Jennie sampai di dalam drom nya namun baru saja tiba ia sudah di sambut dengan tatapan tajam milik Jiso, namun karena ia masih ingat dan kesal dengan Jiso alhasil Jennie hanya mengabaikan nya begitu saja.Melenggang masuk setelah melepas sepatu nya tanpa melihat sedikitpun ke arah Jiso, yang sedari tadi cemas dengan nya, tahukah Jennie bahwa sedari tadi gadis kim itu tidak tenang dan khawatir menunggu nya.
"Jennnie-ah tunggu." ucap Jiso sambil memegang lengan Jennie lembut
Jennie berbalik untuk melihat itu, mentap Jiso denganmalas sambil berkata, "we, apa kau mengkhawatirkan ku," kata Jennie malas
"kamu dari mana?" tanya Jiso, pada akhirnya kalimat itu yang ia ucapkan dari banyaknya pertanyaan yang ingin di tanyakan.
"apa peduli mu Jiso, urusi saja teman baru mu itu," Jawab Jennie balik saat menatap Lisa keluar dari kamar nya.
"Jennie-ah ada apa dengan mu, kamu tahu aku khawatir padamu, paman Jiyoung bertanya pada ku ,ke mana kamu pergi tadi siang, dan aku bahkan bingung harus mengatakan apa, di saat kamu tidak lagi terbuka denganku," ucap Jiso sendu menatap Jennie
"abaikan saja kalau begitu, aku baik-baik saja tanpa perlu kamu tahu ke mana aku pergi, aku lelah biarkan aku istirahat dengan tenang," sarkas Jennie menatap Jiso namun saat yeoja bermata kucing itu ingin masuk ke dalam kamar nya, tangan nya di cengkram kuat oleh seseorang.
Tidak itu bukan Jiso melainkan Lisa yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran dua sahabat itu."eonnie tolong, jangan bersikap seperti ini, Jiso eonnie hanya khawatir pada mu, jika kau marah karena pagi tadi maafkan aku dan juga kakak ku, tapi tolong jangan marah pada Jiso eonnie, dia benar-benar menyayangi mu, kau sahabat nya dari awal yang ia temui di Seoul, dan kau juga tahu bahwa yang Jisonie punya di sini hanya kau," kata Lisa berusaha bicara pada gadis keras kepala itu.
Jennnie tahu ia tidak seharusnya marah pada Jiso, hanya saja bayangan di mana Jiso terkesan memihak Lisa dna Rose' membuat nya kesal dan juga marah, mengingat tentang bagimana Rose' mengikuti nya dan mengancam nya membuat Jennie benci akan itu.
Jennie menatap Lisa tajam dan dengan cepat ia melepaskan cengkeraman tangan nya dari Lisa dan menuju kamar nya.
BLAMMMM......
Pintu kamar yang di tutup kuat oleh pemilik nya, saat itu juga Jiso menangis sesak rasanya dan baru kali ini ia bertengkar dengan Jennie sangat hebat, entah apa masalahnya ia bahkan sudah berusaha bersikap netral untuk tidak memihak siapa pun, tetapi Jiso lupa bahwa Jennie tidak pernah suka berbagi terlebih itu yang sudah menjadi milik nya.
Bagi Jennie, Jiso adalah milik nya, sahabat nya sedari awal gadis kwon itu sudah mengatakan bahwa ia tak suka berbagi dan menerima siapa pun di antara pertemanan nya dengan Jiso.
"eonnie..." kata Lisa memegang bahu Jiso
"pergilah Lisa-ah aku baik-baik saja, besok pagi aku dan Jennie akan baik lagi kauy tidak perlu khawatir," kata Jiso memotong ucapan Lisa, gadis berponi itu menghela napas dan meninggalkan Jiso di depan kamar nya ia tahu ia tak bisa melakukan apa pun saat ini.
Namun tanpa orang tahu di balik kamar yang terkunci itu, Jennie juga sama sama merasa sakit, ia menahan tangis nya hingga sesak rasa nya yang ia rasa saat ini, sakit rasanya ketika harus melihat wajah sahabat yang sudah ia anggap kakak nya sendiri itu ia bentak, hanya saja kembali lagi ego itu terlalu besar.
PURE LOVE
NEX DAY...
Pagi hari di dalam drom terasa sangat sunyi karena Jiso yang biasa nya ceria kini justru terlihat murung, ia hanya duduk di meja makan dengan roti di tangan nya yang tengah ia olesi selai.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE LOVE (TAENNIE)
General Fiction"Kenapa aku merasa sakit bahkan ketika aku mencintai," kim Taehyung "Dan semua hal tentang nya selalu membuat ku menangis," Jennie kim Kisah cinta seorang barista dari Seoul yang harus rela meninggalkan kedai kopi nya demi sang nona, akankah kisah k...