Chapter 12

16.4K 753 186
                                    

“Hiks.. K-kau kenapa?” Soobin masih menangis di kasurnya. “Kau ditonjok siapa sampai babak belur begini?”

Walaupun sudut bibirnya masih terasa berdenyut, Yeonjun tetap berusaha memasang senyum lembutnya agar Soobin tidak panik. Tak pernah terlintas di pikirannya kalau kepalan tangan Beomgyu yang nampak lucu itu akan senyeri ini.

“Bukan apa-apa, kau tak perlu khawatir. Sudah, jangan menangis.”

Bukannya berhenti, Soobin malah tambah sesegukan. Yeonjun jadi semakin merasa brengsek, dari raut wajah dan cara menangisnya saja ia bisa menebak seberapa ketakutannya Soobin saat ini.

Mata runcingnya bergulir melirik nakas, ada sebuah test pack di sana. Ia mengulurkan tangan untuk meraihnya dan seperti di film-film, hasilnya dua garis biru. Positif.

“Soobin––”

“Aku berani bersumpah aku hanya melakukannya denganmu. Hiks.. A-aku tak pernah bermain ranjang dengan orang lain. Hiks.. Hyunjin tak pernah menyentuhku.. Hiks.. H-hanya dirimu.. Hikss.. Aku hanya tidur denganmu..”

Soobin kalap mengutarakan kalimat tersebut, ia semakin kacau dan Yeonjun langsung sigap menarik tubuh bongsor itu ke dalam pelukannya.

“Iya, aku tahu. Aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahimu. Kau tak perlu takut, aku di sini.” bisa Yeonjun rasakan rematan tangan Soobin pada kaos belakangnya itu semakin mengerat. “Sssttt.. Sudah, jangan menangis terus. Nanti kau capek, nafasmu sudah tersenggal-senggal begini.”

“Hiks.. B-bagaimana dengan Wooyoung?”

“Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya.”

“Tapi kau mencintainya. Hiks.. Aku tahu dari dulu kau sangat mencintainya.”

Yeonjun memejamkan matanya. “Kau lebih membutuhkanku.” ia melepas pelukan itu lalu mengusap perut rata Soobin. “Dan dia juga membutuhkan ayahnya.”

Soobin tidak memberikan reaksi, tapi elusan itu membuatnya terbuai. Ia memegang tangan Yeonjun yang masih berada di perutnya, jujur saja ia senang Yeonjun mau bertanggung jawab, tapi bagaimana kalau nanti pemuda itu malah bersikap buruk padanya? Mengingat pernikahan mereka terjadi karena sebuah kecelakaan, tanpa adanya cinta.

“Sudah ya, jangan menangis. Aku akan meminta Wooyoung ke rumahku sore ini, kita harus menyelesaikan semuanya sesegera mungkin. Kau bisa menghubungi Hyunjin untuk ikut serta? Kau juga harus putus dengannya.”

Soobin mengangguk kaku dan Yeonjun langsung merogoh ponselnya. Saat hendak men-dial kontak Wooyoung, kebetulan sekali orang yang bersangkutan malah lebih dahulu menghubunginya.

“Hai, Woo? Kenapa, hmm?”

“Y-Yeonjun? Apa kau di rumah? A-aku mau bertemu, ada yang ingin aku bicarakan. Penting.”

Jidat seksi Yeonjun mengernyit, dari nada bicaranya Wooyoung seperti habis menangis. Pikirannya mulai bercabang, jangan-jangan Wooyoung patah hati karena mengetahui hubungan gelapnya?

“A-aku sedang di luar, Woo. Kalau sore bagaimana? Aku juga perlu bicara serius denganmu.”

“Baiklah, nanti aku ke rumahmu.”









































.

.

.

Taehyun yang baru masuk ke dalam kamar Beomgyu melalui pintu samping itu mengeluarkan berbagai macam cemilan dan minuman dari dalam tasnya.

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang