Chapter 11

17.6K 741 114
                                    

“Aduh! Soobin.. Ssshhh.. Ahhh.. Soobin, makan ya makan saja! Jangan sambil goyang-goyang juga aduh pantatmu itu! Nanti kalau anuku bangun lagi gawat!”

“Oops! Mhwaaffhh~ Yheonjhwuun~”

“Telan dulu baru berbicara, kebiasaan sekali sih?! Nanti kau tersedak.”

“Ih, galak.”

Yeonjun meringis melihat kelakuan makhluk bongsor di pangkuannya, sehabis indehoy kenapa jadi aneh begini? Gonta-ganti ekspresinya cepat sekali, mana porsi makannya juga berubah jadi porsi kuli.

“Soobin, yakin semua ini bakal habis? Kalau tidak habis mubazir.”

“Habis, Yeonjun. Aku lapar, tenang saja.”

“Oh, ya sudah.”

Yeonjun membenarkan selimut yang menutupi bagian bawah keduanya. Lengan kekarnya memeluk perut rata Soobin mencari kehangatan, dagunya ia tumpukan pada pundak dan lambat laun matanya mulai menutup.

“Yeonjun, jangan tidur!”

“Tidak.” jawabnya bergumam dengan mata terpejam. “Kenapa? Kau takut ada genderewo di kamar ini kalau aku tidur lebih dulu?” tangannya kini mengelus-ngelus perut itu lembut.

Soobin yang mendapat perlakuan itu memejamkan matanya sambil tersenyum. Nyaman dan damai sekali rasanya, bahkan bolu dan es krim yang sedang dimakannya tiba-tiba terasa lebih enak saat Yeonjun mengelus perutnya.

“Yeonjun?”

“Hmm?”

“Liburan semester dua minggu, kau ada acara dengan Darling?”

“Entahlah? Paling aku akan mengajaknya pergi sehari dua hari. Gara-gara celetukanmu dia jadi ngotot ingin ikut liburan bersama anak angkatan fakultas kita, padahal kita ada agenda begitu saja tidak.”

“Hehehe. Maaf, aku tidak tahu ujung-ujungnya bakal begitu. Oh ya, selama kita begini apakah dia tidak curiga?”

“Dulu pernah, pas dia melihat ada kissmark di leherku. Tapi untungnya dia percaya saat aku bilang itu ulah Beomgyu yang menggigitku karena halu menjadi Bella Swan.”

Krik! Krik! Krik! Krik!

Soobin langsung menatap putus asa kawan tampannya itu. “Kau tidak punya alasan lain yang lebih etis?”

Yeonjun tertawa lalu mengusap bibir mengkilap Soobin yang penuh remahan bolu. Mengusapnya bukan pakai tangan, tapi pakai lidah. “Itu yang paling etis. Sudahlah, yang penting dia percaya.”

Soobin menyedot cappuccino cincaunya. Bisa-bisanya Wooyoung percaya begitu saja dengan alasan absurd Yeonjun, pikirnya. Menurutnya ini agak aneh, ia tahu Wooyoung tidak sepolos itu.

“Kalau kau bagaimana? Kau ada acara dengan si Sayangmu itu?”

Soobin terkesiap. “O-oh? Sepertinya tidak. Dia ada acara dengan keluarganya, dan minta maaf padaku tidak bisa mengajak jalan-jalan selama liburan.”

Yeonjun tersenyum sinis, sekaligus miris. Soobin itu cerdas, jago menipu pula, tapi sayangnya tidak cukup pintar untuk sadar kalau saat ini ia juga tengah ditipu oleh pacarnya. Yeonjun mengeratkan pelukannya, merasa kasihan kepada kawan bongsornya ini.

“Soobin? Kalau kau mau, aku bisa mengajakmu pergi jalan-jalan.”

Senyuman cantik itu terbit diiringi kepalanya yang menengok ke belakang. “Tak perlu, lagipula aku mau pergi ke Belgia untuk mengunjungi orangtuaku. Mereka belum bisa pulang ke sini karena masih mengurusi beberapa hal, jadi aku saja yang akan pergi ke sana sekalian liburan.”

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang