〖Bagian Kesembilan〗

14.9K 1.4K 69
                                    

Happy Reading...

Seperti yang sudah di janjikan, pulang sekolah Haechan dan Jaemin berniat pergi ke toko buku. Jaemin sudah meminta ijin pada Jeno dan Renjun memilih pulang lebih dulu karena akan ada acara keluarga di rumahnya.

"Nana-ya kau pergilah lebih dulu aku ingin ke toilet sebentar. Kau tunggu saja aku di gerbang" ucap Haechan

"Eoh? Kalau begitu aku ikut" pinta Jaemin

"Tidak, tidak kau duluan saja aku tidak akan lama" tolak Haechan

"Kau yakin tidak ingin aku temani? Perasaan ku tidak enak" ucap Jaemin khawatir pada sahabatnya ini

"Tidak Jaemin, kau tenang saja aku akan baik-baik saja dan cepat menyusul mu. Sudah ya aku ke toilet sebentar sudah tidak tahan" pamit Haechan lalu berlari keluar menuju toilet.

Jaemin menatap perginya Haechan sampai tidak terlihat lagi, wajahnya menunjukkan kecemasan tapi tak lama ia menepis nya. Toh juga siapa yang mau mencelakai Haechan secara sekolah sudah sepi seperti ini.

"Dia pasti akan baik-baik saja, lagi pula sekolah pasti sudah sepi" monolog Jaemin lalu mengambil tasnya dan pergi menuju gerbang sekolah dan menunggu Haechan disana.

.

.

.

Haechan sampai di toilet dan dengan cepat ia mengambil sebuah botol kecil berisi obat yang berikan Doyoung. Penyakit jantung Haechan kambuh maka dari itu ia cepat-cepat pergi ke kamar mandi.

"Untung saja Jaemin tidak memakasa untuk ikut" gumam Haechan setelah di rasa jantung nya berdetak normal.

"Aku harus cepat kembali, Jaemin pasti sudah menunggu" gumam nya lagi lalu berbalik dan keluar dari toilet

Saat sedang santai berjalan di koridor ada beberapa siswa yang mencegat dirinya. Haechan menatap siswa yang ternyata itu adalah Lami, Jungmo dan Minhee

"P-permisi, aku ingin lewat" ucap Haechan dengan rasa takut yang mulai mengelilingi dirinya.

"Cih, kau pikir semudah itu?" ucap Lami sambil mendecih, lalu ia melangkah mendekat pada Haechan membuat Haechan sedikit mundur.

"Kau Seo Haechan, ku peringatkan pada mu untuk jauhi Mark. Karna Mark itu milikku." ucap Lami sambil menekankan setiap kata-kata nya

"T-tapi kak Mark b-bukan kekasih mu" ucap Haechan. Secara tak langsung ia membantah ucapan Lami yang mengklaim Mark sebagai miliknya. Lami yang memiliki kesabaran yang tipis langsung tersulut emosi dengan mudah bahkan hanya kalimat singkat dari Haechan membuatnya emosi.

"Wah Lami-ssi dia sudah berani padamu ternyata" Jungmo berbicara yang semakin membuat emosi Lami memuncak

"Kau! Berani nya kau berbicara seperti itu, apa kau tidak tahu siapa aku?! Ayah ku kepala sekolah disini, bisa saja aku meminta ayah ku untuk mengeluarkan mu dari sekolah ini!" bentak Lami

Oh tidak, Haechan sepertinya salah bicara. Keringat dingin mulai mengalir melewati pelipis nya.

"Tidak seru jika aku mengancam mu dengan kata-kata. Minhee, Jungmo lakukan tugas kalian" perintah Lami

Mendengar perintah itu Minhee dan Jungmo langsung menyeret Haechan menuju gudang belakang sekolah di ikut Lami di belakangnya.

"L-lepaskan aku! Ku mohon biarkan aku pulang! A-ayah.. Ayah akan marah! Kumohon lepaskan aku!" berontak Haechan berusaha melepaskan cengkraman pada kedua lengan nya

Bruk!

Haechan di lempar begitu saja di atas tanah yang keras, Jungmo mengambil tas yang di kenakan Haechan lalu membuka resleting tas nya dan menuangkan semua isi di dalam tas ke kepala Haechan. Untung saja hanya resleting utama yang di buka bukan resleting kedua yang berisi obat Haechan.

PERFECT 〖MarkHyuck〗✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang