*
*
___F
arrel termanggu diam didalam kamarnya. Bingung harus melakukan apa dan berbuat apa untuk mendapatkan maaf Aditsya. Dia sudah mencoba mengirimkan pesan juga rekaman suara ke nomor Aditsya tapi tetep saja tidak berhasil. Dia tau ini bukan sekedar masalah kecil seperti sepasang kekasih yang tengah bertengkar. Tapi..
Dia tidak tau harus berbuat apa? Mendatangi rumah Aditsya? Atau bagaimana? Mengusap wajahnya gusar Farrel sedikit menoleh terkejut saat sang ayah memasuki kamarnya.
"Pah?"
"Farrel mari bicara" Farrel menurut dia mengangguk kemudian beranjak duduk menyusul sang ayah yang sudah terlebih dahulu menduduki sofa yang berada di kamarnya.
Terhitung sudah 3 hari setelah kejadian dimana kedua orang tuanya mengetahui semua kesalahannya dimasa lalu. Dan tiga hari itu juga Farrel merasa tak punya siapa siapa di rumah besar ini. Karena saat cowok itu mencoba mengajak kedua orang tuanya berbicara mereka akan pura pura tak menganggapnya ada.
Bahkan saat makan dimana dia akan selalu mendapat perhatian dari kedua orang tuanya harus rela mendapat acuhan. Dia seolah semu untuk tiga hari itu dimata orang tuanya. Farrel tak marah. Dia tau dia salah, dia tau orang tuanya berhak marah padanya bahkan mungkin lebih dari pukulan sekali yang di lakukan ayahnya atau acuhan selama tiga hari yang dia dapati sekarang. Farrel tau dia berhak mendapat yang lebih dari semua ini karena kesalahannya, dan rasa kecewa yang dia berikan pada kedua orang tuanya, Farrel berhak mendapatkan yang lebih dari semua ini. Dia sadar itu.
Tapi melihat Ayah-nya datang dan ingin berbicara dengannya sekarang merupakan suatu hal yang menyentuh untuk Farrel. Dia bangga bisa memiliki orang tua yang baik dan sayang padanya seperti Arsyad dan Arini. Seperti Papah dan Mamah nya.
"Coba papah liat luka kamu. Masih sakit?" Farrel merasa dekat. Tersenyum dia menggeleng pelan.
"Enggak pah. Udah gak papa"
"Maaf karena mukul kamu. Tapi kamu tau kamu berhak dapet itu" Farrel mengangguk, dia sadar itu.
"Farrel tau Pah. Farrel juga tau mungkin Farrel harusnya dapet lebih dari ini" Arsyad mengangguk, dia menatap kedepan. Tepat pada ranjang yang menjadi tempat melepas lelah milik sang Anak.
"Kamu. Dimana kamu ngelakuin itu sama Aditsya? " Farrel tertunduk. Dia merasa dihancurkan hanya dengan pertanyaan seperti itu.
"Disini pah. Tepat di ranjang itu" Arsyad sontak mengalihkan tatapannya dari ranjang.
"Papah gak ngerti kenapa kamu bisa ngelakuin semua ini dan bersikap santai sampai sekarang"
"Rell, kadang tempat penghukuman manusia bukan hanya di penjara. Tapi ditengah masyarakat, ditengah hidupnya yang dia nikmati." Arsyad mengambil jeda. Pria usia 50 tahun itu mengusap wajahnya pelan.
"Papah yakin kamu mulai ngerasa gak tenang saat sadar apa yang kamu lakuin itu salah. Karena itu sifat manusia. Papah sebenarnya kecewa sangat amat kecewa sama kamu. Tapi papah, mamah, sadar. Mungkin ini juga kesalahan kami karena terlalu membiarkan kamu bergaul tanpa pengawasan." Farrel menatap Arsyad dengan gelengan pelan.
"Maaf karena sudah lalai dalam mengawasi kamu sampai kamu melakukan kesalahan seperti ini"
"Enggak pah. Ini salah Farrel, kalian gak salah"
"Maafin Farrel Pah"
"Papah dan Mamah bakal selalu maafin kamu Rell. Kami orang tua kamu, dan maaf orang tua akan selalu ada untuk setiap kesalahan anaknya. Tak perduli kecil atau besar"
"Yang penting sekarang. Papah mohon sama kamu. Tolong dapetin maaf dari Aditsya." Farrel mengangguk, sudah pasti dia akan melakukan itu.
"Farrel bakal dapetin maaf Aditsya pah. Gak perduli apapun caranya." Arsyad mengangguk setuju. Mengusap bahu Farrel dengan tepukan ringan pria dewasa itu memberi dukungan.
"Papah akan selalu dukung kamu. Tolong, berjuang keras untuk itu Farrel" Farrel mengangguk. Membiarkan sang ayah beranjak meninggalkan setelah menyunggingkan senyum wibawa yang tiga hari ini tak Farrel lihat.
Dia harus bisa. Dia yakin dia akan mendapat maaf dari Aditsya dan semua akan kembali seperti dulu. Saat Aditsya masih mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past | Na Jaemin✅
Short StoryFollow sebelum baca oke? 🔞 BOYFRIENDS SERIES 01 "Kak Farrell! Kakak dari mana aja sih? Kok baru sampe? Sya sya udah nunggu dari jam 2 loh?" Aditsya dibalik kaca mata cewek itu menatap kesal Farrel yang baru saja tiba. Padahal mereka sudah berjanji...