-Part 18-

22 2 0
                                    


Im back!

____

Farrell menatap sedikit ngeri sebenarnya pada Sekolah yang menjadi tempatnya menuntut ilmu selama kurang lebih 5 bulan ini. Bagaimana tidak? Jam baru saja menunjukan pukul 05.25 dan dia sudah berdiri depan kelas Aditsya dengan keadaan yang sudah rapih berseragam. Jika dibilang gila pun Farrel akan menyetujui itu, entahlah demi mendapatkan maaf dari Aditsya dia tak memikirkan apa apa selain cara agar dia mendapat maaf itu.

Sungguh Farrell hanya ingin mendapat maaf tulus dari Aditsya, dan dia akan melakukan berbagai cara agar wanita itu memaafkannya. Apapun itu, termasuk mendatangi toko bunga yang masih tutup pukul 4 pagi pun dia lakukan walau sebagai gantinya dia harus bangun pukul 2 pun dengan pemilik toko bunga yang memarahinya dan mengatainya tak waras. Masa bodo, dia tak perduli itu.
Yang penting baginya sekarang adalah maaf dari Aditsya.

Meletakan bunga beserta sebuah kotak berisi buku diary dan boneka beruang berwarna pink tepat di meja Aditsya, Farrel menatapnya dengan pandangan menerawang, dia ingat bagaimana Aditsya sangat menyukai bunga Anggrek dan mawar yang kata wanita itu dua hal yang berlawanan. Dulu dia mengatakan bahwa selera Aditsya itu sangat aneh tapi sekarang dia mengerti mengapa wanita itu menyukai dua bunga yang berbeda. Anggrek adalah bunga yang anggun, cantik dengan bentuk yang identik melekat pada satu titik dengan setia. Dan Mawar bunga yang kuat, cinta kokoh yang membara. Dia mengerti sekarang sebenarnya kalau dia bisa faham dari dulu mungkin dia akan semakin jatuh cinta pada Aditsya karena dia tau sekarang bahwa dua bunga itu sebenarnya mewakili diri wanita itu sendiri sebenarnya. Dan bodohnya Farrel baru memahami itu setelah mereka menjadi asing.

"Kamu inget Sya? Dulu aku pernah bilang kalau selera kamu itu aneh, dan gak ngerti kenapa kamu suka anggrek dan mawar yang kata kamu sangat serasi kalo di satuin. Sekarang aku paham dan aku setuju kalo mereka indah pas di satuin. Kaya kamu, Aditsya yang apa adanya dan Aditsya yang kuat ngehadapin semua ini sendirian. Kamu sempurna Sya. Maaf aku baru mahamin semua ini. Maaf karena dulu aku nyia-in wanita kaya kamu. Maaf." Farrel sedikit tertunduk, dia menyesal dengan amat.

"Aku yakin kamu bakal marah saat liat ini, dan mungkin akan datengin aku. Itu yang aku mau Sya. Aku pengen satu sekolah tau, kalo kamu punya aku. Aku gak perduli sama Raka atau siapapun, Aku cuma pengen kamu kembali sama aku dan maafin aku Sya." Farrel menoleh menatap sekeliling saat suara derap langkah kaki dan suara siswa lain mulai terdengar di telinganya.

Melihat jam tangannya, Farrel menggeleng pelan saat jam menunjukan pukul 06. 34 dan dia terlalu lama di dalam kelas Aditsya.

"Aku harap kita bisa kembali kaya dulu Sya. Kamu yang cinta sama aku dan aku yang cinta sama kamu tanpa kamu tau" Farrel mengangguk, menepuk pelan meja Aditsya sebelum kemudian beranjak pergi dari sana.

___

Farrel tak terkejut sungguh dia tak terkejut sama sekali saat bukan bunga dan kotak kado yang tadi pagi dia letakkan diatas meja Aditsya mendatar dengan tak anggun ke atas mejanya. Sungguh bahkan saat matanya menatap mata Aditsya yang menyorot amarah pun dia tak terkejut, dia sudah menduga semua ini, sudah mengira bahwa Aditsya akan datang dengan amarah dan mengambil attansi semua orang yang ada dalam kelas kearah mereka. Dia berharap setalah ini akan ada akhir yang bahagia seperti yang dia inginkan.

"Maksud Lo apa hah?!" Aditsya membentak, hal yang tak pernah Farrel lihat dulu. Karena Aditsya-nya yang dulu tak pernah membentak sekali pun bahkan berkata kasar saja wanita itu tidak.

"Jawab maksud Lo apa?!" Farrel hanya mengulas senyum, menoleh pada bunga dan kotak yang ada di atas mejanya sebelum kembali menatap Aditsya.

"Itu buat kamu" Farrel tau mungkin Aditsya bisa lebih meledak dari pada ini.

Tangan wanita itu terkenal dengan amarah yang Farrel tangkap membara dalam mata wanita yang bahkan dia yakini masih menjadi miliknya itu.

"Lo bisa gak sih gak usah ganggu gwe lagi! Hah?! Gwe udah bilang jangan usik gwe lagi! Lo pikir dengan lo ngasih semua ini sama gwe. Gwe bakal maafin lo?! Enggak! Lo cowok brengsek yang gak bakal gue terima dalam hidup gwe lagi! So stay fackin' away from me. Farrel Arsyad! "

Wanita itu beranjak pergi, bahkan tanpa sempat memberi ruang pada Farrel yang ingin memohon maaf. Atau mendengarkan dirinya berkata bahwa dia ingin wanita itu kembali. Semua sia-sia lagi, dan bunga juga kado yang dia beli untuk wanita itu hanya berakhir dengan tak layak.

Dia salah mengira, harapannya hancur. Keinginannya sirna. Kebahagiaan yang dia kira akan ada ternyata tak ada. Dan dia harus memikirkan cara lain agar mendapat maaf dari Aditsya. Dia berjanji bahkan bersumpah. Dia akan mendapat maaf dari Aditsya.

Itu pasti, dan dia akan mewujudkan hal itu.



________

Aku kelamaan up gak? Tenang, ini cuma tinggal 3 Chapter lagi dan setalah itu aku bakal nulis cerita lainnya.

Makasih udah bertahan sama aku sejauh ini, eaa...

Heheh. See you!

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang