Seorang gadis cantik tengah berbaring di ranjang nya, terlihat tidak tertarik dengan kegiatan yang di lakukan orang lain di ruangan itu selain diri nya yang tengah asik dengan ponsel nya."jika kamu tidak pulang lagi, ikut saja dengan ku" kata gadis yang lain nya, sedangkan yang mendapat pertanyaan itu hanya menatap dengan bosan.
"ku pikir aku sudah cukup merepotkan paman dan bibi, jadi biarkan saja aku di sini Eonnie," jawab gadis lain nya.
"kamu sudah seperti saudara ku sendiri, aku bahkan tidak akan tenang jika tidak melihat mu, jadi kenapa masih berfikir seperti itu, Jennie-ah." kata Jiso lagi. sahabat sekaligus teman satu kamar di asrama mereka sekolah.
Mereka bertemu saat awal masuk sekolah, dan saat Jennie tahu bahwa Jiso lebih tua dari nya beberapa bulan, dia ingin memanggil nya Eonnie, dan Jiso pun terlihat baik baik saja karena itu.
Jennie. gadis bermata kucing itu awal nya terlihat dingin, acuh bahkan mungkin tidak peduli dengan sekitar nya, karena sifat Jiso yang ceria dan menyenangkan, sekarang mereka berteman baik, tentu saja itu dimulai dari Jiso yang dengan berani meminta berkenalan dengan gadis mudah yang terlihat angkuh namun tidak sebenar nya.
Sekarang mereka bahkan terlihat seperti anak kembar, saling menjaga satu sama lain, walau ada satu hal yang tidak bisa Jennie ceritakan pada Jiso, sisa nya Jiso tentu tahu siapa Jennie. Gadis muda itu pewaris dua perusahaan raksasa di korea, Namsung dan Hyundai. Bahkan sekolah tempat mereka saja salah satu dari bagian keluarga Jennie.
"hem baiklah jika begitu, kamu dan keras kepala mu, ah tapi kamu tahu aku memiliki rekomendasi kedai kopi yang bisa kamu datangi, tempat nya nyaman, aku pernah pergi ke sana beberapa kali, jika kamu bosan dan ingin mencari kedamaian kamu bisa pergi ke sana, aku akan memesankan tempat untukmu jika mau," ucap Jiso lagi, paling tidak nya ia tak ingin sahabatnya ini menyendiri di kamar selama masa libur semester nya.
"ku rasa tidak buruk, baiklah Eonnie bisa pesankan satu tempat untuk ku di sana," jawab Jennie tersenyum, tidak buruk pikir nya jika pergi ke kedai kopi, dari pada harus ia habiskan seharian di kamar asrama bukan.
Dengan segera Jiso memesankan reservasi untuk sahabatnya itu, di ruang VVIP tentu saja, Jennie tak akan suka jika berada di tempat yang ramai seorang diri, meski fakta nya ia selalu sendiri jika tidak ada Jiso, salah satu alasan nya adalah panik attack nya akan kambuh dan Jiso tahu itu.
Setelah Jiso selesai berkemas ia dan Jennie turun ke loby asrama, di sana Jiso sudah di jemput orang tua nya, sedangkan Jennie ia ingin pergi ke kedai kopi yang Jiso maksud.
"Jennie-ah kamu akan ikut dengan kami?" tanya kakak lelaki Jiso sewaktu melihat Jennie turun dengan adik nya, mereka sudah sangat dekat.
"oppa, kamu ke sini tidak berguna, lihatlah eomma dia tidak menyayangi ku," kata Jiso merajuk, tetapi itu hanya bercanda. Jelas Jiso senang semua keluarga nya dekat dengan sahabat nya, mengingat Jennie adalah anak tunggal.
Semua tertawa melihat sikap Jiso seperti itu, alasan Jennie nyaman berteman dengan Jiso salah satu nya itu, sahabatnya ini benar-benar memiliki sisi yang menyenangkan.
"Jennie-ah. Apa kamu akan ikut dengan kami," tanya Eomma Jiso sambil mengusap lengan Jennie hangat.
"ah, tidak eommonim, Jennie akan tinggal di asrama," jawab jennie dengan senyum ramah nya.
"begitukah, tetapi jennie-ah kamu bisa ikut dengan kami jika kamu mau," sahut kakak perempuan Jiso ramah.
