Langkah kecil itu membawa tubuh yang lemah dengan air muka yang sendu keluar dari ruangan dokter park, langkah nya tidak membawa nya pulang tetapi langkah itu membawa nya pada lantai paling atas yang terdapat di rumah sakit terkemuka itu.Dada nya sakit tetapi bukan karena jantung nya kambu, itu karena ia harus menerima fakta bahwa ia memang tidak baik-baik saja, mengelus perut nya lemah dengan air mata yang terus keluar dari mata indah nya.
Jennie berjalan gontai membuat nya memilih duduk pada sebuah kursi panjang yang terdapat di sana, mata nya jauh memandang pada bangunan di depan nya yang menjulang tinggi seperti harapan nya, tangisan terdengar lirih bagi siapa saja yang mungkin mendengar nya.
Orang selalu berkata bahwa hidup seorang Jennie kwon sempurna, semua menginginkan hidup mewah dengan harta yang melimpah, seorang gadis sendok emas yang bahkan hanya diam saja ia sudah bisa memiliki semua nya, keluarga yang harmonis menjadi bahan yang menarik jika orang membicarakan seorang kwon.
Bahkan mungkin jika semua orang tahu, bahwa putri tunggal kwon itu telah menikah di usia mudah nya, orang tidak akan memiliki kritik yang pedas seperti kebanyakan orang, karena melihat bagaimana keluarga itu memiliki kontribusi yang tinggi pada masyarakat, justru orang mungkin akan berfikir bahwa hidup seorang Jennie amat sempurna karena memiliki pasangan yang amat mencintai nya.
Jennie tidak akan menampik semua itu dan ia bahkan amat bersyukur untuk itu, tetapi sekali lagi tanpa orang tahu sakit nya seolah menyadarkan nya bahwa dalam hidup tidak akan ada yang sempurna, tanpa semua orang tahu, selama ini dengan pengaruh yang di miliki seorang kwon Jiyoung, ia bisa menutup semua berita yang akan memberitahu publik tentang sakit sang putri.
Dan sekali lagi Jennie di sadarkan dengan sakit nya, jika orang tua nya mungkin lelah karena mencari pendonor untuk nya, percayalah Jennie bahkan jauh lebih lelah setiap kali harus mendengar dokter mengatakan hampir putus asa pada nya.
Dan kali sungguh ia hanya ingin bahagia seperti yang selalu orang katakan tentang nya, dan melupakan fakta bahwa ia tengah sakit bahkan mungkin sekarat, ia hanya ingin bahagia. hidup sederhana pun tak apa pikir nya dengan sang anak dan suami yang ia cintai.
"hiks..hikss.. apa aku memiliki kesalahan di kehidupan sebelumnya sehingga Tuhan harus memberi ku sakit, aku bahkan hanya ingin melihat anak ku lahir dengan selamat dan sehat, tetapi kenapa itu terlalu mustahil Tuhan." ucap nya lirih dengan memegang dada nya sesak.
Tangis itu terdengar amat memilukan bagi siap saya, seorang gadis mudah berumur 18 tahun yang 4 bulan nanti akan menginjak usia 19 tahun di bulan januari itu menangis terseduh dengan kenyataan takdir yang membelenggu nya.
Gadis 19 tahun yang memilih untuk menikah mudah, lalu memiliki seorang bayi yang di nantikan tetapi takdir seolah berkata lain, dengan dirinya yang mulai tidak yakin apa bisa ia memiliki usia yang cukup panjang dan melihat sang anak nanti terlahir.
Membuat Jennie terdiam di sana hingga sore menjelang, ia melupakan semuanya bahkan makan dan obat nya, mengabaikan ponsel nya yang terus berdering karena Taehyung terus memanggil nya. Jennie perlu sendiri untuk menenangkan dirinya, untuk mengembalikan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
PURE LOVE
Sedangkan di sisi lain. Taehyung jelas terlihat khawatir lantaran ia bahkan tidak mendapat kabar dari Jennie sejak terakhir kali merek berpisah untuk urusan masing-masing, bahkan sekarang langit sudah mulai gelap dan ia masih belum mendapat kabar dari nona nya.
Namun saat si barista berniat untuk menyusul sang nona ke rumah sakit, ponsel nya berdering Taehyung melihat layar ponsel nya dan ternyata itu Jennie membuat nya menarik napas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE LOVE (TAENNIE)
General Fiction"Kenapa aku merasa sakit bahkan ketika aku mencintai," kim Taehyung "Dan semua hal tentang nya selalu membuat ku menangis," Jennie kim Kisah cinta seorang barista dari Seoul yang harus rela meninggalkan kedai kopi nya demi sang nona, akankah kisah k...