Chapter 38

4.7K 162 21
                                    

Berterima kasihlah kepada oknum bernama Mingyu. Karena berkat dirinya yang dihubungi Mamah Kookie waktu itu, Yeonjun dan Soobin kini lengket lagi seperti pengantin baru.

“Bwubwubwubwuuuhhh..”

Jam lima subuh, suara lucu itu menyita atensi Yeonjun yang baru selesai dari kamar mandi. Penasaran, lantas ia menghampiri ranjang mahal bayinya yang berada di pojokan untuk mengeceknya.

“Eh? Anak Papah kok sudah bangun?”

Senyum dari bapak beristri satu itu mengembang. Yeonsoo ternyata sudah melek dan sedang anteng menggigiti ekor boneka buaya kecil pemberian Beomgyu beberapa waktu lalu.

Saat dicek popoknya masih ringan. Saat disentuh mulut kecilnya, bayi itu langsung mau menghisapnya.

“Sayang, haus?” Yeonjun mengambil botol susunya yang berada di dekat bantalnya. “Tapi ini sudah kosong. Papah buatkan dulu ya?”

Tidak mau mengganggu Soobin yang masih bermimpi jadi member TXT, akhirnya papah muda itu berkutat sendiri. Dia mencucinya terlebih dahulu kemudian meraciknya hingga jadi.

Karena mau lanjut tidur juga tanggung, akhirnya dia menarik kursi dan malah menonton bayinya menyusu.

Lagi-lagi senyum tampannya mengembang melihat putra semata wayangnya sudah tumbuh sebesar ini. Namun lama-lama matanya memanas tatkala fakta menampar bahwa buah hatinya ini hadir bukan karena cinta.

Tapi karena kesalahan.

“Maafkan Papah sama Mamah ya, Nak?”

Pada akhirnya air mata itu tak terbendung. Teringat dosa di masa lalu sekaligus merasa bersalah karena bayi lucu ini harus lahir dari pasangan krisis moral seperti Soobin dan dirinya.

“Pokoknya Papah dan Mamah janji, Papah dan Mamah akan selalu memberi Yeonsoo cinta banyak-banyak.”

“Wwuwuwuwuuuuu..”

“Hehehe.. Iya, Papah dan Mamah sayaaaaang sekali sama Yeonsoo.”

Yeonjun mengusap air matanya dan terkekeh karena bayi itu malah menatapnya penuh binar sambil tertawa riang.

Yeonsoo seolah paham, dia mau menghibur ayahnya yang sedang galau. Tangan gemuknya bahkan menyodorkan boneka buaya kesayangannya.

“Mau main sama Papah, hmm?” Yeonjun menerima boneka tersebut. “Ini susunya habis tapi matanya malah tambah segar. Ya sudah, ayo main sama Papah yuk?”

Akhirnya Yeonjun menggendongnya dan membawanya ke ruang tengah. Bakul-bakul mainannya ia seret ke sana, dan bayi itu kini mulai mengacak-acaknya.

Tak lupa dia juga menyalakan televisi, mencari tayangan kartun di antara tayangan tausiyah.














































.

.

.

“Aku kira kau pergi meronda lagi?” tanya Soobin yang berdiri di ambang pintu.

Setelah ke mana-mana mencari, dia menemukan dua orang itu ternyata sedang di halaman belakang menikmati matahari pagi.

“Masa iya aku meronda sampai pagi?” balas Yeonjun yang sedang jalan-jalan santai bersama Yeonsoo digendongannya.

Soobin mendekat. “Halah! Dulu juga kau pernah meronda pulangnya jam enam pagi, tahu-tahu mangkal dulu di tukang nasi uduk. Anteng ngegosip sampai lupa anak istri.”

“Kapan aku begitu?”

“Aku juga lupa, tapi aku ada buktinya.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang