Happy Reading...
Dua buah mobil melaju dengan kecepatan tinggi melebihi batasan yang ada. Membelah jalanan yang ramai penuh kendaraan, menyalip kendaraan satu dengan kendaraan lain terlihat seperti sedang melakukan balapan liar. Di dalam salah satu mobil terlihat sangat kalut.
Seseorang sedang terbaring tidak sadarkan diri di bangku penumpang bagian tengah dengan seorang yang berada tepat di atasnya sambil menekan-nekan dadanya membantu memompa jantung yang melemah.
Keringat dingin membasahi dahi Doyoung membuat rabut depannya menjadi lepek dan mulai mengalir melalui batang hidung dan pelipisnya. Menetes mengenai pakaian Haechan.
"Bertahanlah Haechan.. hah...hah...hah.." Doyoung tanpa henti mengucapkan itu sambil terus menekan dada Haechan
"Keparat! Kenapa jalanan sangat ramai!?" umpat Johnny
Pikirannya kalut dan gelisah memikirkan putranya yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, memacu kecepatan mobilnya melebihi standar kecepatan pada umumnya dan di susul oleh sebuah mobil dengan kecepatan yang sama.
Tak lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit, dengan asal mereka memarkirkan mobil mereka dan mereka keluar satu persatu dari mobil. Johnny dan Mark membantu menggendong Haechan.
"Siapkan satu ranjang cepat! Kenapa kalian lamban sekali!?" teriak Doyoung, ia juga sama paniknya dengan yang lain.
Para perawat pun datang dengan membawa ranjang dorong, Johnny dan Mark langsung meletakkan Haechan di atas ranjang tersebut dan Doyoung menaki ranjang itu. Ia kembali melakukan hal yang sama seperti saat di mobil. Melupakan dirinya yang sudah kelelahan.
Ranjang itu di dorong dengan Haechan dan Doyoung yang berada di atasnya. Johnny, Mark, Jeno, Jaemin dan Renjun mengikuti di belakang dengan langkah cepat menuju sebuah ruangan.
"Maaf tuan tuan, kalian di larang masuk" ucap seorang perawat wanita sambil menutup pintu ruangan tersebut
Dua perawat wanita dan pria kembali keluar dan berlari dengan cepat dan kembali membawa alat yang entah apa namanya itu.
Johnny, Mark, Jeno, Jaemin dan Renjun sangatlah panik bahkan Renjun sudah menangis di pelukan Jaemin, Jeno yang berjongkok sambil menundukkan kepalanya, Johnny yang duduk dengan gusar dan Mark yang terus berjalan bolak-balik di depan pintu ruangan itu.
Tak jauh berbeda dengan di luar, di dalam ruangan itu bahkan lebih menegangkan. Doyoung terus melakukan CPR pada dada Haechan.
"Mulai dengan 150 joule" perintah Doyoung dan perawat itu langsung mengaktifkan alat kejut jantung tersebut dan memulainya dengan sesuai seperti perintah Doyoung
"Ini dokter" ucap perawat tersebut
Doyoung turun dari atas ranjang, ia menggesekkan alat tersebut terlebih dahulu lalu menempelkan nya pada dada Haechan.
"Bersiap, shock!" pekik Doyoung lalu kembali memberikan alat itu pada perawat.
"Ulang dari 150 joule" perintah Doyoung lagi.
Sesekali Doyoung melihat alat pendeteksi jantung itu bergerak dengan sangat lamban. Doyoung kembali mengambil alat kejut jantung itu dan mengulangi hal yang sama beberapa kali.
"Naikan joule nya menjadi 220" perintah Doyoung
Setelah menyetel ulang alat itu, Doyoung mengambil alih alatnya dan melakukan hal seperti sebelumnya.
"Bersiap, shock!"
Tit.... Tit... Tit...
Suara dari alat itu mulai terdengar stabil, semua yang ada di sana bisa bernafas lega setelah hal menegangkan terjadi beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 〖MarkHyuck〗✔
Fanfiction[TAMAT] Perfect, a word that never seemed to be directed at me. But, I'm also part of the world right? Then why is it like the perfect word that never existed, happiness never comes? "I'm not perfect.." -Haechan " No you're perfect for me" -Mark w...