*
*Terhitung sudah satu minggu setelah acara makan malam bersama kedua orang tua Farrel saat itu dan sekarang Aditsya tengah duduk anteng bersama beberapa paper bag berisi keperluannya. Sebenarnya Aditsya bisa saja meminta Bagas atau cowok nya yang lain untuk menemaninya hari ini tapi Aditsya sedang ingin sendiri dan menghabiskan waktu tanpa siapapun. Ya termasuk Bagas.
Namun sosok yang baru saja menyentuh bahunya membuat semua niat Aditsya hancur sudah.
Didepannya kini berdiri Arsyad dengan pakaian formal-nya. Sepertinya ayah dari Farrel itu baru selesai melakukan meeting di sekitar sini."Eh om Arsyad. Duduk om" walau sedikit enggan. Aditsya tetap bersikap sesopan mungkin. Dia tidak mau bersikap buruk didepan orang yang lebih tua darinya. Apa lagi ini Arsyad, orang yang begitu ingin dirinya panggil papah.
"Kamu lagi ngapain disini sya?" Aditsya menggeleng pelan.
"Gak ngapa ngapain Om, cuma iseng belanja aja. Heheh bosen di rumah" Arsyad mengangguk dengan senyum wibawanya. Membuat Aditsya sedikit merindukan Daddy.
"Kalo om sendiri lagi ngapain? Abis meeting sama klien? " Arsyad mengangguk membenarkan tanya Aditsya barusan.
"Ya gitu. Kebetulan abis meeting dan gak sengaja liat kamu di sini. Udah jam 12 kamu udah makan siang?" Aditsya menggeleng.
"Mau makan siang bareng? Om yang traktir. Anggep aja om lagi menang tander. " Aditsya mengangguk dengan kekehan kecil bersaut pelan dengan Arsyad yang ikut tertawa pelan.
"Om bisa aja. Boleh, tapi disini aja ya om. Aditsya udah kepalang mager hehe" Arsyad mengangguk sebelum kemudian mengangkat tangan memanggil salah satu pelayan.
"Kamu mau makan apa Sya?" Aditsya sedikit berfikir sebentar sebelum pilihannya jatuh pada pasta ayam dan jus melon.
"Oke pasta ayam satu jus melon satu, steak Russian satu sama watermalon satu mba" pelayan berlalu setelah mencatat dan meminta keduanya menunggu.
Di sela waktu, Arsyad mulai memulai obrolan ringan.
"Gimana sekolah kamu sya? Baik?"
"Baik kok Om, cuma ya lagi pusing pusing sama pelajaran. Ya biasa lah" Arsyad mengangguk.
"Kamu sama Farrel beda satu kelas kan ya?" Aditsya mengangguk, sedikit mulai merasa tak nyaman setiap kali nama Farrel terdengar dalam setiap obrolan.
"Iya om. Farrel kakak kelas aku" sebisa mungkin Aditsya berusaha tenang.
"Ah. Gitu. Gimana Farrel dulu sya? Dia baik gak?" Aditsya mengangguk setelahnya menggeleng pelan.
"Kok ragu gitu?"
"Ya Farrel baik kok Om. Cuma gak tau banyak." Aditsya ingin menghilang rasanya sekarang.
Beruntung makanan mereka sampai hingga Aditsya bisa sedikit bernafas lega dan mulai makan dengan tenang tanpa tanya Arsyad tentang lagi lagi masa lalunya bersama Farrel.
Aditsya baru saja hendak pamit undur diri sebelum kalimat Arsyad menghentikan gerakannya yang hendak beranjak.
"Aditsya mau kalau besok malem om undang ke acara makan malam keluarga lagi? Kan kemarin acaranya sedikit gagal."
"Um Aditsya.."
"Aditsya bisa datang kan?"
Aditsya terdiam sebentar. Dia tidak ingin melihat apa lagi bersama dengan Farrel tapi dia tidak bisa menolak permintaan Arsyad dengan tatapan memohon dibalik senyum wibawa pria dewasa didepannya itu.
Menghirup nafas panjang namun perlahan. Akhirnya Aditsya memutuskan untuk mengangguk, memaksa dirinya untuk baik baik saja saat itu tiba.
"Aditsya usahain Om. "
"Om harap kamu bisa dateng sayang. " Aditsya mengangguk setelahnya pamit undur diri sebelum Arsyad kembali memaksanya tinggal dan bertanya tentang masa lalu lagi.
Dia tidak akan mau menjawab atau lebih tepatnya tidak akan bisa menjawab dengan segala kebohongan terus menerus. Dia tidak akan mampu untuk itu.
___
Oke see you!
Much!
KAMU SEDANG MEMBACA
Past | Na Jaemin✅
Short StoryFollow sebelum baca oke? 🔞 BOYFRIENDS SERIES 01 "Kak Farrell! Kakak dari mana aja sih? Kok baru sampe? Sya sya udah nunggu dari jam 2 loh?" Aditsya dibalik kaca mata cewek itu menatap kesal Farrel yang baru saja tiba. Padahal mereka sudah berjanji...