-Part 11-

42 2 0
                                    


*
*
*

Aditsya mencoba mengabaikan semua ingatannya tentang hari minggu kemarin. Dia yakin dia akan baik baik saja hari ini dan Farrel, cowok itu akan memperlakukan dirinya lebih baik mulai hari ini, dia yakin itu.

Karena bukan tanpa alasan dia bisa seyakin ini. Alasanya jelas karena cowok itu semalam menelfonnya menjelaskan semuanya. Dan bahkan meminta maaf, hal yang jarang dia dapati dari seorang Farrel.  Maka dengan hal itu dia jadi yakin, Farrel, kekasihnya akan berubah mulai hari ini. Dan dia akan diperlakukan seperti ratu oleh cowok itu bukan seperti babu yang selama ini dia rasakan.

Memasuki gerbang sekolah, Aditsya semakin mengulas senyum lebar saat melihat figur Farrel dan teman teman cowok itu yang tengah berkumpul di dalam gudang yang tak jauh dari kelasnya.

Melangkah mendekat, Aditsya semakin mengulas senyum lebih lebar, saat dia mendengar Farrel menyebut nyebut namanya.

Namun kalimat yang semakin dirinya dengar dengan jelas dari Farrel menghentikan langkahnya tepat di balik pintu gudang bahkan senyumnya luntur seketika saat dengan amat jelas Farrel menjelaskan sesuatu yang bahkan dirinya tidak tau selama 4 bulan ini.

"Jadi lo serius udah ngambil keperawanan tuh cupu?" Farrel mengangguk membenarkan pertanyaan Reza.

"Sial mobil kita raib!" Andika berkata antusias namun terdapat tak rela.

"Akhirnya gwe bisa lepas dari tuh cewek norak. Dan gue bisa dapetin mobil kalian semua. Ahh gampang banget begoin Aditsya. Padahal awalnya gwe pengen nyerah, pas dia gak mau ngasih gwe keprawanannya. Tapi akhirnya, setelah gwe main sama Bianca dan dia tau, gwe akhirnya bisa mengangin taruhan ini." Farrel tertawa lepas.

"Tapi Rell, kalo dia tau semua ini terus dia mutusin lo, kita bakal kehilangan babu yang bersihin markas kita" Andika mendengkus lesu.

"Tenang aja, dia cinta mati sama gwe. Dia bakal ngelakuin apapun supaya gwe tetep sama dia. Dan kalau  pun dia tau semua ini, gampang! Gwe tinggal minta maaf, bohong dikit. Dia juga bakal luluh lagi" Reza berseru takjub, atas apa yang dikatakan Farrel.

Berbeda dengan Aditsya yang mencelos merasa sakit hati. Jadi selama ini, dia hanya dijadikan bahan taruhan juga babu oleh cowok yang dia kira benar benar mencintainya? Bodoh sekali dia ini. Mengapa dia tidak sadar kalau Farrel cowok brengsek itu hanya menjadikannya taruhan hanya untuk beberapa mobil? Dia bodoh sekali!

Cih! Dia benci cowok itu, dia benci Farrel, dia benci semua teman cowok itu! Dia benci Bianca, juga teman teman cewek itu! Dan dia benci semuanya.

Berlari keluar gerbang, Aditsya memutuskan untuk meninggalkan sekolah setelah mendengar semuanya juga setelah dirinya tak sengaja menggebrak pintu dan bersitatap dengan Farrel  yang terkejut akan kehadirannya. Dia tidak akan memaafkan cowok itu, dia tidak akan lagi jatuh pada pesona cowok itu.  Dia tidak akan lagi mau bertemu dengan cowok Bajingan itu.

Mengurung diri didalam kamar mandi, Aditsya membiarkan dirinya kedinginan dibawah guyuran air shower. Peduli setan pada hidupnya. Dia merasa hancur, dia merasa kotor dia merasa dia sudah tidak berarti lagi. Dia ingin menyerah. Dia ingin mati saja.

Tapi pintu kamar mandi yang dibuka menampilkan wajah para sahabatnya membuat Aditsya menatap nanar ke 4 nya yang terlihat khawatir dan segera menghampirinya, memeluknya dan mengatakan kalau mereka akan bersamanya dan semua akan baik baik saja.

Aditsya tak menyahut, tak menolak juga tak mengiyakan saat semua pertanyaan mengapa dirinya berakhir seperti ini di lontarkan oleh sang ayah dan ibu yang tiba tiba datang dari luar negeri hanya karena khawatir saat mendengar kabar tentang dirinya, mungkin dari bi imah.

Menatap para sahabatnya, Aditsya meminta semuanya tak memberitahu orang tuanya tentang apa yang terjadi dengan isyarat mata.

"Ya udah kalo kamu belum mau cerita mammy sama Daddy ngerti. Tapi tolong kamu ngomong sesuatu sayang" Rani, berucap lembut tidak tau mengapa dia di telfon dan mendapati anak semata wayangnya dalam keadaan seperti ini.

"Mom" semua mata menatapnya penuh.

"Aku mau perawatan di paris" walaupun merasa aneh, namun Rani juga Aditya mengangguk cepat. Menyetujui apa yang diinginkan oleh sang putri.

"Oke, kapan?"

"Sekarang" lagi, Rani maupun Aditya hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Ya udah. Daddy siapain semuanya ya sayang?" Aditsya mengangguk.

Membiarkan para sahabatnya berlalu pergi setelah pamit pulang. Aditsya yang masih terdiam, tau betul kalau para sahabatnya itu masih menginginkan untuk bersamanya. Memberi dukungan dan berada di sisinya.

Tapi tidak, Aditsya sudah bertekad. Dia akan berubah seutuhnya. Dia akan menjadi lebih baik. Bahkan bila perlu dia akan berubah sehingga tidak akan ada yang bisa lebih dari dirinya. Dia akan merubah dirinya. Dia akan membuat semua cowok tunduk dibawah kakinya. Dia akan membuat Farrel,  cowok brengsek itu menyesal dan berlutut dibawah kakinya untuk meminta maaf. Dan saat itu tiba Aditsya yakinkan dia akan memukul wajah Farrel dan membuat cowok itu pergi ke neraka.

Aditsya janji dia akan berubah seutuhnya. Dia akan menjadi lebih dari siapapun.

Aditsya benci, Aditsya benci Farrel teman teman cowok itu. Bianca dan teman teman cewek itu.  Aditsya benci kalian

*

*
*
*
*
*

Aditsya syok kali gays.

Oke next come back to real life!

Author sayang kalian

Hahaha

See you!

MiftaXeimora

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang