Pagi tiba dan seorang gadis masih setia dengan bantal dan selimut yang menutup tubuh mungil nya, mau apa lagi tidak ada kegiatan bukan, ini masih hari libur Anyang Haigh school dan hanya ada beberapa orang yang berada di asrama termasuk Jennie.Sedangkan di sisi lain sang barista itu tengah mengendarai Trump miliknya,tidak lupa dengan senyum kotak indah yang ia punya, entah apa yang membuat si barista tampan itu tersenyum lebar di pagi hari yang cerah ini.
Trump nya berhenti di lampu merah sejenak ia memikirkan sesuatu, "kanan adalah asrama nona kim bukan, aku baru sadar jika sekolahnya dekat dengan kedai," monolog si barista seorang diri.
Ia berada di persimpangan lampu merah dan seperti yang ia bilang, bahwa kanan adalah arah drom milik Jennie yang ia ikuti semalam, sedangkan kedai nya berada di jalan lurus arah lampu merah.
"sedang apa dia," gumam nya lagi tanpa sadar namun setelah lampu berubah warna si barista melanjutkan perjalanannya ke kedai.
Ia yakin dua nakama nya sudah menungg di depan pintu seperti seorang idiot, karena menunggu bos nya yang sedikit terlambat pagi ini, mungkin karena mimpinya sangat indah.
PURE LOVE
Saat Trump si barista sudah tiba di depan kedainya, si nakama junior nya berdiri dan berkata, "bos, apa sesuatu terjadi, kamu terlambat hari ini," kata nya menatap barista.
"tidak, hanya saja aku bangun sedikit terlambat pagi ini, maaf untuk itu," jawab barista meminta maaf, meski kedai miliknya ia tetap tidak bisa berbuat sesuka hatinya bukan.
"aku berfikir kamu pergi mengurus sesuatu," kata Jaemin mengoda bos nya, membuat ketiga nya terkekeh.
"tidak tidak, ayolah kita harus mulai berkerja kawan," ucap Taehyung membuat Jaemin tersenyum penuh rahasia. Sedangkan Junkyu di sana menatap bingung.
Ini sudah cukup siang dan dua nakama serta satu orang barista terlihat lelah karena kedai sangat ramai, sebagai pemilik TS coffee Taehyung bersyukur atas berkah hari ini yang ia dapat tentu saja, ia bahkan tidak berhenti tersenyum sepanjang hari meski ia lelah.
Dan saat tengah membuat secangkir Latte art dengan gaya klasik nya, Jaemin memanggilnya.
"Bos, ku rasa nona kim yang dingin akan datang, ia baru saja memesan VVIP lagi," ucap Jaemin membuat etensi si barista muda itu menatapnya, tanpa sadar sudut bibir nya tertarik sedikit.
"benarkah, baiklah siapkan tempat nya hyung," kata Taehyung yang di angguki nakama senior nya itu.
Dan benar saja tidak lama sebuah Audi mewa terparkir di parkir khusus tamu VVIP, meski kedai milik Taehyung kecil tetapi itu memiliki fasilitas yang memadai termasuk parkir khusus VVIP.
Taehyung mengerutkan alis nya heran, apa itu nona kim yang lain karena kemarin malam ia melihat nona kim menaiki bus dan pulang dengan taxi di malam hari, tetapi dia tidak pikir panjang kali ini barista lah yang langsung ke atas untuk memberikan pelayan pada tamu VVIP nya.
Mengetuk pintu dengan sopan, Taehyung masuk perlahan tanpa barista sadar ia tersenyum tipis saat tahu siapa yang duduk di sana.
"nona, kau datang lagi, aku sempat bertanya siapa itu karena Audi mewah yang terparkir di luar, tetapi itu anda ternyata," ucap Taehyung panjang, ia terlihat sopan seperti biasa meski banyak bicara kali ini.
"Tuan barista, tidakkah kau tahu bahwa anda terlalu banyak bicara, bukankah anda membuat kopi dan bukan nya pembawa berita Tv," ucap Jennie dingin, yang membuat si barista kini menatap nya rumit.
"nona, anda terlalu terus terang akan itu, tetapi tak apa, saya tidak tersinggung untuk itu, ah saya lupa, nona anda ingin memesan sekarang," kata Taehyung dengan senyumnya.
"Red velvet, bawakan itu untuk ku," ucap nya singkat.
"hanya itu, anda tidak ingin kopi?" tanya Taehyung dengan heran.
