"rasa cemburu itu muncul ketika kita ada dalam suatu hubungan. Rasa itu ada di antara kita, tapi kita adalah dua insan yang belum saling mengenal dan tidak berada dalam sebuah hubungan."
*
*
*Nando Pov
Pagi ini menjadi pagi yang menyibukkan bagi aku. Baru aja aku duduk di kelas untuk meletakan tas dan membuka handphone, tiba-tiba aku melihat pesan dari klub basket. Pelatih tim meminta kami supaya pagi ini bisa latihan untuk menyiapkan diri mengikuti pertandingan basket minggu depan. Siap tidak siap, aku pun melangkahkan kaki ke ruang ganti untuk mengganti pakaian dengan seragam basket SMA Adiyaksa.Setelah hampir satu jam berlatih, kami berenam pun melangkah bersama ke ruang ganti. Namun, dalam perjalanan ke ruang ganti, ada satu hal yang mengalihkan perhatian aku. Seorang cewek yang tengah berdiri di dekat koridor sekolah. Cewek yang akhir-akhir ini mengganggu pikiranku, sekaligus cewek yang berhasil membuat aku khawatir. Ya, dia Alessia. Awalnya aku emang sangat membencinya, tapi entah kenapa sejak kejadian di taman itu membuat gue iba padanya.
Sambil melamun kan hal yang tak jelas itu, Galih menepuk bahu aku.
"Hoi! Lamunin apo lo?!" Tanyanya.
"Gak! Gak ada." Jawabku pada Galih. Semoga saja dia tidak sadar kalau aku lamunin cewek yang notebene nya cewek yang aku benci.
"Oh, istirahat nanti lo mau ke kantin gak?"
"Gak, gue ada urusan di ruang olahraga."
"Oh yaudah, palingan gue sama Alex ke kantin."
Aku dan rekan setim pun selesai mengganti baju, sudah saatnya masuk kelas untuk belajar.
Nando Pov end
***
Bel istirahat berbunyi, Nando yang tengah menyimpan bukunya dikejutkan dengan kehadiran sepupunya, Dygta.
"Woi! Gak ngantin lo?" Tanya Dygta pada Nando.
"Duluan aja, gue ada urusan di ruang olahraga."
"Lama gak? Kalau lama biar gue pesankan makanan buat lo."
"Kagak, bentaran doang. Gue duluan ya."
Nando pun segera pergi ke ruang olahraga. Beberapa hal telah disampaikan oleh guru olahraga dan pelatih timnya, Nando pun keluar dari ruangan itu. Saat akan turun ke kantin, Nando melihat Brian dan Alessia di dekat tangga sedang bersenda gurau.
"Lo khawatir sama gue? Tumbenan amat."
"Gue kan calon suami lo di masa depan."
Nando melihat dengan jelas bagaimana Alessia bisa tertawa karena perkataan dari Brian. Hal itu membuat perasaan aneh timbul di hati Nando, tapi ia tidak tau perasaaan apa itu.
"Lo? Emang gue bakalan mau sama lo?"
"Dari kecil gue udah janji sama lo buat ngelindungi lo."
"Mereka beneran pacaran, ya?" batin Nando pada dirinya sendiri.
Merasa ada perasaan aneh yang timbul, Nando pun pergi meninggalkan area itu dan tidak jadi ke kantin karena dia tidak berselera untuk makan lagi.
Waktu istirahat hampir berakhir, Alessia tiba-tiba saja ditarik tangannya oleh David. Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu, tak terkecuali Anggi dan Sasha.
"Nah kan, Sha. Alessia memang cewek yang gak benar. Baru aja masuk udah masuk ruang BK lagi." Kata Anggi pada Sasha yang saat ini memperhatikan Alessia.
"Gue gak ngerasa dia benar-benar jahat, Nggi. Dari matanya yang gue lihat, kayak ada sesuatu hal yang dia sembunyikan."
"Lo mah main perasaan, coba lo liat realita nya gimana. Dia udah ngebully lo, dan bahkan sekarang dia masuk ruang BK karena bully 3 cewek seangkatannya. Gila itu namanya."
Sasha hanya diam tak merespon perkataan Anggi. Dia yakin Alessia bukan tipe seorang cewek yang akan duluan mengganggu orang lain sebelum orang itu mengganggunya. Ibarat kata, tak akan ada asap bila tak ada api.
***
Nando POV
5 menit lagi jam istirahat berakhir, aku memilih kembali ke kelas lewat jalur lain. Namun, saat berjalan di dekat ruang BK, aku dan Alessia tak sengaja bertabrakan. Sambil mengingat tawanya bersama Brian tadi membuat aku kesal padanya. Aku pun berkata, "Jalan tuh pake kaki, kalau mata untuk ngelihat jalan."
Alessia yang masih melihat ke bawah pun seakan terkejut mendengar perkataan aku, lalu ia berkata, "Lo? Hmm, so-sorry."
Setelah mengatakan hal itu, Alessia pergi menjauhiku. Dan aku hanya bisa memandang punggungnya yang semakin menjauh.
***
Pulang sekolah ini tim basket kami latihan lagi untuk memantapkan pertandingan minggu depan. Aku, Galih, Alex, Rizki, Putra, dan Brian sudah siap untuk berlatih.
Selesai latihan, kami berlima ke ruang ganti, tidak dengan Brian, dia berlari ke arah kantin dan membeli minuman dingin untuk dirinya mungkin.
Selepas mengganti seragam, aku melangkahkan kaki ke arah lapangan. Mataku teralihkan ke arah Brian bersama 4 perempuan disana. Dari jarak yang cukup jauh ini tetap bisa membuatku mendengar sekilas percakapan mereka.
"Gak mau dukung calon masa depan, heh?"
Aku bisa melihat Alessia hanya diam menanggapi perkataan dari cowok brengsek itu.
"Calon masa depan?! Kuliah dulu kali, Yan. Pikirkan kerja dulu dong, hahaha!" Kata salah satu teman Alessia.
"Yang itu pasti, setelah itu gue akan melamar Alessia. Ya kan, Al?"
"Makin gak jelas nih bocah. Pulang sono! Gue titip salam sama mami Dian."
"Mami mertua dong Alessia!"
Suka enggak, punya hubungan juga enggak, jadi perasaan membingungkan apa yang aku rasakan saat melihat kedekatan Alessia dengan Brian?
Setelah melihat Brian pergi menjauh dari Alessia, aku pun melangkah pergi ke arah parkiran dan meninggalkan area sekolah dengan perasaan yang campur aduk.
Nando POV end
***
Akhirnya part ini selesai juga😘
Makasih buat readers yang masih setia menunggu cerita dari author❤️Jangan lupa tinggalkan vote dan juga komennya ya, terima kasih🙏🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
Alessia (ON GOING)
Teen FictionAlessia, siswi SMA tingkat akhir yang dalam satu waktu menghadapi banyak masalah. Pertama, dia dijodohkan papanya dengan seorang CEO muda. Kedua, dia mendapat teror dari seseorang yang merupakan masa lalunya. Ketiga, hubungan keluarga papa Alessia y...