-Part 22 : Losing You-

47 1 0
                                    


See you di kehidupan selanjutnya buat kamu!

'Walau meluka aku tak akan bisa lupa cara mu menatap dan memuja. Terima kasih telah buat lara hingga aku sadar dunia tak selalu indah dengan satu arah pandang mata! Selamat tinggal, terima kasih sudah pernah hadir! I losing you my first love'

-Aditsya Putri Hermawangsa-

_____

Aditsya masih duduk dengan tubuh yang bergetar hebat saat dirinya sampai di rumah sakit tempat dimana Farrel dan dirinya di bawa.
Dia fikir penolakan-penolakannya terhadap cowok itu tak akan membuat cowok itu pergi dari hidupnya dia fikir cowok itu akan menyerah seperti hari hari sebelumnya dan kembali keesokan harinya untuk melakukan hal yang sama. Meminta maaf pada nya tapi sekarang? Melihat darah keluar dari kepala cowok itu dengan tidak wajar tadi adalah mimpi buruk untuk Aditsya. Setiap detik yang berlalu tadi seolah menahan jantung Aditsya untuk berdetak. Dia merasa oksigen di sekelilingnya berhenti saat Farrel menutup mata cowok itu tepat setelah dia memaafkan cowok itu dan cowok itu mengucapkan kata cinta.

Tidak tidak, Farrel akan baik-baik saja. Cowok itu akan meminta maaf darinya lagi besok, cowok itu tak akan mati dengan alasan menolongnya dari tertabrak mobil tadi. Tidak tidak, Farrel akan baik-baik saja.

Bagas datang dengan raut resah, melihat Aditsya dengan tubuh bergetar di sudut kursi tunggu  membuat Bagas dengan cepat berlari memeluk wanitanya erat.

"Honey are you oke? Kamu baik-baik aja? Kamu gak terluka? Ada yang sakit? Kita pulang ya?" Aditsya menggeleng, sebelum kembali memeluk Bagas dengan lebih erat.

"Bagas, aku takut. Aku takut Bagas, gimana gimana kalo semuanya jadi lebih buruk? Aku harus gimana Bagas? Aku takutt" menangis Bagas tau wanitanya sedang terguncang saat ini.

"No Honey! Aku disini buat kamu, dan akan selalu disini. Kamu jangan khawatir semua bakal baik-baik aja. Aku bakal ada buat kamu. Kamu tenang jangan nangis oke? Aku ada di sini" kembali memeluk Aditsya, Bagas membiarkan wanitanya menangis dalam pelukannya. Mengabaikan tatapan mata dari beberapa polisi yang menjaga di depan ruang IGD, juga tatapan para pengawalnya.

Antara Aditsya maupun Arini juga Arsyad tak ada yang saling bertegur sapa. Tak ada sapaan manis atau ucapan sayang saat mata mereka saling bersitatap. Aditsya tau, mereka tengah berduka sekarang. Dan harusnya Aditsya meminta maaf karena tanpa dia sadari dirinya penyebab kematian dari anak semata wayangnya pasangan didepannya itu.

Namun usapan tangan lembut Bagas, membuat Aditsya mengurungkan niat, dia akhirnya beranjak pergi dengan Bagas yang berada di sampingnya. Membawanya berlalu sebelum melihat untuk terakhir kalinya orang yang sudah menyelamatkan hidupnya.

_____

Aditsya tak banyak berkata wanita itu hanya mengulas senyum tipis saat seseorang yang dia kenal menyapanya di sini. Iya di sini, di tempat yang seharusnya cowok itu kembali, tempat terakhir dan tempat baru cowok itu. Aditsya tak tau mengapa semua ini bisa terjadi? Mengapa cowok itu harus pergi dengan cara seperti ini? Apa cowok itu ingin dirinya sedih dan merasa berhutang budi? Kenapa cowok itu harus pergi? Disaat Aditsya masih menginginkan cowok itu berjuang untuk mendapatkan maaf darinya? Dan mengapa harus dengan cara seperti ini?

"Honey, kamu mau pulang?" Aditsya menggeleng pelan dia ingin melihat detik demi detik cowok itu menempati rumah barunya.

"Aku mau disini sampe acaranya selesai Bagas" Bagas mengangguk, masih dengan memeluk tubuh Aditsya yang seolah siap jatuh kapan pun.

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang