-Part 02-

157 4 5
                                    

"Dan Aku harap, dulu bisa kembali untuk sekarang, walau sebentar"

-Farrell Arsyad-

10 vote untuk chapter ini. Aku up hari itu juga!

Enjoy Reading

__*__

Farrell mendudukan dirinya diatas ranjang. Tangannya terulur untuk membuka laci nakas yang sengaja diletakan disamping ranjangnya. Mengambil sebuah figura, cowok itu menatap seseorang dibalik figura dengan tatapan tak terbaca.

Sebenarnya foto itu foto lama, bahkan dia lupa kapan dia mengabadikan seseorang dalam figura itu. Rasanya seperti sesak, saat melihat seseorang dalam foto itu tersenyum. Berbeda dengan sekarang. Dulu dia masih ingat betul, setiap kali seseorang yang ada dalam figura itu tersenyum. Tapi sekarang bahkan dia sulit mendapatkan semua itu.

"Aku kangen liat kamu senyum Sya, sumpah rasanya pengen banget kembali ke masa lalu dan bilang yang sejujurnya sama kamu. Sayang semua itu cuma bisa aku andai. Dan kalo boleh aku harap, dulu bisa kembali untuk sekarang walau sebentar walau aku tau itu gak mungkin" Farrell menghembuskan nafasnya lirih. Sesak, sedih dan kacau. Mungkin tiga kata itu cocok untuknya sekarang. Kenapa dia begitu bodoh dulu? Kenapa dia menyakiti Aditsya dulu? Kenapa... Kenapa dia meninggalkan Aditsya saat cewek itu udah ngasih semua yang cewek itu punya cuma supaya dia ada disisi cewek itu? Kenapa dirinya begitu bodoh?

Menarik rambutnya keras, rasanya Farrell ingin akhiri saja hidupnya ini. Semua gak ada gunanya. Dia sudah banyak menoreh luka di hati Aditsya dan bahkan sampai sekarang dia sendiri tidak tau harus dengan cara apa agar luka di hati Aditsya sembuh dan cewek itu mau memaafkannya.

Menoleh kebelakang, Farrell dengan segera menyembunyikan figura dimana foto saat Aditsya masih SMP kedalam laci nakas. Sebelum dengan senyum yang mengembang cowok itu menyapa Sang Mamah yang mengusap kepalanya dengan sayang.

"Rell? Kok belum turun? Ayo cepet sayang. Papah kamu udah nunggu di bawah tuh"

"Iyah Mah, aku ngeringin rambut bentar"

"Yah udah. Cepet ya sayang" Farrell mengangguk. Membiarkan sang Mamah berlalu meninggalkan nya kembali sendiri di tengah kamar yang sepi.

__*__

"Rell gimana kemarin? Kamu ada kendala sama hari pertama kamu?" Arsyad, selaku Ayah bertanya dengan hangat.

"Baik Pah. Farrell juga gak susah cari temen." Arsyad mengangguk. Meminum air putihnya sebelum kemudian bertanya pada sang anak semata wayang.

"Bagus kalo gitu. Denger Farrell, Papah sama Mamah gak ngelarang kamu buat ngelakuin apa yang kamu suka. Selagi itu masih wajar dan kamu baik baik aja dengan itu maka silahkan. Kami gak larang, tapi inget satu pesan Papah ini. Jangan sakiti perempuan, dan jalani semuanya sesuai porsinya" Farrell mengangguk ditengah suapannya.

"Kamu tau, kita gak bakal ada tanpa perempuan. Papah dan Mamah gak masalah kamu mau pacaran sampe nginep atau apa yang kalian lakukan. Asal inget, jangan sakiti mereka. Perempuan istimewa. Kalo kamu emang udah gak cinta bilang baik baik jangan mentang mentang kamu kaya, dan ganteng kamu bisa sesuka hati kamu nyakitin mereka. Itu salah Rell." lagi Arsyad kembali menjeda kalimatnya hanya untuk mengelap sudut bibirnya dengan selembar tisu tanpa memperhatikan lebih teliti lagi ekspresi Farrell yang mulai memurung "Farrell kamu anak Papah dan Mamah satu satunya. Kamu kebanggan kami. Dan kami sayang sama kamu, Papah dan Mamah akan berusaha selalu ada buat kamu. Kamu paham?" lagi Farrell mengangguk dengan jawaban penuh senyum yang dia lukis di kedua sudut bibirnya.

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang