Chapter 35

5.7K 186 8
                                    

Baru keluar dari restoran bintang tujuh, Soobin memeluk lengan kanan Yeonjun dan lendotan di bahunya. Yeonjun senyum-senyum lalu cium mesra pucuk kepala istrinya.

“Mau ke mana lagi sekarang, Bin?”

“Aku kenyang. Pulang saja yuk?”

JREEENG!!!

Mata runcing itu langsung merah kuning hijau seperti lampu lalu lintas. Senyum mesumnya merekah. Akhirnya setelah banyak jajannya, istrinya ini mau pulang juga.

“YUK!!!”

Berhubung isi pikirannya sudah anu semua, Soobin ah euh ah euh manja saat dituntun menuju penginapan dengan tak sabaran.

“Aduh.. Pelan-pelan, Yeonjunhh.. Hhhh.. Ahhh.. Euhhh.. Awwhh..”

Ambigu sekali memang. Begitu sampai beranda depan, ia langsung memeluk suaminya itu dari belakang. Tak tanggung-tanggung mulutnya langsung membuat cupang.

“Nggghhh..” dan karena aksi tersebut Yeonjun jadi tidak fokus hingga mendadak lupa bagaimana caranya membuka pintu.

“Didorong, Sayang. Bukan digeser.”

“Oh? Hehehe.”

Ya ampun, jadi tengsin. Untung belum ia dobrak.

Setelah berhasil masuk, aksi digendong ala bridal itu terjadi lagi. Yeonjun mendekatkan wajahnya dan berciumanlah mereka berdua.

“NGGGHHH..”

“MMPPPHHH..”

Dominannya ganas submisifnya agresif. Desahannya saja sekencang itu sampai hurufnya kapital semua.

Astaga!

Sebelah tangan Soobin memegang pipi Yeonjun, netranya terpejam merasakan manisnya jus stroberi yang masih menempel di bibir itu. Dikulum, dihisap, digigit enak sekali seperti permen jeli.

“Ssshhh.. A-awhh..”

Walaupun agak sakit tapi Yeonjun tetap nafsu dicumbu istri. Kaki jenjangnya melangkah sempoyongan ke kamar, tapi karena tidak fokus ia malah nyasar ke dapur.

“Mmppphhh..”

Masih dengan posisi gendong-gendongan dan tentunya ah euh ah euh, pengantin gadungan itu balik lagi ke ruang depan setelah sadar salah tujuan.

Kali ini benar, Yeonjun melangkah menuju kamar. Namun lagi-lagi ia tidak fokus dan malah salah perhitungan.

JDUAAAK!!!

“Arrrggghhh..”

Kepalanya Soobin kejedot kusen dan seketika itu pula semuanya jadi ambyar. Keseimbangan Yeonjun rubuh, dan sekarang mereka tumpuk-tumpukan di ambang pintu seperti ikan pindang.

“Soobin, kau tidak apa-apa?” campur aduk antara iba dan ingin tertawa, Yeonjun ribut memeluk dan mengusap-usap kepala istrinya.

Ini tragedi ada-ada saja memang.

“Sakiiittt..”

“Aku minta maaf. Pfffttt.. Aku tidak sengaja.”

“IH, MALAH TERTAWA COBAAA!!!”

“Maaf, Sayang, Maaf. Sini mana yang sakit?”

Yeonjun kembali meneliti kepala Soobin. Cukup lega karena insiden barusan tidak menyebabkan istrinya ini benjol, tapi kemudian dia malah bertanya.

“Sayang, kita di mana? Aku siapa?”

Krik! Krik! Krik! Krik!

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang