*
*"Yang Aditsya bilang bener pah mah"
"Aku udah ngambil keperawanan dia, bahkan jadiin dia bahan taruhan mobil sport yang aku bilang menang dari balapan." Tanpa babibu Arsyad dengan keras menampar Farrel yang membuat cowok itu tersungkur ke tanah.
Arini hanya bisa menutup mulut, tidak menyangka anak kebanggaannya akan melakukan hal sebrengsek itu. Selama ini dirinya selalu menyayangi Farrel, menasehati anaknya untuk tidak mempermainkan hati wanita mana pun tapi sekarang. Bahkan anak yang selalu dia banggakan itu telah menghancurkan hati wanita yang ingin sekali Arini jadikan sebagai menantu. Arini tak menyangka. Dia sangat kecewa.
"Astaga! Farrel kamu sadar apa yang kamu lakuin!" Farrel mengangguk ditengah usapannya pada bibir cowok itu yang mengeluarkan darah.
"Salama ini kami gak ngelarang kamu buat ngelakuin apapun yang kamu mau! Tapi kenapa kamu harus ngelakuin hal sebejad itu Farrel Arsyad!" Arsyad tak habis pikir terhadap semua ini.
"Papah selalu bilang sama kamu, jaga perasaan wanita. Karena kamu lahir dari rahim seorang wanita! Apa kamu gak mikir gimana kalau anak kamu nanti diperlakukan seperti apa yang kamu lakuin sama Aditsya? Apa kamu bakal diem aja?" Arsyad menggeleng pelan.
"Papah yakin Aditsya masih melindungi kamu sampe sekarang! Kalau enggak papah nya pasti masukin kamu ke penjara dari 2 tahun yang lalu! Kamu sadar gak sih kamu udah ngelakuin hal yang bener bener salah!" Mengusap wajahnya kasar Arsyad tak pernah menduga bahwa acara makan malam yang yang dia kira akan berjalan dengan penuh kebahagiaan berakhir seperti sekarang. Berakhir dengan kebenaran yang menghancurkan kebanggaannya.
Beranjak berdiri, Farrel hendak meminta maaf sebelum tangan Arsyad kembali terangkat.
"Jangan bicara apapun Farrel! Sekarang kamu masuk dan renungin semuanya!"
Tanpa banyak kata Farrel segara memasuki rumahnya, menuju kamar yang dulu pernah jadi saksi percintaan dirinya dan juga Aditsya yang sekarang sangat amat dia sesali.
Andai dia tidak pernah menerima tantangan teman temannya dulu. Andai dia tidak pernah berselingkuh dari Aditsya.
Andai dia tidak pernah menjadikan sexs sebagai tolak ukur atas pengakuan cintanya. Mungkin mungkin sekarang dia masih bisa bersama dengan Aditsya yang lugu, Aditsya yang selalu menunduk malu malu. Aditsya yang tak pernah melipat tangan didepan dada dengan pandangan ponggah dan sorot merendahkan dengan benci. Mungkin dia masih bisa bersama dengan Aditsya, mengenalkan cewek itu pada kedua orang tuanya dengan bangga. Dan kepercayaan tak akan pernah dia hancurkan.Farrel tertawa dalam remangnya kamar yang sengaja tak ia nyalakan lampunya, hanya dengan cahaya bulan dari balkon dia mulai mengingat kata kata Aditsya barusan. Ada benarnya, bahwa mobil sport yang dia dapatkan bukan apa apa bahkan tidak ada harganya untuk Aditsya dan keluarga wanita itu. Farrel tau bahwa Aditsya bukan wanita cupu, lemah dan miskin yang seperti orang kira. Dia tau siapa Aditsya dan latar belakang wanita itu yang mungkin tak banyak yang tau.
Sekali lagi Farrel tertawa dalam sepinya ruangan. Dia ingat saat Aditsya menanyakan apa yang dirinya mau saat ulang tahun. Bahkan Aditsya menawarkan mobil sport kala itu yang mendapat gelak tawa dari Farrel yang belum tau tentang Aditsya. Dia bodoh jika di pikir pikir dan papah nya bener.
Mungkin sampe sekarang Aditsya masih melindunginya. Karena kalau tidak mungkin orang tua dari Aditsya sudah memenjarakannya atau menghukumnya."Bahkan setelah semua hal jahat yang aku lakuin sama kamu, kamu masih berbaik hati gak pernah bilang sama mamah papah kamu Sya. Betapa bodohnya aku dulu?" Mengusap wajahnya pelan Farrel menatap bulan yang bersinar dari bintang yang berkelip.
"Maafin aku Sya"
*
*
_______Maaf banget buat Jaem.
Maaf udah jadiin kamu jahat di story ini. Huhu.Kamu harus tau Jaem kalo aslinya aku sayang sama kamu. Terlepas dari cerita ini pastinya.
Oke see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Past | Na Jaemin✅
Short StoryFollow sebelum baca oke? 🔞 BOYFRIENDS SERIES 01 "Kak Farrell! Kakak dari mana aja sih? Kok baru sampe? Sya sya udah nunggu dari jam 2 loh?" Aditsya dibalik kaca mata cewek itu menatap kesal Farrel yang baru saja tiba. Padahal mereka sudah berjanji...