Chapter 20

13K 505 99
                                    

“Soobin, pertanyaanku simpel saja. Kenapa kau memasang foto jamet ibuku untuk lockscreen ponselmu?”

“Hmm.. Nyem~ Nyem~ Nyem~ Bawaan anakmu~”

Yeonjun mengacak rambutnya hingga megar seperti sarang burung, sementara Soobin garuk-garuk selangkangan lalu lanjut bobo dengan damai sentosa.

Ini jam setengah tujuh pagi, Yeonjun terbangun karena suara alarm dari ponsel istrinya itu sudah seperti suara organ tunggal, dan pas benda pipih tersebut diraihnya inilah yang ia dapat.

Ini jam setengah tujuh pagi, Yeonjun terbangun karena suara alarm dari ponsel istrinya itu sudah seperti suara organ tunggal, dan pas benda pipih tersebut diraihnya inilah yang ia dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa acara mengidammu itu sebagian besar tidak etis? Lagipula, kenapa harus foto yang ini? Ini ibuku zaman kapan, ya ampun!”

“Hmm.. Tak tahuuu.. Tapi fotonya lucuuu..”

“JAMET BEGINI LUCU DARI MANANYA?!”

Yeonjun koar-koar mengatai ibunya, dan ia tidak tahu kalau nun jauh di sana Jungkook yang hendak ke kamar mandi harus menghentikan sejenak langkahnya untuk bersin.

“HUUUUAAATTTCCCHHUUIIIIHHH!!!”

“Mah, kenapa?” tanya Taehyung yang masih dalam tahap pengumpulan nyawa.

Jungkook gosok-gosok hidung bangirnya sampai memerah. “Gatal, Pah.” sedetik kemudian mata belonya itu mendelik tajam. “Ini pasti di alam sebrang sana ada yang sedang mengghibahkan Mamah!”

Astaga!

Peka sekali memang Mamah Kookie ini. Sekarang balik lagi kepada Yeonjun yang sudah done dengan kelakukan istrinya, ia pergi cuci muka lalu menyibak gorden kamarnya.

“Woah! Soobin, bangun. Lihat? Pagi ini turun hujan.” ujarnya sumringah sambil membuka pintu kaca itu lebar-lebar.

Yang disebut namanya bangun ogah-ogahan, tapi tetap saja berjalan gontai ke kamar mandi untuk cuci muka lalu menghampiri suaminya yang berada di luar.

“Hmm.. Pantas saja dingin.” kedua lengannya melingkari perut Yeonjun mencari kehangatan. “Tapi aku suka, aroma khas unsur hara tanah yang terguyur hujan membuat udara segar sekali. Paru-paruku jadi terasa bersih pas aku menghirupnya.”

“Ya, kau benar. Ini menyegarkan. Ngomong-ngomong, mau sarapan apa?”

“Hujaaan~”

“Ya sudah, tunggu apa lagi? Ayo mangap di sini sambil tengadah.”

Nah, kan?! Ini antara Soobin yang ditanya tidak nyambung dan Yeonjun yang mulutnya minta dicatok. Siapa yang lebih salah, entahlah?

“Ih, kau ini! Maksudku itu, aku mau sesuatu tapi cuacanya sedang hujan begini. Nanti kau repot.”

Yeonjun tertawa. Ia juga paham maksud Soobin tadi, berhubung ia adalah orang yang humoris jadinya melawak dulu walaupun jatuhnya malah minta dihujat.

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang