Happy reading...
"Haechan-ah aku ingin melanjutkan perkataan ku sore tadi. Aku akan mengatakan nya sekarang jadi dengarkan aku baik-baik karna aku akan mengatakannya hanya sekali" ucap Mark, ia juga menatap lekat pada kedua netra milik Haechan.
"Baiklah katakan saja aku akan mendengarkan" jawab Haechan
"Aku bingung memulainya darimana, dan bahkan aku tidak percaya jika aku memiliki ini. Awalnya aku masih belum menyadari nya, tapi semakin lama aku semakin yakin bahwa perasaan ku nyata. Aku tau ini terlalu cepat, bahkan sangat cepat mungkin. Aku sungguh tidak bisa menahan nya lebih lama lagi" jelas Mark. Terlihat dari matanya ada kesungguhan disana.
Haechan masih setia mendengarkan semua kalimat yang keluar dari kedua bilah bibir itu, mencermati setiap kata yang keluar dan memahami kemana arah pembicaraan ini.
"Aku menyukaimu mu" ucap Mark dengan mantap dan tegas
Haechan tertegun, tatapannya masih terpaku pada tatapan Mark seolah di dalam mata coklat gelap itu terdapat sesuatu yang membuatnya terpaku.
"Aku tahu kau pasti akan terkejut, dan sepertinya ini bukan sekedar perasaan nyaman ataupun suka melainkan ini sudah menjadi cinta" sambung Mark.
Haechan menunduk, memutuskan kontak mata yang terjadi beberapa menit lebih dulu. Ia memainkan selimut rumah sakit itu.
"Tapi aku ini berbeda dengan mu, aku memiliki banyak kekurangan sedangkan dirimu nyaris mendekati sempurna. Aku rasa kau lebih baik mencari seseorang yang pantas dengan mu" ucap Haechan masih menunduk.
"But I want you. Aku tidak peduli apa kekurangan mu, tapi yang harus kau tahu bahwa aku serius dengan perasaan dan ucapan ku" ucap Mark sambil mengangkat dagu Haechan agar menatap nya
Haechan menatap kembali mata itu, mata yang mampu membuat nya terpaku pada satu titik yaitu Mark Jung.
.
.
.
Satu bulan kemudian..
Sudah terhitung satu bulan lamanya setelah kejadian di lapangan basket dan pernyataan cinta di rumah sakit. Ya, Mark dan Haechan menjalin sebuah hubungan dan itu sudah tersebar luas di sekolah Seoul Internasional School.
Dan selama satu bulan ini Haechan sering mengalami mimisan dan sakit kepala yang luar biasa, bahkan ia pernah memukuli kepalanya karena benar-benar terasa sakit.
Setelah terserbar nya berita Haechan dan Mark berpacaran, Haechan tidak pernah absen dari pembullyan, entah itu secara fisik atau verbal. Seperti pagi ini, baru saja ia memasuki kelas tapi sebuah tong sampah kecil berisi sampah kertas sudah jatuh di atas kepalanya saat ia membuka pintu kelas.
Semua penghuni kelas langsung mentertawakan Haechan yang hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya saat dirinya di tindas.
"YAK! APA APAAN KALIAN HA?!" tiba-tiba Renjun berteriak dari arah koridor kelas saat melihat keadaan Haechan.
"Haechan kau baik-baik saja?" tanya Jaemin
Renjun masih menatap nyalang kearah teman sekelasnya satu-persatu, tak sedikit yang langsung diam saat Renjun berteriak kecuali seseorang yang masih terlihat santai duduk di atas meja sambil tersenyum remeh.
"Yak! Park Jaehyuk, kau pasti otak di balik semua ini kan?" ucap Renjun menunjuk orang itu.
"Kalau memang iya, kau mau apa dengan tubuh kurus dan kecil seperti itu? Memukul saja kau tidak bisa, benar tidak?" ucap Jaehyuk lalu tertawa di susul oleh dua teman nya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 〖MarkHyuck〗✔
Fanfiction[TAMAT] Perfect, a word that never seemed to be directed at me. But, I'm also part of the world right? Then why is it like the perfect word that never existed, happiness never comes? "I'm not perfect.." -Haechan " No you're perfect for me" -Mark w...