*
*Aditsya sedikit menyesali keputusannya untuk menyetujui permintaan Arsyad dan Arini yang tak lain dan tak bukan merupakan orang tua Farrel untuk makan malam bersama. Dia sedikit menyesal, mengapa kemarin saat kedua orang tua Farrel memintanya untuk hadir dalam acara makan malam sederhana ini dia tidak menolak. Mengapa dia menyetujui itu dan berakhir dengan terus merasa tak nyaman apa lagi saat Farrel duduk tepat di sampingnya. Sudah persis seperti sepasang kekasih yang tengah berada dalam makan malam keluarga yang harmonis.
Harmonis yang bagaimana? Dia saja rasanya ingin menghilang sekarang juga. Ah sudah lah tak perlu terlalu banyak menggerutu. Yang terpenting sekarang adalah dia harus bersikap baik dan menyelesaikan ini semua dengan segera. Aditsya mulai jengah saat mendengar terus menerus cerita Farrel tentang masa lalu mereka. Masa masa yang sangat ingin Aditsya ubah kalau dia bisa memutar kembali waktu. Sialnya semua tak akan pernah bisa.
"Jadi kalian dulu pernah pacaran?"
Attention Aditsya sontak terfokus pada Arsyad yang menanyakan tentang hubungannya dimasa lalu dengan Farrel. Tunggu apa cowok disampingnya ini menceritakan banyak hal tentang mereka disaat dirinya tengah melamun tadi?
"Benar Aditsya? " terpaksa Aditsya mengangguk dengan senyum yang dipaksa terlukis.
"Wahh kenapa kalian gak pacaran lagi aja?" Sontak pertanyaan itu membuat Aditsya terbelalak.
Dia? dan Farrel. Kembali bersama? Hell no! Mana mau dia mengulang masa masa memuakkan itu? Dia tak akan pernah mau!
"Kita udah ngerasa gak cocok tante, om. Mending sekarang temanan aja" Aditsya bersumpah dia ingin mengutuk dirinya sendiri sekarang.
"Ahh ya. Lagian banyak yang awalnya temenan ujung ujungnya nikah ya kan pah? Apa lagi kalian sempet ada kisah" Arsyad mengangguk setuju. Berbanding terbalik dengan Aditsya yang menggumam 'amit amit' dalam hati.
Farrel beranjak membuat atensi mengarah pada cowok itu juga dengan Aditsya yang mendongak menatap Farrel yang berdiri disampingnya.
"Mah pah, aku mau ngomong bentar sama Aditsya ya" Arsyad maupun Arini menatap penuh tanya namun tak ayal mengangguk membiarkan anak mereka menarik tangan Aditsya agar mengikutinya.
Oke Aditsya mulai semakin muak sekarang.
Sampai di area samping rumah yang merupakan area kolam renang, Aditsya menatap Farrel datar dengan tangan terlipat didepan dada.
"Kenapa sih? Lo ngulur waktu tau gak? Gak tau gwe mau pulang?" Aditsya mengungkapkan keluhannya.
"Kamu bisa gak sih Sya, bersikap lebih baik lagi. Aku tau kamu gak suka tapi tolong jangan tunjuk in itu sama mamah papah" Aditsya mendesah kasar.
"Lo tau gwe gak pernah suka satu meja sama lo? Terus kenapa lo ngerasa ke usik karena itu? Apa lo bilang tadi? Jangan tunjuk in kalo gwe gak suka ada lo di samping gwe? Kalo lo mau tau, gwe gak bakal pernah mau ada disini kalau bukan karena kedua orang tua lo! Dan harusnya lo beruntung gwe cuma jawab seadanya. Bukan jelasin lebih rinci gimana lo dimasa lalu, sialan!"
Aditsya mengalihkan pandangan. Ingin menangis rasanya kalau mengingat betapa brengseknya cowok didepannya dimasa lalu.
Menggapai tangan Aditsya untuk digenggam. Farrel berharap dia bisa meluluhkan hati Aditsya sekarang. Dia berharap penuh sekarang.
"Sya, aku tau aku salah. Aku minta maaf buat semua hal yang aku lakuin di masa lalu sama kamu. Aku mohon maafin aku" untuk sesaat Farrel merasa dia melihat air mata pada kedua kelereng indah milik Aditsya. Air mata memaafkan. Farrel yakin itu tapi saat seketika Aditsya menghempaskan tangannya Farrel merasa dia hancur detik itu juga.
"Jangan harap gwe mau maafin lo yang brengsek, Bajingan sialan Bangsat!" Aditsya beranjak, meninggalkan Farrel yang menatapnya tak mengerti.
Sungguh Aditsya muak, dia ingin pulang dia lelah harus terlihat baik baik saja dengan senyum palsu padahal hatinya ingin terus memaki cowok sialan bernama Farrel itu.
Menatap kedua orang tua Farrel dengan rasa tak enak hati Aditsya terpaksa melakukan ini. Dia merasa hari ini sudah cukup sampai disini. Dia tak mau berlama lama lagi dengan pria di masa lalu nya yang buruk.
"Om tante, maaf Aku pamit pulang lebih awal. Mendadak pusing soalnya gak papa kan?" Arini menatap Aditsya khawatir dengan sikap Aditsya yang mendadak pamit pulang.
Beranjak untuk mengusap bahu Aditsya, Arini bertanya cemas.
"Kamu gak papa Sya? Apa Farrel ngomong macem macem tadi? Atau kenapa?" Aditsya tau Farrel berada di belakangnya sekarang. Terbukti dari tatapan Arini yang sempat menatap kebelakang.
"Enggak kok Tante. Aditsya cuma mendadak pusing aja pen istirahat di rumah" Arsyad menggeleng kemudian ikut berdiri dan menghampiri.
"Ya udah kalo gitu biar Farrel anterin kamu pulang ya Sya?" Aditsya menggeleng pelan. Menolak sehalus mungkin.
"Gak usah om. Supir Aditsya udah nunggu di depan. Aditsya gak papa kok. Aditsya pamit ya om tante selamat malam" Aditsya segera beranjak setelah mengambil tas nya.
Meninggalkan tatapan curiga dari Arini dan Arsyad yang sekarang tertuju pada Farrel yang diam berdiri tanpa suara.
"Kamu apain Aditsya sih Rell?"
"Farrel gak ngapa ngapain Aditsya kok mah. Kita cuma ngobrol bentar. Mungkin emang Aditsya lagi gak enak badan"
"Ish! Harusnya kamu anter dia Rell kan kasian Aditsya. Duh anak cantik" Arini menatap sendu. Namun tak ayal kembali duduk dan meminum minumannya.
Farrel menghela nafas pelan sebelum kemudian beranjak menuju pintu depan. Namun tepat saat dirinya tiba di pintu mobil yang membawa Aditsya telah berlalu. Menyisakan sesak dalam dada Farrel yang menatap nanar gerbang yang perlahan ditutup oleh satpam rumahnya.
Dia merasa bodoh melukai Aditsya dimasa lalu.
___
Gak mau bilang banyak banyak kata. Cuma mau bilang maaf buat semua yang udah nunggu cerita series Boyfriends.
Aku gak tau aku kenapa, ngerasa gak mood banget buat nulis padahal ide udah numpuk kaya baju kotor. Tapi gak papa sekali lagi aku minta maaf.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Past | Na Jaemin✅
Short StoryFollow sebelum baca oke? 🔞 BOYFRIENDS SERIES 01 "Kak Farrell! Kakak dari mana aja sih? Kok baru sampe? Sya sya udah nunggu dari jam 2 loh?" Aditsya dibalik kaca mata cewek itu menatap kesal Farrel yang baru saja tiba. Padahal mereka sudah berjanji...