bab 42: Akhir yang sebenarnya

5.9K 228 29
                                    

Happy Reading

************************************

Saat ini Kelly sedang mengunjungi ayahnya yang sudah di tahan. Kelly duduk di depan sang ayah yang nampak terus menunduk tak berani menatap putrinya itu.

Ternyata benar, penyesalan itu selalu datang di akhir. Saat ini Andy sangat menderita, di dalam sel tahanan ini setiap malam dia selalu bermimpi istrinya mendatangi dengan raut sedih. Dia juga sering kali bermimpu putrinya tak mau lagi bertemu dengannya untuknya saat ini, Kellya masih mau duduk di depannya dan menatapnya.

Kelly menahan air mata yang hendak jatuh di pipinya, jujur saja meski tak suka dengan perbuatan sang ayah namun bagaimanapun Kelly tal bisa melihat kondisi ayahnya saat ini.

"Luka papi udah sembuh?" Tanya Kelly.

"Masih sedikit sakit, tapi sudah lebih baik dari sebelumnya"

"Hmm, papi jaga kesehatan ya disini. Kelly nggak bisa pantau jadwal makan papi lagi kalau disini"

Air mata Andy jatuh. Dia akhirnya mengangkat matanya melihat anak gadisnya yang sudah tumbuh besar. Bahkan saking sibuknya selama ini dia nggak sadar kalau putrinya bukan lagi gadis kecil yang dulu selalu merengek padanya.

"Maafin papi Kelly, maafin papi"

Kelly juga menitikkan air matanya. Dia selalu takut hal seperti ini saat ayahnya terus saja berniat melukai Nata.

"Kelly udah maafin papi. Kelly juga minta maaf, seharusnya waktu itu Kelly bisa lebih keras melarang papi buat melakukan ini. Seharusnya Kelly bisa buat papi nggak lagi dendam pada Nata. Seharusnya Kelly bisa buat papi nggak ngelakuin itu semua"

"Nggak nak, kamu udah ngelarang papi. Papi aja yang terlalu keras kepala"

Kelly menghapus air matanya. Melirik jam tangannya dan kembali menatap wajah ayahnya.

"Jam kunjung Kelly udah mau habis, Kelly pamit dulu. Papi jaga diri baik-baik ya"

"Kamu tinggal dimana nak? Bukankah semua harta kita diambil?"

"Kelly tinggal di kontrakan teman Kelly pi" jawab Kelly sembari tersenyum, seolah menyampaikan kalau dia baik-baik saja.

"Kamu juga jaga diri ya diluar sana, maafin papi"

"Kelly pamit dulu pi"

Kelly berjalan keluar dari ruangan tempat dia bertemu papinya. Wajahnya menyiratkan bahwa dia sangat terluka. Kenapa jalan untuk dirinya harus seperti ini?.

Kelly mendudukkan diri nya di tangga depan kantor polisi tersebut. Menenggelamkan kepalanya di lututnya.  Air mata yang sedari tadi belum puas untuk keluar kembali jatuh. Jujur saja Kelly berbohong pada papinya bahwa dia tinggal di kontrakan temannya. Bahkan semalam, dia tinggal di depan rumah mereka. Dia nggak punya tempat, nggak punya teman.

"Nona?" Sapa seseorang membuat Kelly menghapus air matanya dan mendongakkan kepala. Didepannya sudah berdiri Fero dengan gagahnya memakai seragam polisi.

"Boleh saya duduk?" Tanya Fero. Kelly mengangguk.

"Anda anaknya pak Andy?" Lagi, Kelly hanya mengangguk.

"Saya Fero, polisi yang kemarin mm-"

"Iya, saya tau" potong Kelly saat Fero kesulitan bicara.

"Saya paham kesulitan anda nona, saya sering menyaksikan anak-anak yang langsung hancur saat ayahnya membuat kesalahan dan berakhir di kantor polisi ini. Sering kali istri dan anak mereka duduk disini hanya untuk menangis seperti anda barusan. Namun, kesalahan tetap kesalahan. Dan Hukum tetap harus dijalankan."

The Real Love (sequel The Secret Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang