Chapter 14

15.3K 728 231
                                    

“Ini red carpet-nya mana?”

Jungkook dengan kacamata hitam nangkring di kepala itu berkacak pinggang di depan pintu rumah. Yeonjun dan Beomgyu sudah tertekan sekali wajahnya, Taehyung apalagi.

“Ini red carpet, Mamah.”

“Beomgyu, ini keset welkom, Nak.”

“Ya sudah sih, yang penting warnanya red.”

“Mah, Pah.” Yeonjun mengalihkan topik tak berfaedah itu. “Lupa belum sungkeman.” ia cium tangan kepada orangtuanya itu, Beomgyu juga ikut-ikutan.

Jungkook jadi terharu. “Huhuhu. Anak Mamah~” ia langsung meraih leher kedua anaknya itu dengan anarkis untuk kemudian dipeluknya erat-erat.

Taehyung meringis saja melihatnya. Jungkook itu, memeluk anak tapi jatuhnya malah seperti sedang membekuk maling. Ada-ada saja memang.

“Mamah merindukan kalian. Huhuhu.”

“I-iya, Mah. Aku dan Beomgyu juga rindu Mamah dan Papah. Ngomong-ngomong, itu bagaimana acara plesiran ke piramida Mesir-nya? Sudah berhasil selfie dengan mumi Fir’aun?”

Jungkook melepaskan pelukan mautnya, lalu dikecuplah pipi Yeonjun dan Beomgyu sampai-sampai cap bibir warna pink nemplok di sana dengan wow.

“Gagal, Nak. Tapi kabar baiknya Mamah jadi selfie bersama unta gurun. Mereka lucu-lucu lho! Iya kan, Papah?”

Taehyung mengangguk saja. “Iya, Mah. Mereka lucu-lucu, tapi bagi Papah lebih lucu Mamah ke mana-mana.”

Yeonjun dan Beomgyu langsung merinding disko mendengar gombalan tak bermutu Taehyung, tapi anehnya Jungkook malah blushing sambil gebuk pundak suaminya itu manja.

“Ih, Papah bisa sajaaaaaaaahhh~”

“Mah, Pah, sudahlah. Kalian berdua pasti capek sekali, iya kan? Kamar kalian sudah aku bereskan, kalian istirahatlah.” Beomgyu mendorong punggung kedua orangtuanya itu agar masuk ke dalam.

“Koper Mamah dan Papah masih di bagasi, Gyu.”

“Nanti dipanggul Yeonjun Hyung tenang saja.”

“Oh, ya sudah kalau begitu. Papah, ayo kita mandi.”

“Ayo, Mah! Mau sekalian digosok tidak, Mah?”

“Mamah maunya digesek, Pah.”

Baiklah, sampai sini sudah ketahuan dari mana sifat mesum Yeonjun dan Beomgyu berasal. Gen orangtua memang kuat sekali, apalagi gen ibu.

Setelah memastikan keduanya menghilang dari balik pintu kamar, Beomgyu langsung bisik-bisik tetangga kepada Yeonjun sampai kuping kakaknya itu basah.

“Hyung, kapan kau mau bilang kepada mereka?”

“Gyu, muncrat astaga! Nanti malam aku akan bicara.”

“Oh, baiklah. Ck! Kenapa Mamah dan Papah pakai acara pulang ke rumah ini sih? Membuat suasana semakin keos saja.”

“Mereka merindukan kita, Gyu. Mungkin mereka bosan juga menetap lama-lama di Paris, sejauh apapun pergi tanah kelahiran tetaplah rumah untuk kembali.”

“Iya juga sih. Tapi tetap saja aku kurang setuju mereka pulang ke sini.”

“Kenapa memangnya? Ini rumah mereka.”

“Hyung! Masalahnya, kalau Mamah dan Papah ada di sini nanti aku dan Taehyun mau maksiat di mana?!”

Raut wajah Yeonjun langsung berubah menjadi sedatar tembok. Ia pun berkacak pinggang, mata runcingnya menatap sang adik tercinta dengan frustasi sekaligus jengah.

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang