Suasana drom masih terasa canggung, terlebih dua gadis lain nya masih bertingkah angku seperti sebelumnya, Jennie di sana duduk di kursi kayu yang terdapat di ruang tengah drom.Anyang Haigh school memiliki drom yang luas dengan fasilitas dua kamar untuk empat orang sebenarnya, dengan ruang tengah yang cukup luas dan nyaman serta fasilits mendukung lain nya.
Itu benar-benar terlihat sama saja dengan milik sebagian siswa siswi yang memilih tinggal di asrama, dan itu yang membuat Jennie merasa heran kenapa dua gadis asing yang sebenarnya tidak terlalu asing itu memilih drom nya dan Jiso.
"Daddy harus menjelaskan ini," gumam Jennie datar sekali lagi.
bagi nya sang Daddy berperan penting atas kenyamanan nya, dan kenapa sekarang Daddy nya seolah memberikan rasa asing karena dua orang yang sangat tidak ingin Jennie temui.
Sedangkan Jiso ia berusaha terlihat biasa saja, karena memang pada dasarnya ia biasa saja akan itu, bukankah memang semua asrama selalu di isi oleh empat orang, atau lebih bahkan di dalam nya, namun karena saat itu Jennie yang meminta pada Daddy nya oleh karena itu hanya ada Jiso dan Jennie di drom nya.
Karena itu juga saat awal Jiso terlihat ragu untuk mengatakan pada Jennie, meski sebelumnya Jiso memang sudah tahu lebih awal karena Kwon Jiyoung Ayah Jennie sendiri yang memberi tahu nya.
"ok. Aku yakin kalian bukan gadis bodoh dari luar yang bersikap brutal, jadi bisakah kita mulai berteman saja," ucap Jiso pada akhirnya, karena merasa lelah dengan suasana canggung seperti ini.
"oh. itu tergantung bagaimana nona kwon bersikap," ucap si blonde menatap Jennie.
"ck. Bahkan sedari tadi kalian lah yang bersikap angkuh," sahut Jennie tidak suka
"oh berhentilah, Chaeongah kamu sudah berlebihan," ucap Lisa yang kali ini angkat bicara.
"apa itu?" tanya Jennie mengalihkan etensi nya, menatap dua Park di depan nya. Seolah tahu bahwa memang ada yang aneh.
"haha, maaf Jennie eonnia kami hanya berakting," ucap Lisa yang membuat Jennie melebarkan mata nya tidak paham.
"paman Kwon, dia bilang bahwa putrinya sangat menakutkan, kami hanya mengetes saja, dan benar kamu bahkan belum berubah sedari dulu," ucap Rose' tanpa dosa.
"MWO. Kalian mempermainkan ku," tanya Jennie tidak percaya.
"Jisonie. kamu harus ikut andil untuk di marahi si kucing" kata Rose' menatap Jiso, dan itu membuat Jennie beralih menatap Jiso tajam meminta penjelasan.
Andai tatapan bisa membunuh, maka pasti Jiso sudah terbunuh karena tetapan Jennie saat ini juga.
"eonnie, kamu harus menjelaskan nya," titah Jennie dengan suara yang menahan kesal.
PURE LOVE
Sedangkan di tempat lain Taehyung tengah berfikir seorang diri dengan isi kepala nya, apa ia harus kembali ke drom Anyang atau tidak, lagi pula ini sudah malam jika ia memaksakan ke sana, itu membuat nya terlihat seperti penguntit saja bukan.
"hyung, kamu sudah membereskan semuanya?" tanya Taehyung yang tidak sadar ketika melihat kedai sudah rapi dan di beri tanda CLOSED di depan pintunya.
"ya. dan kamu hanya tinggal mengunci nya Tae." kata Jaemin menatap si barista.
"terima kasih, oh di mana Junkyu?" kata Taehyung yang kemudian sadar bahwa nakama junior nya tidak ada di sana.
"ah, dia bilang tadi ada keperluan mendadak, dan saat itu kamu melamun dengan pikiran mu di ruanganmu, sehingga dia meminta izin pada ku," jawab Jaemin menggoda bos nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE LOVE (TAENNIE)
General Fiction"Kenapa aku merasa sakit bahkan ketika aku mencintai," kim Taehyung "Dan semua hal tentang nya selalu membuat ku menangis," Jennie kim Kisah cinta seorang barista dari Seoul yang harus rela meninggalkan kedai kopi nya demi sang nona, akankah kisah k...