Yeonjun berjalan mondar-mandir karena gelisah dengan suara bel yang masih saja berbunyi, namun kegiatan tak berfaedahnya itu terhenti saat mata runcingnya mendapati Soobin yang malah berpose seperti artis porno papan atas.
Telentang menggoda di sofa dengan sebelah kakinya yang sengaja ditekuk. Rambutnya berantakan, wajahnya sayu, dan jangan lupakan kuku jempol tangan kanannya yang malah digigit-gigit manja itu.
Soobin benar-benar seperti dua orang, tadi masih malu-malu sekarang sudah begini saja. Yeonjun jadi merona sendiri.
“Soobin, kau yakin itu hanya kurir pengantar makanan? Bagaimana kalau itu adalah orangtuamu?”
“Aku yakin itu hanya kurir. Soalnya orangtuaku tak tahu caranya memencet bel rumah.”
Astaga!
Yeonjun mendatarkan wajahnya. “Kenapa kau harus memesan makanan sih? Jadi terganggu begini kan aktivitas kita.”
Soobin auto mendelik. “Aku lapar, Yeonjun! Aku belum makan apa-apa dari kemarin sore. Jadi ya sudah, tadi aku pesan makanan saja saat masih di mobil.”
“Ya ya ya, biar aku yang ke depan kalau begitu.”
“Eh, sebentar dulu!”
“Apa lagi?”
“Kau mau keluar tanpa memakai baju? Kau waras atau tidak sebenarnya?”
“Hanya mengambil makanan dari kurir, Soobin. Rusuh amat sih? Lagipula aku masih memakai celana, topless tak masalah kan?”
“Pakai bajumu pokoknya!”
Daripada Soobin mengamuk akhirnya Yeonjun menurut, ia meraih kaosnya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Soobin diam-diam memperhatikan seraya menjilat bibir bawahnya penuh minat, Yeonjun hot sekali, pikirnya.
“Sebentar ya.” tak lupa Yeonjun juga meraih kemejanya untuk kemudian ditaruh di atas selangkangan Soobin guna menutupi barang keramatnya yang sudah agak ngacung tapi belum ngacung-ngacung amat.
Soobin yang diperlakukan begitu jadi dag dig dug. Ia tersenyum kecil lalu mengambil lagi hoodie-nya untuk dipeluk erat, kembali ke mode malu-malu kambingnya.
Yeonjun yang melihat reaksi Soobin jadi ikut grogi. Buru-buru saja ia berlari kecil ke depan untuk membukakan pintu, dan saat pintu itu terbuka ia sukses menjatuhkan rahangnya melihat siapa gerangan di sana.
“Yeonjun? Sedang apa kau pagi-pagi begini di rumah kekasihku?”
Bukan kurir pengantar makanan bukan pula orangtuanya Soobin, tapi ini lebih parah. Ya, yang memencet bel itu ternyata adalah pacarnya Soobin yang namanya masih dirahasiakan di chapter ini.
“Hey? Soobin ada kan? Semalam dia tak menjawab panggilanku dan tak membalas pesan-pesanku. Aku khawatir padanya, dia baik-baik saja kan?”
Sejenak Yeonjun benar-benar bersyukur Soobin tadi cerewet menyuruhnya memakai baju, dan sekarang ia mulai gelagapan karena ingat Soobin masih ada di sofa ruang tengah dalam keadaan telanjang.
Ya Tuhan! Gawat!
“O-oh? SOOBIN ADA KOK!!! YA, DIA ADA!!! AKU LIHAT PACARMU ITU BAIK-BAIK SAJA, KAU TAK PERLU KHAWATIR.”
“Tak perlu berteriak juga kali?”
“Oh maaf, tenggorokanku agak gatal. Jadinya aku berteriak-teriak.”
Yeonjun nyengir kikuk sembari memegangi lehernya, berusaha menutupi kissmark mahakarya Soobin yang terpampang indah di sana. Dalam hati ia berharap semoga Soobin mendengar teriakannya tadi agar buru-buru menyelamatkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! || YeonBin [END]
Humor[COMPLETE] [YEONBIN BL AREA 21++] Yeonjun dan Soobin, sepasang makhluk berbatang berstatus kawan karib yang tidak sengaja berbuat anu(?) dan ujung-ujungnya malah ketagihan lalu menikah gara-gara hamil duluan. [WARNING!] Semua cast menggunakan laki-l...