Orang-orang biasanya akan datang untuk kopi nya, sedangkan memakan kue hanya sebagai pemanis sebagai teman kopi. Lagi pula Taehyung mendirikan kedai kopi dan bukan nya kedai cake bukan. Hanya saja ia tak mau ambil pusing dengan pesanan sang nona.
"tidak, aku sudah meminum latte mu kemarin dan itu sudah cukup, aku datang untuk red velvet mu," jawab Jennie dengan poker face nya.
Taehyung yang mendengar itu tidak bisa bertanya lagi, oh lagi pula itu hak customer nya dan ia menghargai itu, dengan membungkuk ia pamit undur diri.
PURE LOVE
____
Aku merasa penasaran dengan pesanan nya, tetapi aku menghargai itu dengan segera aku membungkuk untuk undur diri dan mengambil pesanan nya.
"wow bos, kamu terlihat mengerut, apa karena tatapan tajam es nona kim," goda Junkyu saat meliaht ku turun dengan muka entah aku tidak paham.
"tidak, tetapi kamu benar jun, yang mengatakan bahwa nona kim sangat dingin," jawab ku dengan candaan, meski itu tidak mempengaruhi ku sebenarnya.
"aku rasa dia masih berada di senior high school bukan, tetapi tatapan nya selalu membuat orang merasa terintimidasi akan itu," ucap Junkyu dan aku setuju kali ini dengan nya.
"itu karena dia memiliki karakter yang kuat Jun, aku yakin dia berada di setara sosial yang tinggi," timpal Jaemin dan aku mengangguk setuju lagi pula itu benar, Anyang bukan sekolah kelas renda, itu berada di setara kelas sosial kaum Cheobol di korea selatan.
"berhenti bergosip dan mulai bekerja, jika tidak ingin di anggap memakan gaji buta," ucap ku dengan canda, tetapi terlihat serius dalam ada suara nya.
Setelah membuat dua nakama ku itu kembali pada tugasnya, aku menaiki tangga untuk mengantar pesanan nona kim.
Oh itu dia tengah memainkan ponselnya, aku mendekat dan saat itu ponsel nya berbunyi ia dengan segera mengangkat itu,
"tidak, aku masih memiliki urusan dan akan pulang malam mungkin, lagi pula paman Han mengantar ku," ucap si nona kim, sedangkan aku masih berdiri di sana memperhatikan itu. Entah lah rasanya aku tidak ingin bergerak dari tempat ku meski tugas ku sudah selesai,
"ayolah mom, ini hanya red velvet, aku berjanji tidak akan lagi meminum kopi terlalu sering,"
"tidak, baiklah tidak akan lagi, sudah aku tutup dulu, bay momy,"ucapnya di akhir telfon dan kini ia menatap ku, sial kenapa aku terlihat seperti seorang pencuri saat ini, lihat bagaimana alis nya mengerut seolah mengatakan.
"sedang apa?" tetapi dia hanya menatap ku, aku berjalan di depan nya menghela napas seolah aku akan mengatakan sesuatu yang rahasia.
"nona anda tidak bisa meminum kopi, maaf tapi aku mendengar pembicaraan mu, maaf atas itu," tanya ku gugup, sial kenapa aku gugup.
"kau sangat tidak sopan dan itu urusan ku, pergilah dasar barista bar bar, untung saja kopi dan red velvet mu sangat enak hingga aku kembali lagi," ucapnya dengan sadis tanpa ekspresi.
Aku menghela napas untuk menghadapi gadis mudah di depan ku ini, "nona, anda terlihat lebih muda dari ku benar, bukankah sudah selayaknya anda bersikap lebih baik dari ini," kata ku seolah aku adalah orang tua yang tengah menegur anak nya.
"aku tidak peduli," jawab nya mulai kesal.
"nona, anda mungkin tidak peduli tetapi orang lain di luar sana mungkin peduli, jika itu saya maka itu tidak apa, tetapi.." oh aku bahkan belum selesai dengan ucapan ku dan dia sudah menyela nya.
"anda bahkan tidak tahu siapa saya dan tidak memiliki hak mengatakan itu, bagaimana bisa anda berkata seperti itu," ucapnya dingin yang justru terlihat lebih dingin. Aku menghela napas melihat itu.
"baiklah aku mengerti, maaf akan itu, jika saya tidak sopan saya permisi," ucap ku lagi yang membungkuk untuk keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE LOVE (TAENNIE)
General Fiction"Kenapa aku merasa sakit bahkan ketika aku mencintai," kim Taehyung "Dan semua hal tentang nya selalu membuat ku menangis," Jennie kim Kisah cinta seorang barista dari Seoul yang harus rela meninggalkan kedai kopi nya demi sang nona, akankah kisah k...