"Ada satu hal yang membuat kita benci dan kesal terhadap seseorang. Ya, ketika mereka sudah berjanji tapi malah mengingkarinya. Sudah melanggar janji, tidak ada kabar pula. Itu sangat mengesalkan"
~A~
---------------------
Alessia POV
Sungguh ini adalah hal yang mengerikan bagiku. Seseorang yang membenciku sekarang ingin melangkah maju dan berusaha membunuhku. Siapa dia? Dendam apa yang ia tanam? Apa salahku? Begitu banyak yang ingin aku pertanyakan. Namun belum ada kata kunci untuk menjawabnya. Semoga saja aku dengan segera tahu siapa orang yang menjadi dalang kejadian yang aku alami ini.
''''''''
Mataku perlahan membuka, cahaya menyilaukan dan bau obat dari rumah sakit begitu terasa. Ini pasti di rumah sakit. Hal terakhir yang aku ingat adalah seorang yang turun motor sport berusaha membuka pintu mobil itu. Mukanya tak terlalu jelas karena saat itu hari begitu gelap dan mendekati tengah malam. Namun, aku sepertinya familiar dengan wajah itu.
Tak lama kemudian seorang dokter masuk ke ruangan tempat aku berbaring, "Syukurlah kamu sudah sadar. Perbanyak istirahat dan minum yang cukup." Dokter itu tersenyum ke arahku lalu memeriksa keadaan aku. Aku yang penasaran tentang hal yang terjadi sama aku membuatku langsung bertanya sama dokter itu.
"Hmm, dok. Apa yang terjadi sampai saya berada disini?", dokter itu membenarkan kacamatanya, "Saya kurang tau pastinya, intinya kemarin itu ada seorang pemuda yang membawa kamu kesini dan dia mengatakan kondisi kamu cukup parah."
"Lalu pemuda itu dimana dok? saya ingin mengucapkan terima kasih kepadanya." Dokter itu berdehem lalu, "Setelah membayar administrasi dan menebus obat kamu dia langsung pergi gitu, kalau masalah nama saya kurang tau, nanti kalau kamu udah cukup sehat kamu langsung tanyakan saja ke bagian administrasi."
"Oke dok, terima kasih."
"Iya, ingat pesan saya tadi, perbanyak istirahat. Oke saya keluar dulu, kalau ada apa-apa tinggal bilang sama perawat disini." Dokter itu lalu keluar dari ruangan ini.
Aku mengambil ponselku yang ada di atas nakas, lalu dengan segera membuka pesan. Aku lihat banyak panggilan telepon dan pesan dari Alvaro. Aku sedikit kesal dengan perbuatannya. Dia tidak memberitahuku kalau ia tidak ada disini. Lalu mataku teralih pada pesan dari nomor tak dikenalnya lalu ia terkejut melihat isi pesan itu.
"Belum mati juga lo? Kenapa nggak nyusul nyokap lo sih. Owh iya, pangeran berkuda lo datang tepat waktu, sayang banget gue nggak berhasil lihat darah lo mengucur di sekitar rel tersebut. Gak usah kaget gitu dong. Next bakalan seru. Jadi, tunggu aja.
~AJC~
Aku udah coba menelpon si pengirim pesan ini, tetapi nihil. Panggilan itu dialihkan. Rasanya aku ingin menguak sendiri siapa yang udah teror aku seperti ini.
<><><>
Seorang pemuda berkemeja kotak biru itu duduk sambil meminum jus yang ia pesan. Lalu di depannya ada seorang lelaki berjas putih.
"Jadi hubungan lo sama cewek itu apa? Lo kayak khawatir banget sama dia." Pemuda itu hanya diam seraya tidak tahu untuk menjawab apa pada lelaki itu.
"Bang, dia cuma teman gue kok. Lo mah pasti nganggep gue perhatian ke cewek itu." Lalu pemuda itu tersenyum, lalu berdiri dan hendak pergi dari tempat itu.
"Gue cuma ngasih pesan aja ke lo, kalau lo memang suka sama dia pertahankan dia. Nggak semua cewek bakalan kuat kalau cuma di php."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alessia (ON GOING)
Teen FictionAlessia, siswi SMA tingkat akhir yang dalam satu waktu menghadapi banyak masalah. Pertama, dia dijodohkan papanya dengan seorang CEO muda. Kedua, dia mendapat teror dari seseorang yang merupakan masa lalunya. Ketiga, hubungan keluarga papa Alessia y...