampan sekali.
“Mau di kamar atau di sofa?”
“Huh?” lamunan Soobin ambyar seketika mendengar pertanyaan ambigu itu. “A-apa maksudmu?” gegernya dengan degup jantung yang sudah tak karuan.
Yeonjun menaikkan sebelah alisnya melihat kerusuhan Soobin di gendongannya. “Kau mau kuletakkan di mana? Kalau mau di kamar aku akan langsung membawamu ke sana. Mumpung masih kugendong.”
Ooh? Ia kira apa?
“Di sofa saja.”
Yeonjun mengangguk, ia langsung membawa Soobin ke sofa ruang tengah dan menurunkannya di sana. Hening melanda, entah kenapa keduanya kini menjadi canggung.
Yeonjun ingin meminta maaf atas hal semalam tapi ia bingung harus memulai dari mana, Soobin juga sekarang hanya menundukkan kepalanya dan asyik memilin ujung hoodie-nya.
“Oh, ya. Ini kunci mobilmu, Bin.”
Soobin mendongak dan menerima kunci itu dari Yeonjun. “Padahal kau tak perlu mengantarku tadi, aku bisa menyetir sendiri. Nanti kau pulang bagaimana?”
“Gampang.”
Yeonjun masih memamerkan senyuman kikuknya dan ikut duduk di samping Soobin. Lagi-lagi hening melanda untuk beberapa saat, sampai akhirnya Yeonjun yang sudah tak nyaman dengan atmosfer canggung itu mengeluarkan suaranya.
“Soobin, soal semalam itu aku benar-benar minta maaf. Itu semua di luar kendaliku, aku tidak bisa menahannya. Maaf, aku sudah––” ada jeda sebentar, Yeonjun menjilat bibir bawahnya sekilas lalu menatap Soobin dengan segenap penyesalannya.
“––maaf aku sudah merenggut kehormatanmu. Aku tahu kau selama ini, kau lelaki baik-baik yang tak pernah disentuh oleh siapapun. Tapi sialnya semuanya harus berakhir padaku.”
Soobin memejamkan matanya kuat. Bohong kalau ia tidak marah, ia bahkan sempat menangis saat tadi mandi di kamarnya Yeonjun. Tapi mau bagaimana lagi? Ia juga tidak bisa menyalahkan Yeonjun atas semua kecelakaan nikmat ini.
“Sudahlah, tak perlu meminta maaf. Kita berdua di bawah pengaruh obatnya Beomgyu semalam. Aku juga tahu kau belum pernah meniduri orang sebelumnya kan? Aku yang pertama untukmu?”
Yeonjun agak tersipu. “Ya, kau tahu aku bagaimana. Meskipun aku nakal, tapi kenakalanku bukan pada tahap meniduri orang sembarangan. Aku tidak sebrengsek itu. K-kau yang pertama.”
Soobin membenarkan letak kacamatanya lalu tersenyum getir. “Ya sudah, sama-sama pengalaman pertama berarti. Aku sedikit lega.”
“Kau tidak marah, Bin?”
“Marah juga tidak akan memperbaiki keadaan, bukan? Jadi untuk apa? Semuanya sudah terjadi.”
“Ya, kau benar. Ngomong-ngomong, semalam kau nikmat sekali.”
JREEENG!!!
Soobin langsung menatap Yeonjun horor. Tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Kenapa Yeonjun malah mengatakan hal itu dengan senyum konyolnya? Sial, ia jadi dag dig dug begini jadinya.
“Kau nikmat, Bin. Aku tidak menyangka kau hebat juga di ranjang. Wow! Malam pertama yang spektakuler bersamamu.”
Astaga, Yeonjun bahasanya spektakuler!
“Hmm.. Ya, kau juga nikmat. Buktinya aku sampai kesusahan berjalan begini karenamu. Suaraku bahkan sampai agak serak karena mendesahkan namamu sepanjang malam. Kau juga spektakuler, di samping rasa sakit aku juga menikmatinya, jujur saja.”
Entah sadar atau tidak yang jelas Soobin mengutarakan kalimat panjang itu dengan lancar jaya mulus rahayu. Yeonjun saja sampai bengong, ia tidak menyangka Soobin akan segamblang itu.
“Tapi kembali lagi kepada fakta. Semalam kita berdua melakukannya di bawah pengaruh obat, obat itu yang membuat kita hebat. Iya kan?” lanjutnya seraya melepas kacamatanya lalu mengerling nakal kepada Yeonjun.
Yeonjun lagi-lagi blank, dan saat sudah konek ia menyeringai tampan. Paham dengan maksud Soobin yang kini sedang menyugar rambutnya ke belakang sambil terus menatapnya seolah menantang.
Memberanikan diri, Yeonjun mulai menggeser duduknya lalu melingkarkan lengannya pada pundak Soobin tanpa permisi. “Mau mencobanya tanpa pengaruh obat, hmm?” bisiknya seduktif disusul kecupan lembut pada bibir ranum itu.
“Rumahmu kosong kan?”
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! || YeonBin [END]
Humor[COMPLETE] [YEONBIN BL AREA 21++] Yeonjun dan Soobin, sepasang makhluk berbatang berstatus kawan karib yang tidak sengaja berbuat anu(?) dan ujung-ujungnya malah ketagihan lalu menikah gara-gara hamil duluan. [WARNING!] Semua cast menggunakan laki-l...