9. Accident

109 66 23
                                        

Tak ada yang terjadi hari ini. Ancaman dari "AJC" itu cukup membuat Alessia sedikit khawatir. Alessia sendiri khawatir akan keselamatan teman dan orang terdekatnya. Bagi Alessia, temannya sangat penting karena merekalah yang menemani Alessia dari awal, mereka tak peduli bagaimana keadaan Alessia dahulu.

Kamis. Hari yang paling dibenci Alessia karena akan ada pemeriksaan dari guru BK. Sudah lazim bagi Alessia untuk memasuki ruang BK di hari kamis. Bukan karena pelanggaran atribut tetapi karena membawa make up yang akan digunakan oleh teman-temannya, bukan dirinya.

Jam pelajaran pertama telah usai, guru BK pun datang ke kelas-kelas untuk merazia siswa. Lagi-lagi Alessia harus menghadapi guru BK nya itu, Ibu Ajeng yang merupakan salah satu guru yang Alessia tidak suka.

Beberapa siswa Adiyaksa pun sudah berbaris di lapangan upacara. Panas matahari yang begitu terik membuat para siswa yang mendapat poin pelanggaran mengeluh. Siswa-siswa tersebut dihukum berjemur di tengah lapangan hingga jam pelajaran kedua usai. 3 jam itu tentunya sudah membuat mereka menyerah.

Ibu Ajeng mendekati seorang siswa Adiyaksa, "Nah, kamu lagi, kamu lagi!" Ibu Ajeng menatap tajam lelaki itu, "Riko, itu rambut kamu kenapa diwarnain biru gitu? Mau jadi preman, hah!!?" Ibu Ajeng berdecak keras.

Lelaki yang bernama Riko itu tersenyum pada Ibu Ajeng, "Lah ibu, ini nih model tau. Cewek-cewek banyak suka sama saya kan karena saya tampan dan keren bu, contohnya aja Alessia." Alessia yang merasa namanya disebut Riko menatap tajam ke arahnya, "Ehh Riko! Enak aja gue suka sama lho, enek yang ada lihat lho!"

Ibu Ajeng berjalan ke arah Alessia, "Sudah-sudah, kamu juga Alessia. Poin kamu hampir mencapai maksimum." Alessia hanya mendengus kesal.

"Baik anak-anak yang melakukan pelanggaran hari ini, ibu kasih poin 5, dan sebagai hukumannya kalian berjemur di lapangan ini sampai ishoma nanti."

1 jam kemudian,
Alessia didatangi oleh seorang perempuan, adik kelas sepertinya.

"Kak, ini minum dulu. Aku tahu kakak haus karena berjemur di tengah lapangan kayak gini," perempuan itu memberi Alessia minuman botol.

Alessia menatap perempuan itu sambil mengipas wajahnya dengan tangan, "Ehh, thanks yaa." Perempuan itu tersenyum lalu pergi dari hadapan Alessia.

30 menit lagi hukuman selesai. Akan tetapi, entah kenapa Alessia merasa kepalanya pusing. Wajahnya pun menjadi pucat, kakinya rasanya tidak sanggup menopang tubuhnya. Semakin lama pusing itu tidak bisa ia tahan dan...

Bug.

Alessia hilang kesadaran sepenuhnya dan pingsan.

***

Nando dan David sedang berjalan beriringan dengan guru seni mereka. Mereka membahas tentang festival band yang akan diadakan di sekolahnya bulan depan. Mereka berjalan di area koridor dan menuju ke arah lapangan.

"Iya nih bu, semua persiapan festivalnya 80% selesai, daftar band yang ikut pun sudah ada, tinggal dekorasi panggungnya aja."

"Owhh bagus itu Vid, semoga acara kali ini berjalan lancar, ya. Oh ya Nando, jangan lupa nanti jam 3 sore latihan basket, tadi pak Anton titip pesan."

Nando tersenyum, "Siap bu, terimakasih infonya."

David merapikan rambutnya lalu tersenyum pada Ibu Nadya, "Bu, saya izin ke kelas duluan ya, 1 jam ini saya ada ulangan biologi."

"Iya, Vid."

Nando masih beriringan dengan Ibu Nadya karena kelas Nando berada di dekat ruang guru. Saat hendak tiba di lapangan, mereka melihat seorang siswi yang berbaris di lapangan pingsan. Ibu Nadya dan Nando pun mendekati kerumunan itu. Ibu Nadya menyuruh Nando agar membawa perempuan itu ke UKS. Namun, mereka belum melihat wajahnya. Saat Nando ingin mengendongnya ia baru sadar itu adalah Alessia. Cewek bad girl yang sudah mengganggu hidupnya beberapa hari ke belakang.

Alessia (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang