bab 39 : Happy or sad

3.3K 196 65
                                    

Happy reading

WARNING!!!!!!!
BUAT YANG DIBAWAH UMUR JANGAN BACA PART INI YA. BUKAN ADA APA-APA SIH TAPI ADA BEBERAPA YANG KURANG PANTAS AJA GITU.

SO SKIP YA ADEK-ADEK IMUTKU

INTINYA SETIAP ADEGAN DI DALAM CERITA INI BUKAN UNTUK DITIRU DAN DITERAPKAN DI REAL LIFE YA SAYANG-SAYANGKU

BIJAKLAH SEBAGAI PEMBACA....

LOVE YOU GUYS






PASTI ADA YANG BAWEL AKU SENSOR AJA DEH KATANYA,, SEBENARNYA BUKAN APA-APA TAPI JUJUR AKU AJA NGGAK ENAKAN NGETIK KEK GINI HUHU....

Sorry ya agak lebay, hanya nggak mau cerita ku bawa pengaruh buruk buat kalian hehe
************************************

Alisha bersiap dengan senyum terus tercipta di bibirnya. Mengambil tasnya dan segera keluar dari kamarnya. Dia mendekati Vivi yang sudah duduk di meja makan bersama Fian. Alisha memcium pipi Vivi.

"Pagi bun, pagi yah"

Vivi dan Fian menatap Alisha yang langsung duduk di dekat mereka. Tentu saja dari semalam mereka sudah curiga pada perubahan sikap Alisha.

"Sayang, kamu-"

Tin tin
Ucapan Vivi terpotong karena bunyi klakson mobil. Alisha segera bangkit dari duduknya dan segera membukakan pintu. Tak lama dia kembali dengan Nata di gandengannya.

"Pagi yah, pagi bun" sapa Nata sembari masih berdiri di sebelah Alisha.

"Pagi nak, duduk, kita sarapan bareng" ucap Vivi.

Nata mengangguk. Alisha langsung duduk di sebelah Nata. Vivi dan Fian hanya menyaksikan itu. Alisha mengambilkan Nata nasi dan lauknya. Mereka berdua tersenyum bahagia.

Fian memperhatikan dengan seksama. Tak lama dia melihat kilauan dari jari manis putrinya.

"Ehmm, tidak ada yang mau kalian bicarakan?" Tanya Fian langsung.

Nata menatap Fian, dia meletakkan sendoknya. Bersikap tegas dan menatap Alisha selanjutnya menatap kedua orang tua gadis itu.

"Ayah peka banget sih, padahal rencana mau bilang nanti sekalian sama papa dan mama. Jadi, Nata udah lamar Alisha kemaren dan diterima. Nata akan lamar secara resmi di depan ayah, bunda, papa, mama dan semua orang dalam beberapa hari ke depan karena masih ada hal yang harus Nata selesaikan"

Vivi tersenyum pada Alisha. Turut bahagia atas putrinya tersebut. Vivi berharap mereka berdua bisa bahagia selamanya.

"Bagus kalau begitu, ayah cuma bisa pesan kamu harus jadi seorang laki-laki yang setia dan bertanggung jawab. Ayah dan bunda membesarkan Alisha hanya untuk mendapatkan kebahagiaan bukan untuk disakiti jadi ayah harap kamu bisa berikan kebahagiaan itu dan jangan pernah menyakiti putri ayah. Orang tua hanya bisa berdoa yang terbaik untuk anaknya. Jadi ketika kamu mengambil keputusan untuk menikahi Alisha dan mengambil nya dari ayah, kamu harus siap untuk memberikan putri ayah rasa aman, bahagia dan cinta. Kasih dan sayang juga tak bisa diabaikan. Masih banyak sebetulnya yang ingin ayah sampaikan jadi kamu boleh makan malam disini malam ini"

Alisha berkaca-kaca mendengar ucapan Fian. Fian yang biasanya hanya bersikap lucu dan menghibur Alisha di setiap saat ketika berbicara serius sangat menyentuh hati. Vivi juga ikut merasakan apa yang dirasakan Fian, dia bahagia tapi juga sedih nanti putrinya akan menjadi istri orang.

Nata mengangguk "Nata akan datang malam ini"

"Laki-laki itu yang dipegang ucapannya. Jangan sampai kamu mengingkari ucapan kamu sendiri. Meski sudah kenal lama dengan kamu dan merestui kalian. Tapi jika putri ayah menangis karena kamu, seorang ayah nggak akan pernah diam"

The Real Love (sequel The Secret Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang