Happy Reading...
Pagi yang indah. Tentu saja, matahari bersinar terang tanpa terhalangi oleh awan. Burung-burung terbang kesana kemari sambil sesekali bernyanyi suara kendaraan menambah kesan cerah dan ramai
Suara jam digital mengganggu tenang nya tidur seorang pemuda manis dengan rambut coklat terang. Ia pun mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk dari celah-celah ventilasi. Ia pun bangun dan mengambil posisi duduk.
"Jam berapa sekarang?" Tanya nya ntah pada siapa, ia pun melirik jam digital yang ada di atas nakas lalu ia menghela nafasnya.
'06.00' batin nya
Ia pun menyingkap selimutnya lalu beranjak dari kasur nya. Ia merapikan tempat tidurnya sebentar lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Sekitar 15 menit dirinya sudah selesai bersiap dengan seragam sekolah nya. Ia pun mengambil ponsel dan tas nya lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi menuju meja makan hanya sekedar meminum susunya dan selembar roti.
"Pagi ayah" Sapa pemuda itu, sebut saja dia Haechan
"Hm" Balas sang ayah, Johnny
Haechan sudah terbiasa dengan hal ini. Sudah hampir 4 tahun lamanya ia di benci ayahnya sendiri, ntah apa alasannya Haechan tidak tau dan tidak mengerti
"Hari ini kau ujian sains kan? Ayah ingin nilai mu kali ini lebih bagus dari yang kemarin" Ucap Johnny mengingatkan. Haechan hanya diam, selalu saja seperti ini
"Iya ayah. Haechan selesai, Haechan berangkat sekolah dulu" Ucap lalu pergi meninggalkan sang ayah yang sedang asik memeriksa laptopnya
Haechan sekolah di antar oleh supir pribadinya, sedangkan Johnny akan pergi dengan mobilnya sendiri.
Haechan hanya tinggal berdua dengan Johnny--ayahnya--karena saat umur 14 tahun Haechan dan Ten--ibunya--mengalami kecelakaan lalu-lintas. Kecelakaan itu juga menewaskan sang ibu, Ten dan calon adiknya. Saat itu juga Johnny mulai membenci Haechan karena saat itu Ten tengah mengandung anak ketiga nya, tapi saat itu Haechan merengek minta di jemput oleh ibunya saat itu.
Haechan juga merasa kehilangan tapi Johnny menyalahkan dirinya akan kematian istri dan anak nya. Hanya Hendery--kakak Haechan--yang selalu menemani nya, memberinya semangat, mengajak nya bermain. Tapi itu tidak berlangsung lama, saat Haechan baru saja mendapatkan rapot nya, Hendery ingin menjemput sang adik dan memberikan hadiah untuknya, namun hal tak terduga terjadi. Hendery tertabrak mobil saat ingin menyebrang, dan hal itu membuat Hendery tidak tertolong. Ia meninggal di tempat.
Haechan semakin di benci oleh ayahnya sendiri. Johnny selalu bilang jika Haechan lah penyebab kematian Ten dan Hendery. Johnny menjadi pria yang kasar, ia selalu menyiksa putranya dan ia selalu menuntut kesempurnaan. Harus sempurna tidak boleh jelek sedikit pun.
Tak lama Haechan sudah sampai di sekolah nya.
"Tuan Haechan kita sudah sampai" Ucap paman Han
"Terimakasih paman" Balas Haechan dengan senyuman
Paman Han pun membuka pintu untuk Haechan. Lalu Haechan keluar dari mobil dari mobil dan mulai memasuki area sekolah.
"Selamat pagi Haechan!" pekik seseorang dari arah belakang.
"Jeno bisa tidak jangan mengagetkan ku? Ini masih pagi" Kesal Haechan.
"Haha.. Maafkan aku. Habisnya kami sudah memanggilmu tapi kau tidak dengar" balas Jeno dan di setujui oleh Jaemin dan Renjun.
"Begitukah? Maaf aku tidak mendengar panggilan kalian" jawab Haechan
Jeno, Jaemin, Renjun dan Haechan jalan beriringan sambil sesekali mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 〖MarkHyuck〗✔
Fanfiction[TAMAT] Perfect, a word that never seemed to be directed at me. But, I'm also part of the world right? Then why is it like the perfect word that never existed, happiness never comes? "I'm not perfect.." -Haechan " No you're perfect for me" -Mark w...