"benar Jennie-ah jangan menyendiri di asrama, kamu bisa ikut dengan kami," bahkan kini Appa Jiso yang menimpali, sedangkan gadis bermata kucing itu hanya senyum saja menanggapi semua nya, lihatlah bahkan orang lain lebih peduli pada nya bukan.
Sebenarnya selama ini orang tua Jennie juga sangat peduli tentu saja, Jennie putri satu-satu nya, hanya saja kesibukan yang membuat mereka terlihat acuh, namun nyata nya tidak seperti itu, Jennie hanya merasa kesepian tidak lebih, ia jelas mencintai kedua orang tua nya juga.
"annieo, paman bibi, liburan kali ini Jennie memang ingin di asrama, ada yang harus Jennie kerjakan," jawab Jennie memberi pengertian, sejujur nya ia tidak enak menolak tetapi bagaimana lagi ia jsutru lebih tidak enak karena sering merepotkan keluarga Jiso bukan.
"begitukah, baiklah kami tak akan memaksa, hati hati ne, jika ada sesuatu kabari saja kami, Arraso." ucap Eomma Jiso sambil memeluk Jennie pun membalas pelukan dari ibu sahabat nya ini.
PURE LOVE
Jennie segera menuju kedai kopi yang di maksud Jiso, ia pergi dengan angkutan umum meski semua orang tahu bahwa, gadis Kwon itu seorang putri CHAEOBOL di kora, Jennie sama sekali tidak terbebani karena itu karena ia menaiki angkutan umum, itu wajar pikir nya dan semua berhak melakukan itu termasuk menaiki angkutan umum.
Gadis mudah itu berdiri di halte tempat bus akan berhenti, menunggu bus datang seperti jadwal nya dan setelah hampir 15 menit menunggu bus yang di tunggu pun datang.
Jennie menaiki bus itu sedikit santai, karena penumpang yang tidak cukup ramai, ia meng tap kartu bus nya dan memilih duduk di baris ke tiga dekat jendela, salah satu tempat favorite nya karena tidak terlalu jauh juga dengan pintu masuk bus.
"hai. boleh aku duduk di sini?" tanya seseorang pada Jennie yang tengah menatap keluar jendela.
Karena merasa terkejut dengan kedatangan seseorang itu, Jennie langsung mengangguk tanda setuju, lagi pula ia tidak bisa melarang orang untuk duduk di tempat yang kosong bukan. Setelah itu orang asing itu duduk di samping Jennie.
saat di perjalanan semua terlihat lancar sampai di pemberhentian selanjutnya, banyak warga sipil korea yang masuk dengan berdesakan. Awalnya Jennie tidak peduli sampai ia merasa udara di sekitar nya terasa semakin menipis, terlebih dorongan orang-orang itu mengenai nya tanpa sengaja.
Muka nya memerah dan tanpa sadar ia mencengkeram erat lengan pria di samping nya, membuat pria di samping nya melihat ke arah nya. Hanya dengan melihat muka Jennie, pemuda di samping nya sudah tahu bahwa yaeoja di samping nya merasa ketakutan entah kenapa.
Dan tanpa bertanya Namja itu mengambil inisiatif untuk memegang erat tangan Jennie, berusaha memberikan kenyamanan, tanpa menoleh dan hanya tertunduk berangsur keadaan Jennie membaik.
Pemberhentian selanjutnya si Namja telah sampai pada tujuan nya, ia melirik Yeoja di samping nya dengan tenang sambil berkata,
"Nona, di mana anda akan turun?" tanya nya sopan.
Tangan nya bahkan masih di genggam Jennie dengan erat. Jenne mengangkat kepala nya dan melihat sekitar sadar bahwa ia juga telah sampai, tanpa merasa bersalah ia melepaskan tangan si namja dan berjalan keluar bus.
Namja tadi pun ikut turun dan tersenyum melihat tingkah gadis mudah tadi lucu pikir nya. "sama-sama." teriak si namja dengan senyum kotak nya yang indah, mendengar itu Jennie berbalik dan melihat senyum yang entah kenapa membuat nya merasa aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE LOVE (TAENNIE)
General Fiction"Kenapa aku merasa sakit bahkan ketika aku mencintai," kim Taehyung "Dan semua hal tentang nya selalu membuat ku menangis," Jennie kim Kisah cinta seorang barista dari Seoul yang harus rela meninggalkan kedai kopi nya demi sang nona, akankah kisah k...