-Part 21-

24 2 0
                                    

Yo bisa yo!

Enjoy Reading!

___

Farrel membenci dirinya benci sebenci bencinya! Dia rasa dirinya cowok paling goblok yang pernah ada di dunia ini. Mengapa dia begitu payah mengapa dia harus merasa putus asa hanya karena Aditsya tak kunjung memaafkan dirinya? Apa dia harus menjadi putus asa sekarang?

Apa dia tidak malu atas apa yang dia lakukan dulu sampai sampai mau menyerah sekarang? Tidak! Tidak! Dia tidak boleh menyerah sekarang! Dia harus bisa lebih tangguh dari sebelumnya, jika kemarin dia di tolak dan dia menyerah sekarang dia harus lebih kuat lagi, dia harus terus berjuang untuk mendapatkan maaf dari Aditsya. Seperti dulu, saat wanita itu meragu atas pengakuan cintanya dan lebih memilih menolaknya karena nasihat dari teman-teman wanita itu. Dan sekarang sepertinya Farrel harus lebih bekerja ekstra lagi untuk mendapat maaf dari Aditsya.  Ya benar begitu.

Tapi, entah kenapa dia punya firasat kalau Aditsya akan memaafkannya hari ini bahkan jantungnya berdetak lebih cepat memikirkan hal itu. Dia yakin firasatnya kali ini adalah benar dan Aditsya akan kembali padanya seperti dulu. Dia yakin itu.

Menuruni anak tangga, Farrel menyapa kedua orang tuanya dengan aura bahagia yang terpancar jelas dari wajah cowok yang sekarang duduk berhadapan dengan sang mamah.

"Kamu kenapa Rell? Kok keliatan nya bahagia banget? Ada sesuatu?" Arsyad  bertanya, perasaannya menjadi buruk saat melihat sang Anak semata wayang.

"Farrel juga gak tau Pah. Rasanya Farrel bahagia banget, mungkin ini pertanda kali ya kalau hari ini Aditsya bakal maafin Farrel" Arini menatap sang Suami sendu  dia juga merasa ada yang aneh.

"Amin, semoga hari ini kamu dapet maaf dari Aditsya ya sayang. Dan kalian bisa kembali kaya dulu" Farrel mengangguk dengan senyum yang tak luntur dari bibir cowok itu.

"Amin mah. Aku yakin 100% kali ini pasti bakal dapet maaf dari Aditsya. Tapi Mah, Pah kalau setelah ini aku gagal lagi boleh gak aku berhenti aja? Aku mau pergi dari kehidupan Aditsya" Arini menatap Arsyad. Entah kenapa feeling-nya sebagai seorang ibu berkata sebalik nya.

"Terus kamu mau pergi kemana?" Arsyad berusaha menepikan perasaan ganjal dalam hati nya.

"Ya kemana aja Pah. Keluar Negeri mungkin? Aku rasa setelah hari ini kalau aku di tolak lagi Aku gak tau harus apa dan mungkin ini terakhir kalinya. Kalau firasat aku salah dan Aditsya masih gak mau maafin aku, aku bakal pergi dari hidup Aditsya, Mah Pah. Aku bakal pergi sejauh yang aku bisa dan ngelakuin banyak kebaikan buat dapet maaf dari Aditsya di lain tempat" kembali Arsyad dan Arini saling menatap.

"Astaga! Mah Pah aku berangkat dulu, udah mau telat, aku berangkat Ya?" Farrel beranjak dari duduknya menyalimi tangan Arsyad sebelum kemudian berhenti pada Arini.

Saling menatap Arini maupun Farrel tak bisa berbohong saat mata mereka seolah menyirat kesedihan.

"Kok mamah nangis?" Arini mengusap sudut matanya.

"Loh? Mamah juga gak tau." Farrel mengangguk, mengambil tangan mamah nya Farrel justru mendekap sang Mamah dengan erat.

"Mah, entah kenapa aku ngerasa kangen banget sama mamah hari ini. Rasanya aku pengen meluk mamah seharian aja, tapi aku gak bisa. Mah maafin Farrel yang selalu ngecewain mamah, selalu buat mamah nangis. Selalu gak pernah dengerin apa yang mamah bilang. Mah, kalau aku pulang nanti tolong sambut aku ya. Buatin aku makanan yang enak dan banyak kita bagi bagi. Peluk aku pas aku pulang nanti ya Mah?" Arini menolak melepaskan genggaman tangan sang putra dia merasa akan ada sesuatu.

"Rell, gimana kalau kamu gak usah berangkat hari ini? Kita masak bareng? Terus bagi bagi kaya yang kamu pengen tadi, hm? Ya sayang ya? Kamu gak perlu sekolah" Farrel menggeleng pelan.

"Enggak Mah. Aku harus sekolah, ini bakal jadi hari terakhir aku berjuang buat Aditsya, aku mohon doanya. Doain aku biar bisa dapetin maaf Aditsya hari ini. Aku janji aku bakal lakuin banyak hal dan apapun buat dapetin maaf dari Aditsya. Jadi aku harus Sekolah. Kita masak nya pas aku pulang aja ya Mah. Kita bikin masakan yang enak. Tapi mamah masak dulu buat Aku makan oke? Hehe udah ah Aku berangkat dulu. Bay Mah Bay Pah" menatap Farrel dari jauh, entah kenapa membuat Arini dan Arsyad tanpa sadar menitikan air mata.

"Pah, Farrel pasti bakal pulang lagi kan? Dia keliatan bahagia banget dia gak berencana pergi jauh dari kita juga kan Pah? Pokoknya Mamah mau kalau Farrel pergi kita juga ikut dia Pah" Arsyad tak menjawab, pria itu masih tak mengalihkan pandangan dari pintu dimana sang Anak keluar tadi.

"Dia pasti pulang Mah" Arsyad mengangguk yakin yang sebenarnya kata yang pria itu ucapkan mencangkup berbagai arti.

_____

Ini kedua kali-nya aku nangis pas nulis cerita eh? Tiga kali kayaknya. Semoga feel-nya nyampe ke kalian.

See you!

Can you call me Xeira?

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang