〖Bagian Kelima〗

15.3K 1.6K 132
                                    

Happy Reading...

Sore itu Johnny masih berkutat dengan laptopnya dan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja miliknya. Karena merasa pegal ia pun menghentikan aktivitas nya dan menyandarkan punggung nya pada kursi yang ia duduki. Johnny memijit pangkal hidungnya agar pusing nya sedikit mereda.

Ting!

Notifikasi dari ponsel Johnny mengalihkan atensi nya, ia mengambil ponselnya dan menyalakan nya. Ia sedikit mengerutkan dahinya.

"Astaga aku melupakan ulang tahun Hendery. Lebih baik aku segera pergi" monolognya lalu Johnny merapikan seluruh barang nya lalu ia mengambil jas yang tergantung di tiang yang berada di sudut ruangan. Setelahnya ia berjalan menuju meja sekretaris nya.

"Nona Kim, aku akan pulang lebih awal ada hal yang harus aku urus. Jadi tolong simpan saja berkas-berkas yang perlu di tanda tangani di meja ku dan kirimkan materi meeting melalui email" jelas Johnny

"Baik Tuan saya mengerti" jawab Nona Kim sopan.

"Baiklah saya pergi dulu" setelahnya Johnny pergi meninggalkan kantor nya.

Saat di perjalanan Johnny mampir sebentar ke toko bunga untuk membelikan bunga kesukaan sang istri dan putranya Hendery. Setelah membeli bunga Johnny kembali melajukan mobilnya menuju gedung krematorium.

Tak lama akhirnya Johnny sampai namun pandangan tertuju pada satu mobil yang terparkir tidak jauh dari mobilnya, ia seperti mengenal mobil itu.

"Bukankah itu mobil yang gunakan paman Han untuk menjemput Haechan? Kenapa ada disini?" gumam nya.

Johnny pun keluar membawa bunga yang ia beli tadi dan menghampiri mobil itu dan benar saja itu mobil miliknya yang di gunakan paman Han untuk menjemput Haechan. Seketika amarah mulai naik.

"Dimana Haechan?" tanya Johnny dingin. Paman Han tersentak saat Tuan Besar nya berada di luar mobil, paman Han buru-buru keluar dari mobil.

"T-tuan kenapa bisa ada disini?" tanya paman Han gugup

"Saya tanya dimana Haechan?" ulang nya lagi.

"T-tuan maafkan saya! S-saya sudah melarang Tuan Haechan untuk datang kemari. Saya mohon- Tuan! Tuan Besar! Tuan! Anda mau kemana?! Tuan! Oh astaga Tuan Haechan dalam bahaya" panik Paman Han lalu ikut menyusul Johnny kedalam.

Johnny melangkah dengan lebar mencari keberadaan Haechan yang sudah pasti sekarang berada di hadapan krematorium milik Ten dan Hendery.

Benar saja dugaan nya. Haechan berada di sana sedang mengobrol dengan Dejun, kekasih Hendery. Ia berhenti 4 meter dari Haechan dan dapat dia lihat wajah terkejut Haechan saat melihat dirinya sekarang berada di hadapannya.

"Ayah.."

Johnny berjalan perlahan mendekat kearah Haechan. Haechan sudah bergetar ketakutan saat sang ayah berjalan mendekat padanya. Namun Johnny hanya melewati nya begitu saja.

Johnny meletakkan bunga yang ia bawa di masing-masing krematorium, lalu ia mulai berdoa untuk anak dan istrinya. Setelah selesai ia berbalik dan langsung menarik tangan putra bungsunya.

"A-ayah t-tunggu aku bisa jelaskan, ayah lepas" mohon Haechan

"Paman lepaskan Haechan dia kesakitan" Dejun membantu Haechan karena ia tidak tega saat melihat Haechan di tarik seperti hewan.

Johnny berhenti melangkah, "lebih baik kau tidak usah ikut campur dalam urusan ku dengan anak sialan ini"

Dejun tertegun mendengar kalimat sarkas yang keluar dari mulut Johnny yang bahkan sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Dejun bahkan sampai membeku di hadapannya.

PERFECT 〖MarkHyuck〗✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang